Alfred berjalan santai menuju tempat kursus bahasa Indonesianya.
Rutinitasnya setiap hari adalah menyapa orang-orang yang dilewatinya walau orang tidak dikenal sekalipun. Lalu setiap beberapa detik, ia akan mengatakan frasa favoritnya, yaitu "I'm a hero!" dan setelahnya dia tertawa keras. Kebiasaannya itu menjadikannya pusat perhatian. Tapi karena Alfred tak punya urat malu, ia tak pernah keberatan diperhatikan.
Saat sampai di lorong, Alfred melihat dua orang teman sekelasnya sedang mengobrol dengan seorang Office Boy. Mereka adalah Arthur, Yao, dan OB bernama Asep (anggap aja personifikasi Jawa Barat //plak).
"YO, DUDES!!!!"
Alfred tak sadar dengan volume suaranya. Arthur yang berdiri di sampingnya hampir saja kehilangan indra pendengaran.
"You git! Pelan-pelan kalau ngomong!" omel Arhur. Alfred hanya cengengesan.
"Wah, mister téh yang dari USA itu, ya?" tanya si OB. Alfred menoleh dengan bingung. Kok dia kenal Alfred, ya? Alfred aja nggak kenal dia.
"Saya suka liat video mister di t*k t*k. Saya juga udah follow mister, lho!"
Wah, tak disangka, ternyata Alfred cukup terkenal.
"Yup, I'm Alfred. F Jones as known as the hero!! HAHAHAHAHA!!!"
Lagi, Alfred tertawa dengan keras, membuat orang-orang disekitarnya hampir budeg.
Bletak(?)!
Panci milik Yao mendarat mulus di kepala Alfred. Arthur mengacungkan jempol pada Yao. "Good job!"
"Oh, jadi nama Mister téh Alfret Ep Jones?" tanya Asep dengan logat Sundanya yang mendarah daging.
"Yeah...," jawab Alfred (kali ini dengan suara pelan). Dia sedang fokus mengusap benjol di kepalanya sampai-sampai tak sadar kalau pengucapan namanya yang keren itu salah.
Asep pun tiba-tiba cekikikan. Alfred mengangkat sebelah alis.
"What's so funny?"
"Enggak kesurupan 'kan?" tanya Arthur was-was. Tongkat sihir di tangan.
"Punten nya, Mister. Tapi kalau di Indonesia Jones itu artinya Jomblo Ngenes."
Yao dan Arthur yang paham maksud OB itu pun ikut cekikikan, sedangkan Alfred masih tidak peka.
"Aiyaa! Kau tak tahu arti Jomblo Ngenes?" tanya Yao.
Alfred menggeleng polos.
"Apa kau pernah pacaran, aru?" tanya Yao lagi.
Alfred menggeleng kedua kalinya.
"Nah, berarti kau itu jones, aru!"
"Lebih tepatnya, Alfred Forever Jones," timpal Arthur dengan diiringi seringai.
Ketiga orang itu kembali cekikikan.
Butuh beberapa menit untuk Alfred mencerna perkataan Yao—salahkan otaknya yang lemot. Setelah ia sadar, ia pun menjadi marah.
"Hey! I'm not the only one that never have a girlfriend! You guys too, aren't you?!"
"No, I'm married."
"Aku punya pacar, aru."
"Kalau saya mah udah punya tunangan di kampung."
Alfred pun pundung di pojokan.
"*sob* I'm a hero.... Not a jones....*sob*"
-----@-----
A/n:
Kemungkinan chapter ini bakal ada lanjutannya OwO
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelas Internasional Hetalia
Fanfiction"Pak Budi yakin mau mengajar di sini?" "Saya yakin, Bu! Saya akan mengajar dengan sepenuh hati!" "Dari ketiga guru yang pernah mengajar di sini, tidak ada satupun yang bertahan lebih dari satu bulan, lho. Dua diantaranya terkena depresi, dan satu la...