Sejak kejadian itu rasa suka itu kembali menggebu gebu, ber bulan bulan Rahma mencoba menghilangkan rasa suka dan hanya meninggalkan rasa kagum itu rupanya gagal hanya karena kejadian di lapangan badminton kemarin. Karena sesampainya di rumah bukannya melupakan kejadian itu tapi Rahma malah mengingat ingat sampai rasa itu timbul kembali. Dan hari ini Rahma berniat untuk pulang sore dan menunggu jemputan di gerbang timur.
.
"Tumben banget deh ma kamu minta di jemput biasa juga naik motor sendiri" Vina
"Hahaha lagi males aja"
Mbremm mbremm mbremm
"Rahma liat deh" Mufidah
"Waduh ada yang potek lagi nihh" Santhi
"Jangan-jangan itu cewek yang ada di foto" Vina
"Jangan-jangan sih" Mufidah
"Lohh maa kok nangis sihh, kamu sih muf kenapa di kasih tau tadi" Vina
"Yaampun, seharusnya aku nggak ngasih tau. Maaf ya maa"
"Aku nggak papa kok, mungkin cewek tadi itu emang pacar nya dia, dia juga bahagia banget boncengan kayak tadi. Aku aja yang bodoh berharap kepada seseorang dan seseorang itu tanpa ada rasa buat aku"
"Udaahh sini peluk, kita bakalan tetep ada buat kamu apapun yang terjadi" Santhi
"Teletabis nya anak Smk baru pelukan hahahah" Alim
"Eh kak Alim hehehe" Mufidah
"Rahma mana?"
"Gedenya segini masih di tanyaain ya"
"Ehhh kamu nangis ma? masak cuma di godain gitu aja nangis"
"Kak jangan di tanya, itu makin banjir nangisnya" Vina
"Yaudah ayo ma, kita pulang."
"Enggak aku nunggu jemputan"
"Aku di line bapak kamu suruh jemput kamu, nih"
"Ohh yaudah lah, duluan ya temen-temen"
"Sejak kapan kamu akur sama dia?" Santhi
"Kalau pas aku butuh aja sih hehehe"
.
Ternyata sejak tadi Alim memperhatikan Rahma dari jarak jauh, dia tau Rahma sedih dan dia nggak mau jika nanti orang tua Rahma tau. Akhirnya Alim minta ke orang tua Rahma buat Rahma pulang bareng dia.
.
"Aku tau kok kamu di belakang masih nangis kan"
"Enggak"
"Hahah di spion kelihatan maa, kalau emang masih sedih pundak ku siap kok buat kamu"
"Maaf ya lim, aku selalu ngrepotin kamu"
"Kita kan saudara, aku tau kamu nangis gara-gara Sabtian kan"
"Hmm"
.
Akhirnya Rahma memutuskan pundak Alim yang menjadi tempat dia meneteskan air mata, sepanjang perjalanan mereka menjadi pusat perhatian. Karena mereka benar benar seperti sepasang kekasih.
.
"Se sayang itu ya kamu sama dia?"
"Aku cuma pengagum tapi selalu sakit kalau lihat dia sama yang lain. Padahal dia aja nggak pernah ngelirik aku sama sekali. Hiks hiks hiks"
"Kok makin nangis sih. Mampir ke taman bentar ya. Nggak mungkin aku bawa kamu pulang masih nangis kayak gini. Bisa bisa aku di bikin sate sama ibu kamu"
"Hahaha iyaa gapapa"
"Nahh ketawa gitu dong, sekarang turun kita duduk dulu"
"Aaliimmm"
"Apaan sih maa?"
"Baju kamu basah gara gara air mata aku"
"Nggak papa kan tadi udah dapet pelukan sepanjang jalan"
"Siapa yang meluk enggak"
.
Rahma lari karena malu dan Alim mengejar Rahma untuk mempertanggung jawabkan perbuatan Rahma sekaligus membuat Rahma tertawa. Mereka benar benar seperti sepasang kekasih yang ada di ftv pagi.
.
"Terimakasih yaa, udah selalu ada buat Rahma"
"Sama sama yaudah yuk pulang"
.
Dan akhirnya Alim dan Rahma pulang dengan perasaan yang bahagia tidak ada yang sedih lagi.
.
Kok Rahma jadi deket sama Alim yaa???
Apakah nanti Rahma bakalan suka???
.
Matur Nuwun❤

KAMU SEDANG MEMBACA
Pengagum Rahasia Rasa Terbuka
RomanceMemang susah mengagumi seseorang yang banyak di kagum i kaum hawa. Yaa maklum aku sekolah di smea mayoritas perempuan. Apalagi saat itu aku..... . Apakah mungkin halusinasi ku selama ini jadi nyata? aku sendiri juga tidak yakin. . **Selamat Membaca...