Part 17

16 4 1
                                    

Bel pulang sekolah pun berbunyi. Semua siswa-siswi berhamburan keluar kelas dan pulang kerumahnya masing-masing.

Vayla dan teman-temannya jalan menuju gerbang sekolah.

"Ve, lo di jemput siapa?" Tanya Vivi.

"Gua di jemput pak Bimo."

"Ohh"

"Gais, gua udah di jemput tuh. Duluan yaa. Bye." Ucap Michelle setelah itu segera berlalu menuju ke mobilnya.

"Byee"

Setelah itu ada mobil berwarna hitam berhenti di depan mereka " eh gais, gua juga udah di jemput, duluan ya babay" ucap Angella.

"Iya, byee hati-hati ya ngel"

Vayla dan Vivi masih menunggu jemputan nya masing-masing.

"Pak Bimo lama banget sih jemputnya, huh." Ucap Vayla.

"Gua juga nih ve, abang gua kebiasaan ngaret, ck!" Ucap Vivi.

Tiba-tiba ada motor ninja berhenti di depan mereka. Vayla dan Vivi pun terkejut melihat siapa yang datang. Vivi menatap sinis ke cowok yang ada di depan mereka sekarang.

"Ve, pulang aja yuk." Ucap Vivi dan Vayla menganggukkan kepalanya. lalu Vivi menarik tangan Vayla dan segera pergi.

"Tunggu dulu" cegah cowok tersebut.

"Kak Chandra mau ngapain sih?" Tanya Vivi kesal.

"Gua mau ngomong sama Vayla"

"Tapi Vayla gamau ngomong sama kakak!"

"Masa? Vayla aja diem tuh, gak ngomong kalau gamau."

"Ish, udah deh kak mending kakak pergi aja. Gausah ganggu Vayla lagi."

"Gua cuman mau ngomong sebentar sama Vayla. Gua mau jelasin kenapa gua bersikap kayak tadi."

"Ve, emang lo mau ngomong sama kak Chandra?" Kata Vivi kepada Vayla. Vayla tetap diam tidak menjawab.

"Tuh, liat kak. Vayla gamau ngomong sama kakak"

"Diem deh lo. Pulang aja sana duluan. Biar Vayla sama gua, ribet dasar!"

"Dih, gak!"

"Ve, plis gua mau ngomong sebentar aja." Ucap Chandra memohon kepada Vayla.

"Vi, lo pulang duluan aja ya." Ucap Vayla.

Vivi membulatkan matanya.
"Lo sama kak Chandra?!" Tanya Vivi kaget.

"Iya vi, gapapa. Gua pulang sama kak Chandra aja."

"Tuh, denger!" Ucap Chandra sambil menjulirkan lidahnya ke arah Vivi.

"Ish! Awas aja lo ya nyakitin sahabat gua lagi!" Ucap Vivi dan matanya melotot kepada Chandra.

"Gak bakal" jawab Chandra tegas. Vivi manatap sinis Chandra.

Vivi segera pergi dari hadapan Chandra dan Vayla, dan kebetulan abangnya sudah datang menjemput.

"Ve, gua duluan ya" kata Vivi kepada Vayla.

"Iya, hati-hati. Byee vi"

Vayla tetap berdiri di depan Chandra dan membuang muka.

"Naik" ucap Chandra datar.
Namun Vayla tidak merespon.

"Ve..."

"..."

"Ayo naik ve" ucap Chandra dengan suara lembut.

Vayla naik ke motor Chandra.

Di perjalanan mereka berdua sama sekali tidak berbicara. Hening. Itulah yang terjadi. Akhirnya Vayla membuka percakapan.

"Kita mau kemana?" Tanya Vayla bingung.

"Liat aja nanti"

Chandra memberhentikan motor nya. Lalu segera turun.

Chandra sedang melipat slayer berbentuk persegi panjang, dan Vayla pun bingung.

"Ngapain kak?" Tanya Vayla bingung. Chandra memasang slayer itu ke wajah nya.

"Diem, nanti juga tau"

"Gua kan gak bisa liat kak" ucap Vayla yang sekarang matanya tertutup oleh slayer yang tadi dipasangkan Chandra.

"Sebentar"

"Mau di bawa kemana sih, kok gak nyampe-nyampe daritadi. Capek tau jalannya"

"Bawel banget, tinggal ikut aja."

Chandra sudah berhasil membawa Vayla ke tempat yang ia siapkan. Lalu Chandra membuka slayer yang menutup mata Vayla.

Vayla membuka matanya perlahan, lalu ia membulatkan matanya. Ia sangat terkejut sama apa yang ia lihat sekarang.

Vayla dan Chandra sekarang berada di tengah-tengah lilin yang berbentuk love.

"Kak" ucap Vayla sambil menutup mulutnya tidak percaya sama yang ia lihat. Vayla sangat suka dan tidak menyangka ia berada disini sekarang.

Chandra berjongkok di hadapan Vayla. Lalu mengambil kedua tangan Vayla untuk di genggam erat dengan tangannya.

"Ve, maafin sikap kakak yang tadi ya. Kakak gak bermaksud buat kamu nangis. Maafin kakak ya plis" ucap Chandra tulus.

"Kakak Itu niatnya cuman mau kerjain kamu. Kakak cuman mau diemin kamu sebentar dan pengen tau gimana respon kamu pas kakak diemin, tapi kakak salah. Kakak udah bikin kamu nangis, maafin kakak yaa." Ucap Chandra menyesal.

"Bangun kak, aku udah maafin kakak" ucap Vayla membujuk Chandra supaya berdiri.

"Ve"

"Iya kak?"

"From the first time i see you. I've fallen in love with you. I promise you to make you happy everyday. Will you be my girlfriend?" Ucap Chandra tulus.

Vayla sangat kaget mendengarnya dan terharu. Ia berfikir sejenak.

"Y-Yes i will" ucap Vayla. Chandra senang mendengarnya, lalu ia berdiri dan memeluk Vayla.

Vayla membulatkan matanya. Jantungnya berdegup sangat kencang. Ia sangat kaget karena Chandra tiba-tiba memeluk nya dengan sangat erat sehingga membuat Vayla nyaman di pelukannya. Lalu Vayla membalas pelukan Chandra dengan sangat erat dan tersenyum bahagia.

"Makasih ya ve"

"Iya sama-sama kak"

The ice inside your eyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang