Bab 2

97 20 16
                                    

“Aku tau kamu bohong, mata mu yang menjelaskan.”


“Woyy, Yan, lo bisa diem gak sih?!! Suara lo itu jelek pake banget, jadi lebih baik lo diem aja!” omel Zifa pada Yayan yang dari tadi tidak bisa berhenti bernyanyi sambil membawa sapu untuk dijadikan microfone keliling kelas.

“Kek suara lo bagus aja,” jawab Yayan sengit

“Eh gini-gini gue adiknya Agnes Monica. Lo tau? Agnes Monica tuh belajar nyanyi dari gue dan bisa dipastikan suara gue gak kalah jauh sama suaranya Agnes,” balas Zifa tak kalas sengit

“Oh lo mau nikah, Zif? Kapan? Undang-undang gue yak, lumayan kan makan gratis," ucap Yayan sambil menarik turunkan alisnya itu.

Apasih gak nyambung banget .

Zifa yang ingin membalas ucapan Yayan urung karena cowok itu sudah menjauh.

Yayan dan Zifa memang tak pernah akur, dimana ada Zifa dan Yayan pasti disana ada perang adu mulut, seperti tadi.

Dari kejauhan bisa dilihat kini Yayan malah lebih semangat bernyanyi sambil sesekali joget-joget tak jelas. Ini adalah kesempatan Yayan untuk menampilkan bakatnya di jam kosong. Seperti saat ini.

“Huffttt... gabut nih gue”

“Sama gue juga”

“Ngapain gitu kek, biar gabut gue ilang”

“Tidur”

Setelah nya tidak ada lagi yang bersuara sampai tiba-tiba Bila gadis yang mempunyai suara cempreng berteriak dengan kerasnya sehingga membuat gadis bersurai coklat indah itu menatapnya tajam,

“Ehhe sorry, Ven, jan tajem tajem napa kalo natap gue” ucap gadis itu sambil senyum-senyum tak jelas, “gue ada ide nih biar kita kagak gabut”

“Apaan?” jawab Zifa penasaran

“Gimana kalo kita main truth or dare?” ucap gadis itu semangat sambil menaik turunkan alisnya yang bisa dibilang sangat tipis itu.

“Oke, gue setuju” ucap Dera tak kalah semangatnya

“Gue juga setuju, lo mau ikut gak, Ven?” tanya Fika pada gadis yang dari tadi menelungkupkan kepalanya di meja.

“Nggak ah, ngantuk gue. Mau tidur lagi”

“Yaahh nggak seru nih. Jangan-jangan lo takut yaa main kek ginian?”

“Lah ngapain mesti takut main kek ginian, gue cuma lagi gak mood aja” elak gadis cantik itu.

“Ayoolaahh, Ven, please” bujuk Dera sambil menampilkan wajah yang dibuat sok imut olehnya
Setelah diam cukup lama akhirnya gadis itu bersuara, “Oke gue ikut”

Setelahnya kelima gadis itu duduk secara melingkar dan di tengah-tengah sudah ada bolpoin hello kitty punya Bila. Ya, bisa dikatakan selain punya suara super duper cempreng Bila juga penyuka tokoh hello kitty. Hampir semua barang yang ia miliki semuanya berbau hello kitty, mulai dari baju sampai tas yang ia kenakan untuk ke sekolah gambarnya hello kitty. Mungkin untuk usia remaja SMA itu merupakan hal yang memalukan jika tas sekolah gambar nya hello kitty, tapi mau gimana lagi, Bila menyukainya dan dia bodo amat jika dikatakan seperti anak kecil karena memang itu adanya.

Sebelum permainan dimulai, Bila yang punya ide permainan ini memberitahu aturan mainnya,

“So guyss, ini ada aturannya. Jadi semisal orang pertama yang kena milih dare maka orang selanjutnya mau gak mau, suka gak suka harus milih truth, gimana?”

Yang lain hanya menganggukkan kepala pertanda mereka setuju.

Permainan dimulai, bolpoin yang ada di tengah telah diputar, dan tutup bolpoin nya menuju ke arah Fika yang artinya giliran orang pertama adalah Fika,

“So Fika, lo pilih truth or dare?” tanya Dera

“Gue pilih truth aja deh, karena gue gak suka tantangan. Hehehe”

“Oke, setiap orang harus nyiapin satu pertanyaan buat Fika, dan Fika lo harus jawab jujur sejujur-jujurnya. Dimulai dari Zifa” ucap Bila

“Fik, kapan terakhir kali lo boker di celana?” tanya Zifa

“Anjirr lo, pertanyaan macam apaan tuh?"

"Udah jawab aja ih"

Fika melihat langit-langit atap pertanda ia sedang mengingat-ingat kejadian itu, "Kalo nggak salah kelas 1 SMP. Itu pun karena gue nahan boker tauu. Gegara guru killer gue sampe nggak berani keluar kelas akhirnya gue nahan, eh waktu mau istirahat gue ngerasa ada yang ganjel gatau nya gue boker di celana."

Hening.

"HAHAHAHA, sumpah gue bayangin ekspresi lo waktu itu. Anjirr perut gue sakit," ucap Bila heboh

"Malu nggak tuh?"

"Banget lah. Gue langsung nggak masuk seminggu gegara itu. Asem emang," ucap Fika sambil memasang wajah cemberut.

"Emang lucu ya?" Tanya gadis yang sedari tadi memerhatikan teman-temannya itu.

"Lah, sarap lo yak. Ini lucu tau, bayangin wajah sok kalemnya Fika nahan boker di celana, eh taunya boker beneran," ucap Zifa sambil memegangi pipinya yang mulai sakit kebanyakan tertawa.

Tawa itu sudah redam, digantikan dengan Bila yang kini bertanya,

“Eh Lo kenapa putus sama Gery dan Dandi?” tanya Bila

“Yang pertama Gery selingkuh, yang kedua gue selingkuhin Dandi," ucap Fika tanpa beban.

“Anjirr balas dendam dong” heboh Bila

“Ada hubungan apa lo sama Daffa?” tanya Dera dengan nada sinis andalannya.

Tiba-tiba semuanya terdiam menanti jawaban Fika. Semua orang tahu bahwa Fika sudah punya Arda tapi belakangan ini Fika dekat dengan Daffa yang notabene nya cowok incaran Dera selama ini. Tak ada yang tahu bawa Dera suka Daffa, hanya Dera dan Tuhan yang tahu.

“Gak ada apa-apa cuma temen”

Dera tahu Fika bohong, tapi jika Dera bertanya lagi malah menimbulkan masalah nanti.

“Kenapa lo pacaran sama Arda?” tanya gadis yang sedari tadi tidak ada niat untuk main beginian

"Ck, nggak ada pertanyaan yang lain apa? Gue lagi males nih ngomongin si Arda."

"Nggak ada, gue gak nemu pertanyaan," ucap gadis itu.

“Ck, kebiasaan deh. Gini, gue pacaran sama Arda karena gue suka sama dia, dia baik, ganteng, pinter, tajir lagi”

Yaa bisa dikatakan jika Fika ini type cewek yang sedikit matre, walaupun dia gak ada tampang matre sama sekali. Semua sudah memberi pertanyaan, kemudian bolpoin diputar kembali dan berhenti tepat ke arah gadis yang kini menatap bolpoin itu dengan wajah datar nya,

“Ven, lo orang kedua, dan mau gak mau, suka gak suka lo harus pilih dare karena tadi Fika udah milih truth”

Gadis itu hanya menatap teman-teman nya yang kini sedang asyik berdiskusi kira-kira dare apa yang cocok untuk dirinya,

“oke setelah kita berdiskusi panjang kali lebar kali luas kali ting--“

“Bacot lo, cepet”

“Sans ae kali, Ven” ucap Bila sambil cemberut

“Jadi apa nih dare gue”

“Ekhem, Ven,  jadi dare nya lo harus nembak cowok dan pacaran sama dia selama satu bulan—“

“APA?!!”

“Eitss gue belum selesai omong beib, dan cowok yang harus lo tembak adalah.....” Zifa sengaja menggantung ucapannya biar lebih terkejut lagi katanya, “Marshall Arkenzo”

Gila.

****

Haalloo haii...

Gimana-gimana part ini? Aku harap kalian suka yaa sama part ini.

See you next chapter gaiss. Lopyu

Jangan lupa tinggalkan jejak✨

Malang, 18 April 2020


MARVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang