Chapter 12

149 13 0
                                    

Matahari menyeruak masuk ke dalam celah-celah kamar Zoya, cahaya matahari yang begitu terpancar menganggu tidur Zoya. Ia pun akhirnya bangun karena terusik

Hoammmm Zoya menguap dan mengerjapkan matanya pelan, rambutnya yang masih berantakan tissue di mana-mana akibat semalam Zoya menonton drakor yang menurutnya sedih. Zoya pun bergegas mandi, setelah 15 menit ia keluar dari kamar mandi dan memakai seragam tidak lupa pula ia menggunakan lip balm agar tidak pucat, menurutnya sudah rapi Zoya turun untuk sarapan pagi.

"morninggggg" Sapa Zoya yang tidak lupa dengan senyum manisnya, ia mencium pipi ayah dan mamanya.

"Morning too sayang"

Mereka semua sarapan dengan tenang tidak ada yang bicara satupun semuanya tenang yang ada hanya suara perpaduan antara sendok, garpu dan piring. Setelah selesai makan zoya menaruh piring di dapur lalu mencucinya, orang tuanya selalu mengajarkan zoya hidup mandiri. Ketika zoya sedang asyik mencuci piringnya Ando Mengangetkannya dari belakang.

"WOI ASIK AMAT"

Zoya terpelonjat kaget ia melirik sinis kepada sang abangnya.

"Emmm bang lo tau anak tante karin yang lelaki itu?" Tanya zoya ketika Ando sedang mengambil sesuatu di kulkas

Ando mengerutkan dahinya "iya bagas kan kalo gak salah namanya". Zoya mengangguk

"Kenapa? Oh atau jangan-jangan lo su__" Belum sempat ando berbicara dengan Zoya ayahnya sudah memanggil Zoya untuk pergi sekolah.

"Gak usah kepo gue cuma nanya" Ucap Zoya yang mencium pipi abangnya lalu pergi begitu saja.

Di perjalanan Zoya mengutak-atik radio di mobil milik ayahnya. Jakarta hari ini sangat macet untung saja Zoya berangkat lebih pagi, ini pun perintah dari sang ayah agar ia berangkat bersama putrinya. Ayahnya hari ini ingin cek up kembali, makanya Zoya berangkat lebih pagi. Ia terus mengutak-atik tapi tidak menenumui lagu yang pas untuk hatinya saat ini.

"Gimana kamu sudah memastikan perasaan mu dengan sang ketua futsal itu?" Tanya rizal di sela-sela keheningan, Zoya pun menggangguk.

"Lalu kapan kamu ingin mengungkapkan perasaanmu itu?" Tanya ayahnya lagi

Zoya mengangkat bahunya "entahlah yah"

Rizal mengusap rambut anaknya penuh sayang ia sangat paham dengan perasaan Zoya yang masih terlihat labil. Mereka pun akhirnya sampai di sekolah Zoya, Zoya langsung pamit dan mencium pipi ayahnya.

"Sekolah yang rajin ya" Kata rizal memberi nasihat. Zoya tersenyum ia keluar dari mobil ayahnya dan pergi ke kelasnya. Selama di perjalanan menuju ke kelas nya banyak sekali sepasang murid melihat kearahnya dengan berbagai tatapan.

"Oh dia yang lagi deket sama bagas"

"Ya ampun Zoya cantik banget"

"Mata gue langsung seger bro liat yang bening pagi-pagi"

"Sok cakep banget, gak pantes sama bagas"

"Iya gak cocok, bagas mah cocoknya sama lisa"

Ya kemungkinan seperti itu lah komentar-komentar para netizen di pagi hari. Zoya mempercepat langkahnya pikirannya kembali pada ucapan gadis tadi di Koridor tentang cewek bernama lisa. Tiba-tiba langkahnya terhenti ketika ada seorang murid perempuan menghalangi jalannya.

"Jadi lo yang namanya zoya?" Tanya gadis berambut sebahu dengan warna merah seperti jengger ayam. Zoya mengangguk menatap heran kedua perempuan yang cantik di depannya.

Friendzone [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang