Aku terbangun disambut cahaya matahari dan keheningan. Kepalaku masih terasa sakit, mungkin akibat sampanye kemarin. Sambil melemaskan otot dan berharap rasa pusing di kepalaku lenyap. Aku melirik ponsel, pukul 8.00. Melangkah menuju jendela dengan terhuyung-huyung. Membuka tirai dan tampak langit terlihat menyala terang berwarna merah muda dan biru, awannya berwarna serupa dengan buah persik.
"selamat pagi semua" aku berjalan ke arah dapur sambil memegang kepala.
"kau hanya minum satu gelas Taeng" ucap eomma yang mengoleskan selai itu ke roti dan menyodorkannya di atas piring padaku.
"kau tau? Sooyeon hampir habis empat gelas" kata Ajumma. Aku melirik kearahnya yang memalingkan wajah.
Aku mengigit roti sedikit, "yah kemarin aku minum karenanya"
Ia menampakan raut wajah yang aneh, aku tidak bisa membacanya. Ia memang terlihat dingin tapi juga sekaligus ada rasa marah di dalamnya. Aku terus memandanginya tanpa jeda, dan aku tahu ia sadar akan tatapan itu. Aku terkejut ketika tiba-tiba ia membalas mataku dengan tatapan tajam hingga membuatku merinding.
"permisi" ucapnya setelah menghentikan tatapan itu.
22.00
Malam itu dingin, dan langitnya cukup jernih hingga aku bisa melihat bintang-bintang. Aku berhenti di trotoar di bawah kemilau papan tanda sangat mencolok terang mata, yang mengedipkan kata SSB. Bar ini tidak terlalu jauh dari rumahku, hanya perlu berjalan selama lima belas menit. Aku melewati cahaya biru neon papan tanda di jendela depan, lalu masuk.
Henry, bartender itu mengangguk kepadaku saat aku masuk, menyelusup di antara orang-orang yang mengelilingi Sooyoung. "aku datang"
Ia tersenyum, "aku terharu kau datang"
Dia memanggil bartender. "satu gelas lagi""aku tidak mau"
Dia meninju lenganku, "ini bukan untukmu haha"
"bagaimana kabar Jessica?"Aku merasa terganggu dengar suara musik yang menggema di seluruh ruangan. Aku benci keramaian yang seperti ini. Bau Bar juga sangat aku benci. Tapi Sooyoung mengatakan ada hal penting yang ingin dia bicarakan.
"untuk apa menanyakannya?" kataku, merasa tidak nyaman dengan pertanyaan Sooyoung.
"seharusnya kau mengajaknya. Aku ingin bertemu lagi dengannya"
Aku merasakan secercah kekesalan dan kemarahan dalam diriku, "Soo, hal pentingnya mana?"
"kenapa kau tidak ke kampus?"
Aku menghela napas, "malas"
"ini" Sooyoung memberikanku kartu berwarna pink, mengingatkanku pada Tiffany.
"Tiffany memintaku untuk mengundangmu, katanya ia tidak menemukanmu di kampus"
Ternyata memang benar, Birthday party Tiffany. Aku melupakan tanggal ulangtahunnya. Aku yakin disana pasti ada si Nickhun, mereka akan membuatku patah hati kembali.
"aku bingung"
"kenapa bingung?" sooyoung menatapku dengan aneh.
"ajak Jessica, buat Tiffany cemburu"Perkataannya membuatku terpaku. Aku ingin membalas dengan jawaban yang cerdas, tapi pikiranku membeku dan hatiku terasa panas.
"bagaimana bisa Tiffany cemburu, kau gila" aku turun dari bangku.
"Taeng, dia selalu menanyakan hubunganmu dengan Jessica saat kami bertemu"
"yaya, terimakasih infonya, Soo. Sampai jumpa"