"Taaeeeyeeooonn"
Kubuka mata setelah mendengar teriakan super kencang dari eomma tercinta. Sebenarnya suara itu sudah berulang kali menggema di semua sudut rumahku. Aku meringis kesal sambil menjambak rambutku sendiri. Eomma sengaja membuat suara gaduh diluar sana supaya aku bisa bangun.
"Iyaaaa eommaa aku banguun! Aish berisik sekali" teriakku sembari beranjak dari tempat tidur. Suara eomma sudah tidak terdengar lagi, membuatku menghela napas lega.
Aku pergi ke kamar mandi untuk membasuh muka supaya tidak membuatku mengantuk lagi. Aku melirik pada luka ditanganku, ini bekas kejadian semalam. Masih terasa sakit karena aku sama sekali tidak mengobatinya.
"selamat pagi unnie" sapaan dari Hayeon kubalas dengan senyuman tipis.
"kau ini sulit sekali untuk kubangunkan" aku hanya menyengir mendengan ocehan eomma.
Rasa bingung menyelimutiku ketika melihat begitu banyak makanan hingga hampir membuat penuh meja makan. Tidak biasanya eomma memasak sebanyak ini.
"ada apa ini? Apa eomma baru saja menerima uang dari Appa?" tanyaku sembari kebingungan akan makan yang mana.
"eum bisa jadi, tapi bukan itu alasan utama eomma"
Aku mengerutkan kening, "lalu apa? Apakah aku akan dijodohkan lagi dengan nyonya Baekhyun? Aish eommaaaa"
"hey jangan sembarangan kau, dia itu lelaki"
"setengah wanita" umpatku.
"keluarga Jung akan datang kemari setelah sekian lama. Setelah bertahun-tahun di Amerika, ternyata mereka masih mengingat Korea, dan kita."
"huh? Siapa mereka?" eomma menatapku dengan tatapan tidak percaya. Aku menaikkan bahu meyakinkan eomma bahwa memang aku tidak ingat.
"Bagaimana kau bisa lupa Taeyeon. Kau jahat sekali"
"apa? Serius eomma, aku lupaa"
"mereka adalah tetangga kita dulu saat masih di Jeonju. Kau dan anak mereka, Sooyeon Jung dulu itu adalah temanmu. Hayeon yang masih sangat kecil saja mengenalnya, ya kan?" eomma melempar pandang pada Hayeon yang kini menganggukan kepalanya.
Aku mencoba mengingat siapa itu keluarga Jung. Mencoba kembali ke masa kecilku. Dan ya! Aku melihatnya, gadis kecil yang selalu memintaku untuk mengikatkan rambutnya. Si gadis cengeng itu.
"oke aku ingat" eomma dan Hayeon tiba-tiba bertepuk tangan setelah aku mengucapkan hal itu. Tatapan bingungku membuat mereka terdiam, dan tertawa bersama merutuki tingkah kekanak-kanakan kami.
Selama mengunyah makanan dimulutku, pikiranku berlari pada Sooyeon Jung. Saat itu wajahnya sangat imut. aku mulai ingat bagaimana dulu kami pernah berkeliling ke rumah tetangga yang lain untuk meminta uang, itu sangat memalukan. Aku juga ingat, pernah bermain hujan-hujanan lalu besoknya kami berdua jatuh sakit.
Sekarang ia pasti sangat berbeda. Aku mulai membayangkan bagaimana bentuk wajahnya yang sekarang. Em biar kutebak, kulitnya pasti hitam, karena dulu ia selalu mengajakku pergi bermain sepeda di tengah teriknya matahari. Lalu matanya pasti sangat sipit, karena ia tukang tidur. Rambutnya ikal, karena ia selalu memintaku untuk mengepang rambutnya. Baiklah, sekarang kita tunggu apakah tebakkanku itu tepat?
•••
Tepat gak tuh?