Bab 4

60 19 4
                                    

“Kamu telah membangunkan singa yang tertidur”
.
.
.
.

PANGGILAN UNTUK AMANDA AVENUSSA P.  KELAS 11 MIPA 6  SEGERA KE RUANG BK SEKARANG JUGA, TERIMAKASIH.

Kelas yang semula ramai jadi terdiam karena speaker sekolah yang berbunyi untuk memanggil salah satu siswi di SMA BINTANG.

“Ven, dipanggil noh,” ujar Dera yang sedari tadi membaca novel kesayangannya itu.

Venus hanya menghela nafas gusar. Lagi-lagi ia dipanggil ke tempat laknat itu, kali ini ia akan diceramahi kembali karena tadi pagi ia barusan berulah. Venus bangkit dari bangkunya dan segera melenggang pergi menuju ruang BK.

Dalam perjalanan ke ruang BK, tanpa sengaja ia berpapasan dengan pacar baru yang kemaren ia tembak. Marshall Arkenzo, pria itu berjalan sambil membawa beberapa tumpuk buku paket tebal ditangannya yang sudah dipastikan menyusahkan dia untuk berjalan. Tiba-tiba muncul ide cantik di otak Venus. Dengan langkah pasti Venus berjalan ke depan mendekati Mars dan....

BRUUKK

Buku-buku itu jatuh berserakan di lantai, kacamata yang dipakai Mars pun ikut jatuh di lantai dan lensanya retak. Venus yang memang sengaja melakukan itu hanya tersenyum bangga dan membiarkan Mars begitu saja tanpa perlu repot-repot minta maaf dan membantunya.

Sebelum benar-benar pergi meninggalkan Mars, Venus membisikkan kata-kata, “kasihan banget sih lo, Cup,” setelahnya Venus benar-benar pergi dan menuju ruang bk.
***
“AVENUSSA!! APA KAMU MENDENGARKAN IBU??!!”

Sudah hampir 30 menit Venus ada di tempat laknat ini dan sudah ke 5 kalinya juga guru berkacamata kotak dengan rambut disanggul itu mengulang kata yang sama.

Dengan malas Venus hanya mengangguk.

“Bu, ini udah jam istirahat saya udah boleh keluar kan? Laper nih bu pingin ke kantin.” Ucap Venus
Sedang guru di depannya ini hanya melotot tak percaya dengan apa yang diucapkan Venus.

“Kamu ini ya benar-benar. Ini sudah kesekian kalinya kamu mengerjai guru dengan permen karetmu itu, kalau sampai terulang lagi, ibu gak akan segan-segan untuk menskors kamu. Ingat itu?!” ucap Bu.Tik dengan pelototan matanya yang khas itu.

Lagi-lagi ancaman skors. Sudah sering Venus mendapat ancaman itu, tapi hasilnya nihil. Tidak pernah sekalipun ia di skors dari sekolah. Paling-paling hanya disuruh hormat bendera sampai jam istirahat.

“Sudah, sekarang kamu keluar sana. Ibu gemes liat kamu lama-lama disini.”

“Ibu gemes sama saya?  Emang sih saya akui kalau saya ini imut bin lucu mangkanya ibu gemeskan sama saya?” ujar Venus sambil menaik turunkan alisnya yang sedikit tebal itu.

Setelahnya Venus langsung pergi meninggalkan ruangan itu dan berjalan menuju kantin bergabung dengan teman-teman yang lainnya.

Sesampainya di kantin, Venus sempat celingak-celinguk mencari ke empat teman gadisnya itu. Di tengah-tengah kesibukannya mencari teman-temannya itu tiba-tiba seorang gadis berambut sepunggung menabrak bahu Venus hingga mengakibatkan minuman yang ada ditangan gadis itu tumpah mengenai seragam Venus.

“Lo tuh apa-apaan sih! Gak punya mata ya lo?!” bentak Venus cukup keras sehingga pandangan seluruh kantin kini berpusat pada mereka.

“Ma...maaf gu...gue nggak se..sengaja”

“Maaf lo bilang?! Apa dengan maaf lo seragam gue yang basah gegara minuman lo itu bisa bersih lagi, ha?!”

Suasana semakin tegang, saat tiba-tiba Venus ingin balik membalas gadis itu dengan menyiram minuman seorang siswa ke gadis itu, ada tangan yang kokoh menghentikan aksi Venus itu.

“Jangan coba-coba sakitin dia,”

“Lepasin tangan gue,” ucap Venus tajam

Tiba-tiba minuman yang ada ditangan Venus direbut paksa oleh cowok tersebut dan ditaruh di meja kantin.

“Kamu gak berhak untuk balas dendam sama dia. Aurel nggak sengaja numpahin minumannya ke seragam kamu. Lagian noda itu bisa dibersihkan, dan kalau pun kamu malas untuk ngebersihin noda itu kamu bisa beli seragam baru lagi. Kamu kan kaya,” ucap cowok itu tajam.

“Eh cowok cupu, lo tuh ya..-,” belum sempat Venus menyelesaikan kata-katanya cowok itu, Mars, meninggalkan Venus yang ingin mencaci maki dirinya bersama Aurel.

Baru kali ini Venus dipermalukan di depan banyak orang. Apalagi ini dia dipermalukan oleh cowok cupu yang notabenenya pacar Venus juga.

“shit”

Awas lo, Mars, gue bakal bikin perhitungan sama lo
Akhirnya Venus meninggalkan kantin dengan wajah menahan emosi dan membiarkan teman-temannya yang ternyata baru datang ke kantin itu memanggil-manggil Venus yang sedang kalut.

***

Sedang di taman sekolah kini Aurel dan Mars duduk berdampingan menikmati udara sejuk di taman asri ini.

“Emmm... Mars?” ucap Aurel memecah keheningan

“Iya?”

“Makasih ya, kamu udah nolongin aku di kantin tadi. Aku gatau lagi kalau nggak ada kamu mungkin sekarang aku udah jadi bahan tontonan di kantin.”

“Iya sama-sama,” ucap Mars dengan senyuman manisnya.

Entah mengapa kini Mars merasa sedikit bersalah pada Venus. Hanya sedikit. Dia juga tidak bermaksud mempermalukan Venus di depan banyak orang tadi, tapi jika Mars tidak menyelamatkan Aurel, sudah dipastikan dia akan mengalami social anxiety disorder yang sudah mengakar di dirinya karena trauma dengan kejadian beberapa tahun yang lalu. Itu juga yang menyebabkan Mars harus selalu bersama dengan Aurel Laura Bhaskara teman kecil sekaligus teman bangku Mars selama sekolah. Mars dan Aurel selalu berada di sekolah yang sama dari mereka kecil.

****

Halloo haii...
Aku double update nih hari ini.
oh iya aku mau ngucapin selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan😊

Udah sih itu aja hehehehe

Jangan lupa vote+komennya yaa ✨
See you next chapter guyss!!

MARVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang