"Taetae!"
Aku langsung menoleh ketika mendengar suara yang sudah aku kenal dengan baik. Dan nampaklah Tiffany dengan dress pink sederhananya. Tunggu, dress itu- adalah hadiah yang dulu pernah aku berikan padanya. Ya ampun dia memakainya?
Aku menyuruh Tiffany untuk duduk disebelahku. Sudah sekitar sepuluh menit aku menunggunya. Aku mengangkat tangan memberi isyarat pada pelayan yang kemudian menghampiri kami. Setelah pelayan pergi, aku menatapnya dan dia memberiku eyes smile yang tentu saja aku merindukannya.
"kau masih belum bisa menghilangkan kebiasaanmu, ya? Terlambat pada waktu yg telah dijanjikan." sindirku sambil meminum minuman pesanan yang baru saja datang.
Tiffany terkekeh pelan. "maafkan aku, Taetae."
"aku hanya bercanda. Aku yang harusnya minta maaf karena kemarin tidak bisa menemanimu, karena ada hal yang sangat penting."
"apa hal penting itu sampai melebihi aku?" seru Tiffany sambil menaikan alisnya seperti sedang menggodaku.
"Sooyeon Jung." jawabku tanpa ragu dengan senyum lebar, karena tiba-tiba saja wajah gadis es itu muncul.
Tiffany diam. Tidak berkutik sama sekali. Hanya tersenyum.
"Jadi ada masalah apa antara kau dan Nickhun?" tidak. Aku baik-baik saja.
"jangan dulu membahasnya, kenapa kita tidak mengobrol yang ringan-ringan dulu saja, Tae. Bagaimana kabarmu? Kenapa aku jarang melihatmu di kampus?" tanya Tiffany menatapku selidik.
"hmm ya, mungkin kau sibuk." ya, sebenarnya aku menghindarimu Tiffany Hwang.
"apa? Lebih jelas tolong, Tae."
Aku menghela napas. "beberapa hari ini aku tidak masuk kuliah. Aku sedang mempersiapkan mental."
"mempersiapkan mental? Untuk apa?"
Sooyeon akan pergi.
"besok adalah episode terakhir drama yang sedang ku tonton." ucapku mematahkan ekspektasinya.
"Tae! Kau ini selalu saja mengeluarkan lelucon. Tapi- aku merindukanmu." aku diam.
"aku sudah ada dihadapanmu."
"benarkah?"
"huh?"
"nope."
Ada apa dengan Tiffany.
• • •
Aku baru saja sampai. Sebenarnya pertemuanku dengan Tiffany terlalu singkat, sebenarnya Tiffany mengajakku untuk pergi berjalan-jalan tapi aku menolaknya. Beralasan aku harus menemani hayeon di les musiknya. Sebenarnya karena aku saja yang ingin cepat-cepat berada dirumah, itu saja.
Tiffany menceritakan masalahnya dengan Nickhun yang akupun sebenarnya tidak begitu menyimaknya. Aku hanya mengangguk layaknya pendengar yang baik, namun aslinya pikiranku ada pada si gadis es itu. Memang etika yang buruk, tapi daripada hatiku panas mendengar ocehan Tiffany lebih baik menyejukannya dengan memikirkan gadis Everest itu.