Tega

31 5 0
                                    

"Tega ya kalian, kemarin ninggal in aku, jadinya aku pulang bareng dia kan" Rahma
"Loh bukan gitu maa" Mufidah
"Bukan gitu apa?"
"Dengerin penjelasan kita dulu maa" Santhi
"Apalagi?"
"Jadi gini ceritanya"Vina
.
Flashback
.
"Kalian ngapain di sini?" Kak Rizki
"Eh kak emm kitaa" Vina
"Kalian di cari sama guru olahraga di lapangan basket" Kak Diat
"Oh begitu ya kak, terimakasih ya atas infonya, kita mau kesana dulu" Vina
"Tapi Rahma vin, gimana?" Mufidah
"Aku aja yang kesana, kalian di sini." Vina
"Katanya disuruh kalian semua, nggak lama katanya." Kak Diat
"Owalah yasudah yuk cepet biar cepet clear." Santhi
.
Setelah itu mereka berlima menuju ke lapangan basket, dengan perasaan berat hati dan was-was.
.
"Dimana pak guru kak?" Mufidah
"Tadi di sini dek, sebentar aku chat. Aduh kuota habis lagi. Boleh pinjem hp nya dek?" Kak Diat
"Oh boleh kak, silahkan" Mufidah
"Emmm Sobat Ambyar. Nama grup yang lucu"
(Pura-pura telfon)
"Katanya di suruh nunggu sebentar dek"
15 menit kemudian
"Kok lama banget ya kak, keburu sore." Vina
"Yaudah di tinggal pulang aja dek, kita mau ke kantin nanti kalau ada biar kita yang nemuin" Kak Rizki
"Baik banget deh kak, terimakasih" Santhi
"Sama-sama" Kak Diat
.
Flashback is complete
.
"Jadi ini semua rencana Kak Alim" Rahma
"Bisa jadi maa" Vina
"Terus yang kirim pesan itu Kak Diat"
"Menurutku sih iya, soalnya jam nya sama pas dia pinjem hp aku maa" Mufidah
"Gila ya, nggak habis fikir aku. Aku harus ketemu sekarang."
"Maaa jangann, bahaya. Ini masih di sekolah, banyak kakak kelas di sana." Santhi
"Nggak perduli, kecewa aku. Kalian tau kan gimana rasanya di kecewain itu. Kenapa harus pake rencana kayak gini, kenapa nggak bilang langsung gitu"
"Tapi maa"
(Rahma tetap pergi)
"Kita harus ikutin Rahma, aku khawatir banget" Vina
.
"Kak aku mau bicara sekarang, berdua" Rahma
"Ehh ada apa nih tumben, kangen ya" Kak alim
"Aku nggak habis fikir kak, jadi kemaren itu rencana kakak ya, semua itu udah di rencanakan. Buat apa, buat apa kak. Aku sampek marah sama temen-temen ku kak, itu semua gara-gara ulah kakak yang licik itu, Gilak, aku fikir rencana licik kayak gitu cuma ada di sinetron tapi di dunia nyata juga ada" Ucap Rahma
"[Plak] Jaga ya ucapan kamu, tau batasan dong. Cuma adek kelas aja belagu, sok cantik." Diandra
"Auw, sakit" Rahma
"Stop, jangan sekali-sekali kamu sakitin Rahma lagi. Karena dia adalah saudaraku. Kalau nggak tau apa-apa nggak usah ikut campur. Mending sekarang kamu pergi dari sini, jangan jadi kakak kelas yang sok" Kak Alim
"Maaf lim, aku nggak tau" Diandra
.
Rahma lari menjauh sambil nahan air mata. Karena sampai saat ini dia tidak pernah ditampar oleh siapa pun, baru tadi itu.
.
"Ini di minum dulu dek" (Dia)
"Enggak, terimakasih" Rahma
"Yaudah di tenangin dulu, di hapus dulu air matanya"
"Kok bisa tau kalau aku di sini?"
"Tadi nggak sengaja ngikutin kamu"
"Ohh"
"Maaf in kita-kita ya dek, niat kita cuma pengen bantuin Alim buat deket sama kamu, eh ternyata kamu saudara dia sendiri"
"Kalau mau deket nggak kayak kemarin juga caranya kak, apalagi aku sampek di tampar kayak tadi padahal dia nggak tau masalahnya apa, yaa aku juga sih yang alay. Tapi ya jangan di tampar juga, sakit tauk"
"Yaa maaf ya dek. Kita kira kamu cewek yang gampang buat di deket in, di jail in, tapi ternyata enggak. Dan cara kita kemarin juga salah, tapi kemarin aku cuma bantuin buat bawa pulang motor Alim doang."
"Karena aku sedang mengagumi seseorang. Nggak papa kok kak, aku udah lupain."

-Bersambung-

Assalamualaikum temen²
Semoga nggak bosen ya baca cerita nya. Mohon maaf jika ada salah kata, atau kurang apa. Terimakasih atas dukungannya.
Jangan lupa Vote nya, kalau kalian suka bab ini atau bab sebelumnya.
See youu❤

Pengagum Rahasia Rasa TerbukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang