21

22.6K 3K 206
                                    

"Gyu.."

Mingyu hanya menggeliat pelan sembari mengecap bibirnya, dengan kedua mata yang masih terpejam.

Wonwoo semakin kesal lantaran Mingyu tidak juga merespon panggilannya, yang ada malah tangan anak itu masuk kedalam boxer-nya, menggaruk-garuk pantatnya sendiri.

Serius, Mingyu kalau tidur jorok!

"Gyu, bangun!" Wonwoo menggoncang pundak suaminya itu lebih kasar lagi.

Mingyu terbangun, menoleh pada Wonwoo dengan raut kesal.

"Apa?"

"Ingin makan ayam goreng."

"Ayam?ㅡsekarang jam berapa?"

"Jam tiga pagi."

"Pergilah ke kamar Leeteuk. Minta dia belikan ayam goreng untukmu." Mingyu sudah kembali memeluk gulingnya, bersiap tidur lagi.

"Aku maunya kau yang belikan!"

"Wonwoo, kau mengerjaiku?!" tanya Mingyu agak jengkel.

"Kau kemarin bilang sendiri kalau aku ingin apa-apa tinggal minta saja padamu."

"Ya sudah kalau begitu nanti pagi saja, atau tidak agak siangan akan aku belikan ayam untukmu."

"Aku maunya sekarang!"

"Nanti!"

"Sekarang!"

Mingyu bangkit dari posisi tidurnya sembari mengacak-acak rambutnya kesal.

"Jadi kau akan berangkat atau tidak?" tanya Wonwoo ikutan kesal.

"Tahan saja sampai nanti pagi."

"Yang namanya mengidam itu tidak tau tempat dan waktu. Sekarang ya sekarang! Tidak ada nanti atau besok!"

"Ah, ini membuatku gila!"

Bukannya bangun kemudian mengambil jaket dan kunci mobil, Mingyu justru kembali membanting tubuhnya diatas ranjang, bahkan dia menutupi kepalanya dengan guling.

"Memang hanya Jun yang bisa diandalkan di saat seperti ini!"

"Coba saja kalau bisa! Dia 'kan kalau tidur mirip seperti orang mati. Sangat susah dibangunkan meskipun kau sudah mencoba menelfonnya berulang kali."

"Aku hanya perlu mengirim sebuah pesan. Dia pasti akan segera membacanya dan datang menemuiku dengan membawa pesanan yang kuinginkan."

Mingyu menggeleng tidak percaya, beberapa detik kemudian dia sudah terlelap lagi.

Mingyu rasanya belum tidur terlalu lama ketika merasakan Wonwoo yang bergerak menuruni ranjang.

Dia membuka lemari pakaian, mengambil sebuah cardigan dari sana dan mengenakannya.

"Mau kemana?" tanya Mingyu heran.

"Ambil ayamku. Jun sudah didepan."

Mingyu segera bangkit dengan tergesa.

"Wonwoo, tunggu!" sangking buru-burunya sebelah kaki Mingyu sampai kepentok ujung meja nakas, dia mengejar Wonwoo dengan langkah sedikit pincang.

"Makanlah dengan baik.." Jun menyerahkan sebuah kantong plastik berisi ayam goreng pesanan Wonwoo.

"Terima kasih.. aku pasti akan habiskan ayamnya. Kau mau mampir dulu tidak?"

Jun menggeleng. "Masih terlalu pagi, tidak enak dengan orang rumah. Aku akan pulang sekarang ya.."

"Maaf sudah merepotkan."

"Jika itu untukmu aku tidak merasa repot sama sekali. Hubungi saja aku kapanpun kau butuh."

Wonwoo tersenyum dan mengangguk.

"Junwoo-ya, baba pulang dulu ya. Jangan nakal dan membuat mommy susah."

Mingyu tetap saja tidak suka ketika Jun sudah berani menyentuh perut Wonwoo.

Saat Wonwoo masuk kedalam, Mingyu sudah bersiap untuk menyambutnya.

Mingyu segera merebut kantong plastik itu dari tangan Wonwoo, membawanya keruang makan.

"Kembalikan ayamku!"

"Aku perlu memastikan sesuatu! Jun mungkin saja sudah menaburkan sesuatu pada ayamnya. Semacam racun penggugur kandungan misalnya.."

Wonwoo menatap Mingyu aneh. Apalagi saat Mingyu mulai membuka kotak ayamnya, memakannya satu potong.

"Kalau mau bilang saja! Tidak perlu pakai alasan yang tidak masuk akal segala!" cibir Wonwoo.

"Jangan makan sebelum aku memastikan ini aman!"

Satu bagian paha favorit Wonwoo ludes dihajar oleh Mingyu.

"Berapa lama racun akan bereaksi pada umumnya?" tanya Mingyu.

"Tidak tau! Aku mau makan ayamku."

"Belum boleh.. jika ada yang harus keracunan, biar aku saja, jangan Youra!"

"Maksudmu Junwoo?"

"Kim Youra!"

"Jeon Junwoo."

"Kimㅡakhh, astaga perutku.."

Mingyu segera berlari ke toilet meninggalkan Wonwoo yang semakin merasa keheranan.

"Bagaimana?ㅡkau jadi keracunan? Tidak mati sekalian?" tanya Wonwoo dengan wajah kesal setelah Mingyu kembali lima menit kemudian.

"Kau sudah boleh makan ayamnya." balas Mingyu.

"Tadi perutmu kenapa?"

"Mulas karena panggilan alam."

Jika dulu Wonwoo menganggap Mingyu seram dan jahat, sekarang setelah tinggal satu atap Wonwoo baru tau ternyata sifat asli Mingyu cenderung konyol, tapi tetap saja mulut pedasnya sudah bawaan dari lahir.

Wonwoo harus berusaha keras memutar otak jika ingin menang adu mulut dengan suaminya itu!

=======

Harta, Tahta, Wonwoo-ya.. | MEANIE (Completed)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang