18

19 4 8
                                    

WARNING!!!

SEBELUM MEMBACA READER DI HARAPKAN MENYIAPKAN HATI DAN JANTUNG KARENA EPISODE KALI INI BANYAK HALU NYA.

PUNGUT CORPORATION 18

Setelah menyelesaikan sarapan nyaNabiel dan Shabina segera pamit dari kediaman orang tua Shabina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah menyelesaikan sarapan nya
Nabiel dan Shabina segera pamit dari kediaman orang tua Shabina.

Mereka berdua segera pergi menuju
Gedung yang akan mereka pakai untuk pernikahan. Pergi ke butik untuk memilih baju dan gaun yang akan mereka kenakan nanti . Pergi ke event organizer untuk membicarakan susunan dan rancangan acara pernikahan
Setelah itu pergi menuju pencetak undangan .
Dan terakhir mereka akan pergi untuk makan siang bersama .

Di perjalanan menuju restoran sebelum makan siang Shabina terlihat hanya diam saja . Menatap jendela mobil melihat kearah sekitar jalan.

Sedangkan Nabiel hanya terfokus pada jalanan . Tanpa ada niatan untuk ada yang membuka pembicaraan karena biasanya jika mereka mengobrol hanya akan berisi tentang basa basi dan gombalan gombalan receh dan berakhir dengan rona di pipi mereka .

Tak ada yang menanyakan sesuatu ke hal yang lebih intim agar saling mengetahui satu sama lain bukankah mereka akan menikah sudah semestinya mereka saling mengenal secara personal dan lebih dekat.

Tak terasa setelah mereka menikmati keheningan telah sampailah mereka ketempat yang dituju
Sebuah restoran sederhana di pinggir danau indah dengan panorama alam luar biasa danau jernih di kelilingi perbukitan dan banyak pohon mengelilingi pemandangan yang menyejukkan mata.

Ketika Nabiel membukakan pintu untuk Shabina . Shabina sedikit terkejut

"Ah terimakasih" ucap Shabina masih dalam mode terkejut nya.

Lalu Nabiel mengulurkan tangannya untuk Shabina yang dibalas oleh sang empunya .
Lalu Shabina menyunggingkan senyum manisnya.
Setelah menutup pintu mobil mereka jalan masuk menuju restoran dengan tangan saling berpautan .

Setelah sampai di meja yang mereka pesan Nabiel menarik kursi yang akan Shabina duduki mempersilahkan gadisnya duduk terlebih dahulu .
setelah Shabina mendudukkan dirinya di kursi dengan nyaman Nabiel pun mendudukan dirinya di seberang Shabina.

"Terimakasih" lagi lagi Shabina berterimakasih atas perlakuan Nabiel

Duduk berhadapan di sebuah restoran , memandangi pemandangan indah , makan siang berdua dengan romantis dan di perlakukan seperti seorang putri
Seperti mimpi rasanya tapi lebih indah .

Dengan degup jantung yang sedari tadi tak berhenti berdegup dengan kencang dan rona merah yang sedari tadi dan senyum yang terukir manis sedari tadi menghiasi wajah sang gadis .

Mencoba menyembunyikan kebahagiaannya rasanya tak mungkin Shabina lakukan sekarang ia tak ingin terlihat terlalu munafik kali ini biarlah ia terlihat dungu di depan calon suaminya tanpa harus ada yang ditutupi nya.

PUNGUT CORPORATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang