"Kenapa kita berhenti disini?" tanya Minghao begitu mobil yang dikendarai Jun berhenti disebuah bangunan rumah sewa.
"Menjemput Wonwoo untuk berangkat sekolah bersama." jawab Jun.
"Wonwoo tinggal disini? Sejak kapan?"
"Kemarin sore."
"Jun, bukankah itu mobil Mingyu? Kenapa ada disini juga?" tanya Minghao setelah tidak sengaja melihat mobil sahabatnya itu terparkir tak jauh disana.
"Kau benar, itu memang mobil Mingyu. Apa yang dia lakukan disini?" gumam Jun.
"...kau mau ikut turun tidak?"
Minghao mengangguk, penasaran dengan alasan keberadaan Mingyu ditempat ini.
Begitu tiba dilantai dua Jun menemukan pintu kamar sewa Wonwoo yang terbuka.
Dia dan Minghao masuk kedalam, menemukan Wonwoo berada di kamar mandi bersama Mingyu yang tengah menepuk-nepuk punggung anak itu.
"Sudah?" tanya Mingyu.
Wonwoo mengangguk pelan dan Mingyu membantunya berdiri.
"Ada apa?" tanya Jun melihat Wonwoo yang sepertinya sedang tidak dalam kondisi baik-baik saja.
"Dia merasa mual kemudian muntah." balas Mingyu.
"Kenapa?"
"Aku baik-baik saja."
"Mau lanjutkan sarapan lagi?" Mingyu menawari.
Wonwoo menggeleng.
Minghao bisa menemukan beberapa menu sarapan disana, dan ia yakin Mingyu yang sudah membawa itu semua untuk Wonwoo.
"Percuma saja, nanti pasti akan keluar lagi. Ayo berangkat sekolah sekarang!" ajak Wonwoo.
"Naik mobilku saja, Wonwoo-ya." ucap Jun.
"Dia akan berangkat denganku!"
Mingyu segera menggandeng tangan Wonwoo, menariknya begitu saja keluar dari kamar sewa.
"Sejak kapan mereka jadi dekat begitu?" tanya Jun heran.
Minghao menggeleng. "Ini aneh sekali."
"Kau benar. Ini aneh!"
=======
"Seharusnya kau tidak melakukan ini!" ucap Wonwoo selama perjalanan.
"Apa?"
"Mengajakku berangkat bersama."
"Lalu kau akan pergi dengan Jun? Begitu?"
Wonwoo menggeleng. "Aku bisa naik bus."
"Jarak rumah sewamu menuju halte bus itu lumayan jauh. Lagipula aku tidak yakin kau akan naik bus, pasti kau lebih memilih untuk menerima tumpangan mobil Jun!"
"Aku begitu karena sudah terbiasa menghadapi kelakuan penggemar Jun selama hampir dua tahun ini, tapi aku tidak yakin dengan penggemarmu, kurasa mereka jauh lebih ganas dan nekat."
"Mereka hanya kumpulan gadis-gadis. Kau ini laki-laki, kau pasti bisa melawan mereka dengan mudah."
"Mendiang nenekku tidak memperbolehkan aku memukul seorang wanita."
"Termasuk saat nyawamu sedang terancam? Jangan bodoh, Wonwoo-ya.."
Wonwoo lebih memilih diam.
Emosi sekali berbicara dengan Mingyu.
"Aku turun disini saja!"
"Hei, kita masih harus melewati satu halte lagi untuk bisa sampai ke sekolah."
"Aku bisa jalan kaki."
"Kau bisa terlambat!"
"Lebih baik terlambat daripada harus berurusan dengan para penggemarmu yang mengerikan itu!"
Mingyu menghela nafas.
"Aku akan melindungimu dari mereka! Puas?"
Wonwoo berdecak marah, mengalihkan pandangannya kemanapun, asalkan itu tidak menatap wajah menyebalkan Mingyu.
"Aku janji. Jadi kau tidak perlu merasa khawatir berlebihan."
=======
KAMU SEDANG MEMBACA
Harta, Tahta, Wonwoo-ya.. | MEANIE (Completed)✓
FanfictionBukan harta, Bukan tahta, Melainkan... "Wonwoo-ya!" ••• Warning❗❗ √ bxb √ mpreg 💚💜