13

6.2K 276 15
                                    


"Bi, udah bangun?"

Mata Kaila mengerjap menyesuaikan cahaya yang masuk. Pertama yang ia lihat adalah Arion dengan kepala yang diperban. Kemudian ia menatap sekeliling, terlihat Mama, Papa, Arka, Sashi, Danu dan dua orang teman Arion yang tidak Kaila kenal.

"Bi?" panggil Arion lagi.

Kaila masih bingung dengan keadaan saat ini. Ia berusaha mengumpulkan ingatannya.

"Kamu nggapapa? Ngomong satu kata, Bi. Jangan bikin aku khawatir."

Arion kembali bersuara ketika Kaila hanya menatapnya dengan pandangan bingung.

Setelah ingatan Kaila terkumpul, ia mengubah ekspresinya menjadi panik. Ia mengubah posisinya menjadi duduk dan memegang kedua pundak Arion.

"Kamu ngga papa?" tanya Kaila.

Mata Kaila menelusuri tubuh Arion. Ia hanya melihat kepala Arion yang diperban, lecet dibawah mata kirinya dan tangan kiri Arion yang juga berbalut kapas yang sudah diberi betadin.

Arion terkekeh kemudian membawa Kaila kedalam pelukannya.

"Gapapa. Aku yang harusnya tanya keadaan kamu gimana, Bi," kata Arion masih memeluk Kaila menggunakan tangan kanannya yang tidak terdapat luka.

Orang-orang disekitar Kaila dan Arion hanya menonton adegan dua pasang manusia yang sedang berpelukan dengan ekpresi yang berbeda-neda.

"Kata mas Danu kamu kecelakaan," kata Kaila melepaskan pelukan Arion.

Kaila menatap Danu yang hanya menggaruk tengkuknya.

"Kenak tipu," kata Papa yang terlihat berjalan menuju ranjang yang ditempati Kaila.

"Ada yang sakit?" tanya Papa dengan mengusap rambut Kaila dengan lembut.

Kaila hanya menggelengkan kepalanya. Ia kembali menatap Arion. Laki-laki yang ditatap hanya terkekeh melihat ekpresi Kaila yang terlihat kebingungan dan khawatir.

"Aku Cuma keserempet kok," kata Arion mencoba menjelaskan kepada Kaila yang terlihat bingung.

"Hah?" respon Kaila setelah mendengarkan perkataan Arion.

"Keserempet motor waktu nyebrang," jelas Arion sekali lagi.

Ekpresi Kaila berubah menjadi marah. Matanya menuju Danu yang terkekeh bersama kedua temannya.

"Udah.. ngga perlu marah, kalau ngga ada Danu juga kamu masih marah sama akukan," kata Arion mencoba menangkan Kaila.

Kaila menatap Arion sekilas kemudian membaringkan tubuhnya membelakangi Arion.

"Papa, Mama, bang Arka sama mbak Sashi langsung pulang ke Surabaya, kamu disini aja atau ikut pulang?" tanya Papa ketika Arion beranjak menuju sofa membiarkan Kaila yang sedang marah.

"Ikut Papa," jawab Kaila dengan membalikan tubuhnya menghadap Papa.

"Eh..."

Arion kembali berjalan menuju ranjang Kaila. Ia tidak akan membiarkan Kaila pulang tanpa dirinya.

"Nana cuci muka dulu," kata Kaila beranjak menuruni ranjang.

"Eh..."

Arion berjalan cepat mencegah Kaila yang akan berjalan menuju kamar mandi.

"Kamu disini temenin aku!" perintah Arion.

Arion menatap Kaila dengan tatapan tajamnya. Biarlah Kaila takut, ia tidak akan mengizinkan perempuan itu kembali ke Surabaya lebih dulu.

Arion&KailaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang