4

6.6K 282 4
                                    

Kaila semakin merapatkan tubuhnya ketika ia merasakan puncak kepalanya basah akibat kecupan dari seseorang. Masih malas membuka matanya ia merasakan pelukan diperutnya semakin mengerat. Semalam tidurnya sangat nyenyak tanpa adanya rasa kedinginan seperti yang biasa ia rasakan.

"Bangun yuk."

Terdengar suara serak laki-laki yang cukup ia hafal. Kaila merasakan usapan lembut dipunggungnnya. Otaknya masih berada di dalam mimpi tanpa menyadari Arion lah pelaku dari kenyamananya pagi ini.

"Kai?"

Kaila menggeliat didalam pelukan Arion. Ia semakin mengeratkan pelukannya dan mencari kenyamanan di dada Arion.

"Kai?"

Masih dengan mata tertutup, Kaila merasakan seseorang memanggilnya lagi.

"Iya ion?"

Arion tersenyum mendengar suara Kaila. Wanita itu masih menutup matanya ketika menjawab panggilan Arion.

"Sudah pagi, aku harus ke kampus."

"Ehm.. jangan ngampus."

Arion gemas dengan Kaila ketika manja seperti ini.

"Hm.. apa?"

Arion menghentikan gerakan tangannya dipunggung Kaila. Ia menggapai Handphonenya yang berada diatas nakas.

"Temenin aku disini."

"Iya."

Setelah mengatakan itu, Kaila semakin mengeratkan pelukannya, menyembunyikan wajahnya di dada Arion.

Cekrek

Satu jepretan berhasil Arion dapat dengan hasil yang bagus.

Cekrek

Arion terkekeh melihat foto yang memperlihatkan Kaila dengan mulutnya yang terbuka. Memang Kaila sudah diperbolehkan pulang sejak kemarin tetapi hidungnya sedang mampet sehingga bernafas menggunakan mulut.

Cekrek

"Ion! Jangan poto-poto ih!"

**

"Mas Arion panik banget Kai waktu aku telepon ngasih tau keadaan kamu,"

Siang ini Kaila bersama Reta di kantin fakultas. Kaila yang tengah memakan apel yang dikupaskan Arion tadi pagi sedangkan Reta tengah makan siang. Tadi pagi Kaila terbangun dengan Arion yang memeluknya. Hal itu berhasil membuat pipinya panas dan memerah jika mengingatnya. Memang setiap pagi ia akan terbangun dengan keadaan berpelukan dengan Arion, tetapi baru tadi pagi adanya interaksi antara dirinya dan Arion.

Arion memang menambah waktu cuti Kaila. Saat ini ia kekampus karena mengikuti Arion pergi. Laki-laki itu tiba-tiba mendapat panggilan penting yang mengharuskan dirinya mendatangi kampus.

"Trus waktu sampek, rambutnya uda acak-acakan Kai dengan seenaknya nyuruh aku buat 

ngumpulin tugas kamu ke Pak Guntur. Setelah ketemu Pak Guntur, dia ngasih aku info kamu sudah dipindahkan kekamar VIP,"

"Kamu suda tau dia siapa aku?"

Kaila memotong cerita Reta yang belum selesai dengan pertanyaan yang selama ini ia pendam.

"Iya.. Mas Arion yang ngasih aku info pas dia panik banget nyarik kamu ngga ada di kampus."

"oh.."

Belum selesai Kaila berbicara, teman-teman Arion mendatanginya.

"Hai Kaila," sapa laki-laki yang bernama Orlando.

"Nih, jambu merah biar trombositmu naik," itu suara Danu.

"Enak nih libur ngampus, Arion kemana? " kali ini suara Galang.

Mereka bertiga sudah menduduki kursi kosong disebelah Reta tanpa disuruh. 

"Mas Arion lagi ketemu dosennya," kata Kaila. 

Kemudian mereka berlima membicarakan banyak hal yang membuatnya tertawa terpingkal-pingkal.

**

Huekk

Huekk

Baru saja memasuki rumah, Kaila merasakan perutnya bergejolak. Mungkin perutnya terguncang akibat diajak tertawa terpingkal-pingkal dan belum ada makanan berat yang masuk kedalam perutnya

Dengan sabar Arion memijat tengkuk Kaila menggunakan tangan kanan sedangkan tangan kirinya ia gunakan untuk menggenggam rambut Kaila agar tidak terkena muntahannya. 

Huekk

"Mendingan?" tanya Arion ketika Kaila merasa sudah baikan. Laki-laki itu mengusap punggung Kaila.

Kaila hanya menggelengkan kepalanya. Kepalanya nyut-nyutan, mulutnya terasa pahit dan tubuhnya lemas.

"Ion.."

Air mata Kaila meleleh melihat Arion. Ia memandang Arion dengan mata berkaca-kaca. Arion hanya menghela nafas kemudian mengelus tangan kiri Kaila kemudian menggendongnya menuju kasur.

"Kamu belum makan nasi?"

Nada bicara Arion naik satu tingkat. Isakan Kaila semakin menjadi mendengar itu. kemudian Arion naik ke ranjang menenangkan wanita itu. 

Kaila tertidur pulas akibat usapan lembut di rambutnya. Arion masih memandangi Kaila mengamati wajah manis Kaila. Ia tidak menolak rasa yang diciptakan Kaila. Ia malah bersyukur karena sangat mudah membuat hatinya luluh terhadap pasangan sehidup sematinya itu.

"Get well soon, Bi."

Arion&KailaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang