BAGIAN 04

197K 5.1K 50
                                    


"Apa yang kau katakan, Kak Ara? Itu tidak perlu, Damian sangat mencintaimu dan aku tidak ingin merusak kebahagiaan oranglain, biarlah aku membesar kan anak ini sendiri. Aku akan semakin merasa bersalah padamu dan Damian kalau sampai kami menikah, lagipula apa jadinya pernikahan tanpa dasar cinta? Lebih baik aku hancur sendiri dari pada kita bertiga hancur, hubungan mu dan Damian masih bisa diperbaiki, aku akan pergi jauh dari kehidupan kalian dan tidak akan menggangu kalian," bujuk Liana dengan rasa bersalah.

"Dan kamu ingin memberikan nasib buruk seperti yang kamu alami di masa kecilmu pada anakmu? Memisahkan anakmu dari ayah kandungnya? Jangan bodoh Liana, aku tidak apa-apa, mungkin aku dan Damian memang tidak ditakdirkan untuk bersama," ujar Ara pahit.

Setelah berdebat panjang akhirnya Liana setuju dengan usulan Ara, Liana sedih karena atas sebuah kesalahan yang menimpanya juga menghancurkan kebahagiaan gadis sebaik Ara.

***

Di sisi lain Damian sangat hancur karena orangtuanya memaksa Damian menikahi Liana, yang diinginkan Damian hanya Arabella bukan yang lain, dia terus menyiksa dirinya sendiri dengan mogok makan dan sebagainya.

Damian pernah mendatangi Liana dan mengatakan semuanya, meminta Liana mengerti keadaannya dan membujuk Arabella nya agar mau kembali padanya.

"Damian! kau harus menikahi wanita itu, dia sedang mengandung anakmu," tegas Nicolas.

"Tidak! Selamanya Damian hanya akan menikahi Arabella, hanya Ara yang Damian mau, lagipula bayi itu hadir karna kesalahan pah. Damian di jebak oleh saudara tiri Liana, itu bukan murni kesalahan Damian," bantah Damian tak kalah tegas.

Dara merasa dilema dengan semuanya, dia ingin Arabella menjadi menantunya tapi disisi lain dia juga merasa kasihan pada perempuan bernama Liana yang kini sedang mengandung cucunya, Liana juga gadis yang baik dan hidupnya juga hancur akibat sebuah kesalahan yang menghancurkan semuanya.

Liam hanya diam saja dan menonton drama keluarganya, sikapnya yang cuek cenderung tidak peduli dan hanya menjadi penonton setia saja.

Damian melangkah pergi dari rumah.

"Damian, mau kemana kau, Damian!" teriak Nic pada putranya yang terus melangkah pergi meninggalkan rumah untuk menenangkan diri.

Saat dia sampai di ambang pintu Ara datang dan membuat Damian begitu kaget.

Dihatinya di penuhi rasa rindu, penyesalan, dan rasa pilu saat mengingat dia telah menyakiti wanita yang selama ini dia jaga dan tidak ingin disakiti.

"Ara," lirih Damian.

"Damian aku mau berbicara serius denganmu, bolehkah aku masuk?" tanya Ara yang mencoba tegar walau saat ini hatinya juga begitu rapuh.

Damian mengajak Arabella masuk ke ruang tamu dan mereka berkumpul di sana ada Dara, Nicolas, dan Liam juga.

"Ara, maafkan aku, itu semua adalah sebuah kesalahan Ara, aku tidak ada maksud menghianatimu kumohon maafkan aku." Damian begitu rapuh dan memohon agar wanitanya itu mau memaafkannya.

"Aku tahu, Damian, tadi aku sudah bertemu Liana. Dia menceritakan semuanya, kalian hanya dijebak dan aku telah memaafkan kalian."

Arabella menjelaskan dengan sebuah rasa nyeri yang tertahan di dadanya. Damian langsung tersenyum senang dan lantas memeluk Ara dengan erat.

"Makasih, Ara, makasih, jadi kita tetap akan menikah kan?" tanya Damian setelah melepaskan pelukannya.

Ara menghela napas panjang, dia mempersiapkan hati dan mentalnya mengatakan keputusannya kali ini. Hatinya terluka tapi hati kecilnya mengatakan kalau keputusannya sudah benar, semua orang di sana diam dan langsung memandang Arabella untuk mendengar jawabannya.

"Damian, mengenai hal ini aku tak bisa. Kamu harus menikahi Liana demi anakmu, biar bagaimanapun entah itu terjadi karena ketidak sengajaan, tapi dia tetap anakmu darah dagingmu. Kita tidak boleh egois menghancurkan kebahagiaan dan masa depan bayi yang belum lahir itu, Damian. Dia membutuhkan orangtuanya yang lengkap, kamu harus bertanggung jawab pada apa yang telah kamu lakukan."

Ara membuat semuanya tercengang dengan penuturan yang baru saja dia lontarkan. Liam tidak percaya dengan drama keluarga yang ditontonnya, baik hati sekali Ara itu, atau lebih ke arah bodoh? Merelakan kebahagiaannya demi orang lain, naif sekali batin Liam.

"Apa maksudmu, Ara? aku tidak mau menikahinya, aku tetap akan bertanggungjawab pada perbuatanku tapi bukan dengan menikahinya, aku bisa memberikan nafkah padanya dan anak itu. Aku akan menjamin hidupnya sampai dewasa. Aku tetap akan melakukan tugasku, Ara. Walau tanpa menikahinya aku tetap akan melakukan kewajiban ku pada anak itu!" ujar Damian mulai frustasi.

"Tidak Damian, yang dibutuhkan anak itu bukan hanya uang saja. Dia butuh kasih sayang orangtuanya yang lengkap." Ara mencoba membuat Damian mengerti.

Dara dan Nic hanya diam saja tidak tau harus bersikap bagaimana dan membiarkan mereka berdua menyelesaikan masalahnya.

"Kalau begitu kita rawat saja anak itu setelah lahir, kamu mau kan? Jika kamu repot kita bisa sewa pengurus dan memberikan dia kasih sayang yang lengkap tanpa perlu menikahi ibunya dan kamu bisa jadi ibunya," usul Damian dengan sebuah solusi yang tak terduga itu.

Semua orang di sana hanya diam dan Ara hanya bisa menarik dan menghembuskan napasnya, mengatur dirinya agar tetap bisa kuat, entah dengan cara apalagi agar bisa membuat Damian mengerti.

Damian dengan segala cara ingin tetap menikah dengan Ara, dia tidak mau menikahi Liana.

"Damian, bukannya aku tak mau mengurus anakmu. Hanya itu tak adil untuk Liana, dia ibu dari anak itu seharusnya kamu dan dia yang mengurusnya bersama. Kamu tak memikirkan bagaimana nasib Liana nanti ketika melahirkan dan mempunyai anak di luar nikah, lalu dengan seenaknya kita memisahkan ibu dan anak? apa yang akan terjadi padanya, dia saja sudah diusir dari rumah oleh keluarganya."

Arabella masih mencoba menjelaskan semuanya Dan membuat Damian mengerti. Damian mengusap wajahnya kasar, bekas luka lama dan luka baru di tangannya yang dia gunakan untuk memukul tembok masih membekas.

"Lantas aku harus bagaimana, Ara? Aku hanya ingin menikah denganmu. Atau begini saja, aku akan menikah siri dengan Liana setelah anak itu lahir kita akan bercerai dan aku akan menikah denganmu." Damian memberikan usulnya lagi.

"Kamu gila, Damian! pernikahan bukan permainan, aku tak menyangka Damian yang kukenal bisa sepicik ini. Aku kecewa padamu, Damian!" pekik Ara tak percaya dengan ucapan Damian barusan.

"Ara, aku hanya tidak ingin kehilanganmu, aku hanya ingin menikahimu." Damian semakin frustasi.

"Baiklah, sekarang kamu urus pernikahan yang tertunda itu, hubungi WO-nya sekarang. Dua hari lagi acara pernikahan yang kita rencanakan akan tetap berjalan." Lagi-lagi perkataan Arabella mengejutkan semua orang disana.

Damian begitu senang dan langsung pergi menemui WO dan mengurus segalanya. Dia mengira akhirnya Ara mau menikah dengannya.

"Ara kamu serius ingin menikah dengan Damian?" tanya Dara, mamanya Damian.

"Pernikahan besok harus tetap berjalan, Mah. Hanya saja mempelai wanitanya bukan aku, melainkan Liana, maaf aku terpaksa menggunakan cara ini, tapi jika tidak begitu, Damian tidak akan menikahi Liana. Aku kasihan padanya, masa depannya juga hancur, aku juga tidak ingin masa depan anak Damian hancur juga, walau sakit harus merelakan ini semua tapi aku akan mencoba tegar dan ikhlas mah, aku tidak boleh egois, mungkin takdirku bukan dengan Damian," jawab Arabella dengan air mata yang tak terbendung lagi.

Dara Dan Nicolas juga merasakan sakit melihat nasib buruk Ara, dia sangat menyayangi Ara seperti anaknya sendiri.

"Ara, padahal mama ingin kamu menjadi bagian dari keluarga ini." Mama Dara sedih dia sangat mengharapkan Ara menjadi menantunya.

"Ara kan tetap jadi anak kalian, walau Ara tidak jadi menikah dengan Damian." Ara mencoba menenangkan Dara.

"Hatimu benar-benar baik, Ara." Nicolas kagum.

Liam yang menyaksikan itu semua hanya diam saja, dia tidak berkomentar apapun jika itu tidak menyangkut dengan kehidupannya, Begitulah sifat Liam.

My Young Husband (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang