Di suatu sore yang tenang, Budi memesan soto ayam di kantin sekolah bahasa Hetalia.
"Ini soto ayamnya, Pak Budi," ucap ramah sang ibu kantin, Kirana, sambil menyajikan pesanan Budi di atas meja. (Yup, ini Mbak Indo)
"Terima kasih," ucap Budi sebelum menyantap makanan di depannya.
Budi belum sempat makan sedari pagi. Dia bangun kesiangan, ponselnya mati karena lupa dicas, hampir ketinggalan bus, dokumennya jatuh ke selokan, dompetnya kecopetan di angkot, lalu dikejar-kejar anjing sampai depan kampus, dan asmanya kambuh sekitar lima kali hari ini-untungnya dia tidak lupa bawa inhaler. Hari ini sangat sial bagi Budi, tapi untungnya dia bisa makan dengan tenang di kantin sekolah.
"Ngutang dulu, ya, Bu."
Dan yang terpenting, bisa ngutang.
"Iya, tapi besok jangan lupa bayar, ya," jawab Kirana berusaha sabar.
Lalu muncullah dua mahkluk dari Asia, mengacau ketentraman Budi.
"Pak Budi, boreh saya duduk di sini, daze?" tanya lelaki dengan ahoge aneh di kepalanya, Im Yong Soo.
"Oh, ya, silakan!"
"Aiyaa! Bukan boreh! Tapi boleh, aru!" seru Yao. "Benal 'kan, Pak Budi?"
"Bukan benal, tapi benar, daze! Betur 'kan, Pak Budi?" balas Yong Soo.
"Bukan betur, tapi benal, aru!"
"Betur, daze!!"
"Benal, aru!!"
"STOPPPPPP!!!" sentak Budi. Kedua pemuda Asia itu pun langsung terdiam. "Jangan bertengkar! Lebih baik kalian pesan makan saja." Budi tersenyum kesal.
"Iya, lebih baik kalian makan saja, ya." Kirana terkekeh. "Nah, kalian berdua mau pesan apa?"
"Ah! Saya mau pesan makanan khas Korea, daze!" kata Yong Soo.
"Saya juga mau pesan makanan khas dari China, aru!" kata Yao.
"Oke, mau pesan apa?" tanya Kirana.
"Mie, daze!/ Mie, aru!" ucap keduanya berbarengan. Mereka saling pandang sebelum akhirnya beradu mulut lagi.
"Mie itu dari Korea, daze!"
"Bukan! Mie itu dari China, aru!"
"China mengambil makanan dari Korea, daze!"
"Aiyaa! Korea yang mencuri makanan dari China, aru!"
Sedangkan Kiku yang berada di meja lain bergumam, "Mie itu dari Jepang...."
Soto ayam yang dimakan Budi kini terasa tak sedap lagi dikarenakan dua makhluk Asia di depannya yang terus berisik. Rasa lapar pun digantikan rasa kesal. Budi kembali berteriak, "DIAAAAAAAAAAAM!!!"
Yong Soo dan Yao terdiam sambil menatap Budi yang melotot. "Tiba-tiba saya kenyang!" Budi bangkit dari kursinya. "Kita ketemu di kelas!"
Setelah Budi meninggalkan kantin, Yong Soo kembali bicara, "Ini semua salah kamu, daze! Pak Budi jadi marah!"
"Aiyaa! Ini salah kamu! Kalau Korea tidak mencuri makanan dari China, ini semua tidak akan terjadi, aru!" balas Yao tak mau kalah.
"Tidak ada hubungannya, daze!!"
"Ada, aru!!"
Mereka pun kembali bertengkar.
"Hey... kalian jadi pesan makanan, nggak?" tanya Kirana dengan lemas.
-----@-----
A/n:
Aiyeee! Aku kembali! OwO)/*
Aku akan berusaha update lebih sering, tapi tiap chapter bakal lebih pendek (sebenernya chapter Perkenalan itu aja yang terlalu panjang :")Oh ya, beberapa chapter nanti bakal ngambil scene dari Kelas Internasional. Tapi nanti ada juga yang murni ide author. Nah, kalau chapter ini ada yang tau dari episode berapa? =v=
Yah, pokoknya, tunggu chapter selanjutnya, ya!~
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelas Internasional Hetalia
Fiksi Penggemar"Pak Budi yakin mau mengajar di sini?" "Saya yakin, Bu! Saya akan mengajar dengan sepenuh hati!" "Dari ketiga guru yang pernah mengajar di sini, tidak ada satupun yang bertahan lebih dari satu bulan, lho. Dua diantaranya terkena depresi, dan satu la...