Bab 13

13 4 2
                                    

Happy reading guysss💛💛💛
.
.
.

Sudah 3 hari sejak kejadian yang mengakibatkan telapak kaki Venus luka parah hingga ia kesulitan untuk berjalan dan kini Venus kembali ke aktivitas semula. Kini ia sudah rapi dengan seragam putih abu-abu dan sedang menguncir kuda rambut coklat indahnya. Suara notifikasi dari handphone nya menghentikan aktivitas Venus untuk memoles bedak pada wajah ayu Venus.

From: Langit
Gue udah ada di depan apart lo

To: Langit
Ok, wait

Segera Venus keluar dari kamarnya setelah memastikan penampilannya hari ini. Memang hari ini ia akan berangkat sekolah dengan Langit, cowok itu menawarkan diri kemaren. Saat Venus sudah membuka pintu terlihat Langit sedang bersender di dinding dengan menaikkan satu kakinya sambil jari tangannya menari lincah di atas smartphone berlogo apel digigit.

“Udah siap?” tanya Langit

Venus hanya mengangguk sambil sedikit tersenyum. Kemudian dua insan itu berjalan beriringan menuju baseman apartemen.

“Tumben bawa mobil?” tanya Venus saat sudah di parkiran baseman

“Pengen aja.”

Setelah Venus dan Langit sudah memasuki mobil, Langit menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang untuk keluar dari parkiran dan menuju sekolah mereka. Sepanjang perjalanan tidak ada yang membuka obrolan, hanya suara musik yang sengaja diputar agar suasana tidak terlalu hening. Langit yang fokus menyetir dan Venus yang melihat jalanan yang tampak sedikit ramai pada pagi hari.

“Chila nggak marah kalau kita berangkat bareng?” tanya Venus tiba-tiba.

“Ngapain dia marah?” bukannya menjawab Langit malah bertanya balik.

“Kan dia pacar lo, dia bisa aja marah atau cemburu mungkin.”

“Kata siapa Chila pacar gue?”

Venus yang mendengar ucapan Langit hanya menatapnya dengan wajah cengo, “Bukannya kalian pacaran ya? Karena gue beberapa kali lihat lo sama dia selalu kemana-mana bareng,” jelas Venus, “dan juga lo waktu itu bentak gue di depan Chila, gue pikir lo ngebela si cilok karena dia pacar lo.”

Langit hanya terkekeh pelan, “Gue sama Chila nggak ada apa-apa, Cuma temen aja. Lagian si Chila udah punya pacar kali, ya tapi gitu pacarnya nggak satu sekolah sama kita,” jawab Langit sambil melihat Venus sebentar, “dan waktu gue ngebentak lo itu, gue spontan aja. Gue nggak suka lo ngomong kasar sama orang lain, lo itu cewek nggak pantes ngomong kasar. Gue minta maaf ya.”

Venus hanya mengangguk-angguk mengerti, kemudian keadaan kembali hening sampai mereka tiba di sekolah. Sebelum mereka turun dari mobil, Venus menanyakan hal yang daritadi atau bahkan dari kemaren-kemaren bersarang manis di otaknya, “Lo kenapa ngubah bicara lo ke gue?”

“Maksudnya?”

Venus menghela napas berat, “Dulu aku-kamu, kenapa sekarang jadi lo-gue?”

Langit yang mendengar pertanyaan itu hanya terdiam, Venus yang daritadi menunggu jawaban Langit sampai gemas dibuatnya. Hingga ketukan kaca dari samping Venus membuyarkan aksi diam tadi.

MARVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang