Sejak kejadian di cafe kemarin Tzuyu sudah mencoba untuk menghindari Mingyu sepenuhnya.
Tidak ada gosip heboh yang beredar karena baik Tzuyu, Seungcheol, maupun Jeonghan sangat menghargai privasi Mingyu.
Hanya saja mereka jadi jarang mengajak Mingyu nongkrong di cafe atau mampir ke suatu tempat setelah kelas selesai.
Tidak enak karena sudah ada sosok istri yang menunggu Mingyu pulang ke rumah, tidak seperti mereka yang masih bisa hidup bebas, tidak pulang juga tak masalah.
Meski Mingyu percaya jika Jun yang sudah membuat kesalahpahaman antara dia dan Wonwoo waktu itu tapi Mingyu sudah tidak tertarik lagi untuk membahasnya lebih lanjut.
Yang penting kehidupan rumah tangga mereka sudah baik-baik saja sekarang.
"Kenapa kau menghindariku selama dua bulan ini?"
Minghao hanya menatap datar Jun yang berdiri dihadapannya. "Aku lelah mengejarmu."
"Apa yang harus kau kejar? Kita adalah sahabat, selamanya hanya akan seperti itu."
"Itu menurutmu. Sejujurnya aku tidak pernah menganggapmu sebagai seorang sahabat, aku sudah menyukaimu sejak pertama kali melihatmu enam tahun yang lalu. Kita tidak akan pernah bisa menjadi sahabat sampai kapanpun."
"..aku sudah lelah, menghindarimu adalah salah satu caraku untuk kembali memulihkan perasaanku yang telah terluka. Mulai saat ini mari bersikap seolah kita tidak pernah mengenal satu sama lain."
=======
"Berangkat sekarang saja, aku nanti ada kelas siang. Kalau berangkat agak malam nanti kau mengantuk."
Semakin besar usia kehamilan Wonwoo dia memiliki kebiasaan baru, yaitu tidur dibawah jam delapan malam.
Meski sudah ditahan-tahan, tetap saja rasa mengantuk itu menyerang secara terus-menerus hingga Wonwoo menyerah, memilih menarik selimutnya kemudian segera terbang ke alam mimpi.
"Tapi aku belum mandi." balas Wonwoo.
"Ya sudah mandi saja dulu, aku juga mau menuntaskan panggilan alam." jawab Mingyu.
Selalu, rutin setiap pagi.. dia memiliki sistem pencernaan yang sehat.
Mereka akan pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan rutin, dan ini sudah bulan kelima, dimana jenis kelamin bayi mereka sudah bisa dilihat.
Sejak semalaman Mingyu sudah tidak sabar ingin segera mengetahuinya, meski dia yakin jika anak mereka adalah perempuan.
Wonwoo memperingatkan suaminya itu agar tidak terlalu yakin, nanti kalau tebakan Mingyu salah, Wonwoo tidak mau bertanggung jawab jika Mingyu sampai merasa kecewa.
Tentu saja Mingyu tidak akan kecewa, baik laki-laki ataupun perempuan akan dia sayangi dengan sepenuh hati nantinya.
"Iniㅡlaki-laki ya.."
"Laki-laki?!" ulang Wonwoo takut salah dengar.
"Yang benar, Dok?" tanya Mingyu ingin dokter Lee memastikannya sekali lagi.
Dokter Lee kembali menggerakkan alat USG di atas permukaan perut Wonwoo.
"Iya, benar.. laki-laki. Kalian bisa lihat disini. Ini sudah kelihatan jelas sekali."
Tuh kan! Ini semua gara-gara Mingyu yang terlalu percaya pada mimpinya.
Kasihan sekali calon jagoan mereka selalu menerima panggilan nama bayi perempuan selama empat bulan terakhir ini.
"Kau diam saja dari tadi? Merasa kecewa karena anak kita ternyata laki-laki?" tanya Wonwoo dalam perjalanan pulang.
"Tidak kok. Anak laki-laki juga seru, nanti bisa aku ajak main bola dan tanding main game. Aku hanya sedang bingung mencari nama yang bagus untuk bayi kita, sayang."
"Kim Minwoo saja bagaimana?"
"Gabungan nama kita berdua?"
"Iya."
Mingyu mengangguk. "Bagus. Aku suka.. Minwoo-ya~"
Mungkin sosok gadis kecil didalam mimpi Mingyu memang hanya sekedar bunga tidur belaka.
Buktinya gadis kecil itu hanya datang satu kali, setelah itu Mingyu tidak pernah melihatnya lagi didalam mimpi.
=======
KAMU SEDANG MEMBACA
Harta, Tahta, Wonwoo-ya.. | MEANIE (Completed)✓
FanfictionBukan harta, Bukan tahta, Melainkan... "Wonwoo-ya!" ••• Warning❗❗ √ bxb √ mpreg 💚💜