Cerita sudah tamat di Karya Karsa, cari saja Wihelmina Miladi lalu masuk ke bagian seri
Karena Sarah orang yang tegas dan berfikir rasional dalam mengambil keputusan Dan memberikan saran.
"Ra, kalo menurut gue yah mending untuk sekarang lo bertahan dan jalanin semuanya, dan lo sambil ngumpulin uang buat bayar uang operasi dan pengobatan yang dibayarin mertua lo. Jadi saat nanti lo ngerasa hubungan lo sama Liam sudah tidak bisa dipertahankan, lo langsung deh bayar utang lo dan ceraikan Liam!" usul Sarah memberikan idenya. Ara nampak menimbang-nimbang usulan temannya itu.
"Tapi aku gak enak sama keluarganya, Sar, mereka udah aku anggep orangtua sendiri dan mereka baik banget sama aku dari dulu." Arabella menghela napas gusar.
"Tapi mau gimana lagi, itu jalan terbaik dari pada lo terus tersiksa dan Liam juga ngerasa tersiksa. Tapi lo gak balik sama Damian lagi kan?" tanya Sarah was-was, karena biar bagaimanapun dia juga memikirkan kebahagiaan Liana sepupunya.
"Gak lah, walau aku cerai sama Liam sekalipun aku gak akan kembali pada Damian Sarah. Dia harus bersama keluarga kecilnya nanti dan bahagia," jawab Ara tegas, Sarah lega mendengarnya.
"Ya udah, itu satu-satunya jalan, kalau selama lo bertahan tapi Liam gak ada perubahan dan tetap membuat lo tersiksa, lo langsung ceraikan dia saja. Lo kasih kebebasan yang dia minta dan terserah dia mau nikah sama siapa atau hidup bagaimana," nasehat Sarah.
"Kamu benar Sarah, makasih atas saranmu." Ara benar-benar berterimakasih, kemudian dia langsung pulang.
Malam ini sudah jam delapan malam, tapi Liam belum pulang juga dari tadi sore, Ara mencoba tidak perduli, tapi tetap saja hatinya sakit. Lalu telpon nya berdering.
"Hallo." Ara mengangkat teleponnya.
"Selamat malam dengan keluarga tuan Liam Artawira Xavender? Saya dari pihak rumah sakit ingin memberitahukan bahwa tuan Liam mengalami kecelakaan dan saat ini sedang dirawat di rumah sakit Medika Indah." terdengar suara perempuan yang sepertinya dari pihak rumah sakit.
"Apa? Baik, terimakasih, kami akan segera ke sana"
Arabella kaget mendengar suaminya kecelakaan dia langsung mengabari Damian, tapi Damian tampak cuek saja dan bilang besok pagi baru kesana, akhirnya Ara pergi dengan supir, tadinya Liana ingin ikut tapi Ara tidak mengijinkan mengingat dia sedang mengandung.
Arabella sampai di rumah sakit dan menanyakan kamar rawat Liam. Saat ini dia sedang berdiri di depan kamar rawat Liam, dia akan menghubungi orangtua Liam nanti jika dokter sudah memberikan kejelasan kondisi Liam.
Setelah menunggu lama akhirnya dokter memperbolehkan Ara masuk, dokter mengatakan kaki Liam patah dan akan lumpuh sementara, tapi jika dilakukan kemoterapi secara rutin kondisinya akan membaik.
"Liam, bagaimana kondisimu?" lirih Ara.
Liam terduduk dan menatap kosong, saat ini dia sedang terpukul. Dia mengalami kecelakaan saat tidak sengaja memergoki Cherry telah berselingkuh di belakangnya dengan lelaki bernama Rangga, bahkan dia melihat sendiri mereka bercumbu mesra, makanya Liam kesal dan melajukan mobilnya dengan kalap sampai akhirnya menabrak pohon.
"Liam, jangan sedih yah kamu pasti sehat kembali dan bisa berjalan kembali." Ara lirih menghibur suaminya.
Ara ingin menelpon orangtua Liam.
"Mau telpon siapa?" tanya Liam datar.
"Mama sama papa, mau ngabarin mereka," jawab Ara.
"Jangan kasih tahu mereka apapun, aku gak mau mereka cemas, Ara," ujar Liam dingin.
"Tapi mereka berhak tahu kondisi kamu, Liam!" bujuk Ara karena menurutnya mertuanya berhak tahu kondisi anak mereka.
"Sekali aku bilang tidak, ya mtidak!" bentak liam membuat Ara terkejut, akhirnya Ara menuruti saja keinginan Liam. Ara terus menjaga Liam semalaman, dia bahkan tidur di kursi rumah sakit. Liam yang melihat itu merasa bersalah pada Ara.
Selama ini sikapnya sungguh kasar dan tidak pantas, tapi Ara selalu sabar menghadapi nya. Liam selalu saja dengan sengaja menyakiti Ara dan gadis itu hanya diam tidak meminta apapun.
Bahkan Liam baru ingat selama ini dia tidak memberikan nafkah, suami macam apa Liam. Tapi istrinya tidak pernah meminta apapun dari Liam, Ara bekerja keras sendiri.
Liam merasa bersalah Karna menuduh Ara gila harta, padahal posisinya saat itu memang memaksanya menerima permintaan Orangtuanya, disini bahkan bukan hanya Liam yang korban tapi juga Ara.
Liam baru sadar jika Ara sudah sangat menderita, dia harus kehilangan cintanya selama tujuh tahun dengan penghianatan atau lebih tepatnya kesalahan yang mengakibatkan pernikahan nya gagal, dan kini harus mendapatkan perlakuan tidak baik dari Liam. Liam menyesal berbuat semua itu pada Ara.
Liam mulai malam itu memutuskan untuk menjalani dan menerima pernikahannya dengan Ara.
***
Pagi ini Ara bangun dengan badan yang sakit, dia semalam sudah meminta ijin cuti pada atasannya. Suster mengantarkan makanan dan obat untuk Liam.
"Liam, makan dulu yah," bujuk Ara lembut.
Liam menatapi lekat-lekat istrinya itu, begitu teduh dan menenangkan.
Cantik alami tidak seperti Cherry yang berdandan sangat menor tidak sesuai usianya.
"Liam, Liam kok malah bengong sih. Makan dulu yah." Ara menyadarkan lamunan Liam.
"Aku gak suka makanan rumah sakit Ara, gak enak."
Liam memalingkan mukanya menolak makanan yang ada, dimata Ara tingkah Liam saat ini seperti anak kecil yang sedang merajuk karna tak suka dengan makanannya .
"Tapi kamu harus tetep makan dan minum obat Liam, aku suapin yah, buka mulutnya." Ara merasa seperti mengurus anak kecil dan itu membuatnya terkekeh.
Liam dengan terpaksa makan makanan yang disuapi Ara.
"Minum obatnya, ya, Liam." Ara menyodorkan obat Liam dan segelas air, Liam terpaksa meminumnya.
"Pait." Liam menjulurkan lidahnya dengan ekspresi menahan pahit membuat Ara terkekeh, dia merasa seperti menjaga anak kecil saja.
"Namanya obat, ya, pait Liam, kalau yang manis mah coklat." Ara terkekeh.
"Tapi dulu pas kecil obatnya manis, rasanya jeruk, kadang juga rasa buah yang lain." Liam membuat Ara tak kuasa menahan tawanya.
"Ya udah kamu jadi anak kecil lagi aja," goda Ara membuat Liam mengerucutkan bibirnya karena kesal, namun itu justru membuat Ara tambah gemas melihat tingkah suaminya itu.
"Kenapa ngeliatin aku kaya gitu, iya aku tahu aku itu ganteng," ujar Liam dengan penuh percaya diri membuat Ara menggelengkan kepalanya.
"Pede banget sih, Masnya!" cibir Ara.
"Pede dong, buktinya kamu mau kan jadi istri aku." Liam tak mau kalah.
"Kan terpaksa," jawab Ara geli.
"Terpaksa tapi pas aku ngelakuin itu ke kamu juga gak nolak kan?" goda Liam membuat wajah Ara memerah antara kesal dan malu.
"Itu kan karena kamu paksa, lagian itu kewajiban istri kan?" ujar Ara.
"Nah gitu dong, jadi nanti kalo aku udah sembuh jatahnya di rapel yah. Kan selama aku sakit gak dapet jatah," ujar Liam dengan tidak tau malunya membuat Ara ingin sekali menoyor kepala suaminya itu.
"Sakit aja pikirannya masih mesum terus," sindir Ara membuat Liam tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Young Husband (REPOST)
RomanceFollow dulu sebelum baca! (MATURE) Ara dan Damian sudah berpacaran 7 tahun lamanya, mereka juga akan segera menikah. Tapi tiba-tiba takdir membuat rencana pernikahan mereka gagal, dan Ara malah harus menikah dengan Liam, adik dari Damian yang sudah...