20

23.7K 3K 199
                                    

Tentang Irene yang katanya pulang kerumah sepertinya memang hanya kebohongan Mingyu belaka.

Buktinya sampai detik ini wanita cantik itu tidak juga menunjukkan batang hidungnya.

Kemarin malam Irene hanya menelfon Wonwoo, mengatakan jika pihak sekolah sudah mengetahui kabar pernikahan juga kehamilannya.

Wonwoo dan Mingyu akan lulus sebentar lagi, jadi tidak masalah. Irene bisa mengurus semuanya.

"Wonwoo, ini!"

"Hyung, serius aku harus pakai ini?" tanya Wonwoo tidak percaya.

"Tadi pagi kan sudah aku katakan padamu lewat sebuah pesan."

"Tapi aku tidak menyangka itu akan sependek ini."

Wonwoo masih memandang ragu pada celana super pendek yang harus dia kenakan selama proses pemotretan pagi ini.

"Sudah, coba saja dulu."

Dulu Wonwoo tidak pernah protes soal apa yang harus ia kenakan selama pemotretan, dia sangat percaya diri, menganggap tubuhnya ramping, seksi dan menggoda.

Tapi sekarang.. Wonwoo meringis prihatin melihat pantulan dirinya pada cermin ruang ganti. Tidak indah sama sekali..

Rasa percaya dirinya telah menguap secara keseluruhan.

"Hyung.."

Laki-laki yang dipanggil Wonwoo 'hyung' itu menoleh. Ada kernyitan heran disana sebelum dia datang mendekati Wonwoo.

"Kau gendutan ya?"

"Aku banyak makan di malam hari akhir-akhir ini." balas Wonwoo berbohong.

"Lihat semua lemak ini!" lelaki itu memberikan cubitan besar diperut Wonwoo. "...tebal sekali!"

'Astaga, bayiku..' batin Wonwoo ingin menangis saja.

Proses pemotretan belum juga dimulai tapi Wonwoo ingin itu segera berakhir saja, dia ingin cepat-cepat memakai baju karena merasa ini sungguh memalukan sekali.

"Sudah tidak apa-apa, yang seperti ini masih bisa aku atur. Kau butuh diet, Wonwoo-ya."

"Iya, hyung. Aku akan diet mulai besok."

Satu jam telah berlalu, selama waktu istirahat Wonwoo habiskan dengan membalas pesan dari ibunya yang lagi-lagi meminta kiriman uang.

"Wonwoo, ada yang mencarimu."

Dia mengalihkan perhatiannya dari layar HP menuju rekannya yang baru saja bicara.

"Siapa hyung?"

"Mungkin pacarmu, tapi dia mengaku sebagai suamimu." rekan kerjanya itu kemudian tertawa. "...anak SMA jaman sekarang kalau pacaran seperti itu ya, beda sekali dengan jamanku dulu."

'Mingyu?ㅡseharusnya dia kan ada di sekolah.' batin Wonwoo.

Beberapa detik kemudian sosok Mingyu benar-benar muncul disana, menatap tak suka kearah Wonwoo yang hanya menutupi tubuh polos bagian atasnya dengan sebuah selimut.

"Apa-apaan ini, Jeon Wonwoo?!"

"Kenapa kau bisa ada disini?" tanya Wonwoo heran.

"Ayo, pulang!" Mingyu memaksa Wonwoo berdiri dari tempatnya duduk.

"Tidak mau. Aku sedang bekerja!"

"Lihat! Pahamu bahkan terekspos jelas dihadapan orang-orang dan kau tidak merasa malu sama sekali?!"

"...kau tidak berangkat ke sekolah dengan alasan tidak enak badan tapi ternyata kau malah pergi untuk menjual tubuhmu!"

Sebuah tamparan keras segera Wonwoo layangkan, dia menatap Mingyu dengan raut hampir menangis.

Mingyu telah melukai harga dirinya dihadapan banyak orang.

"Pulang!" bentak Mingyu.

Dia menatap semua orang yang berada didalam ruangan pemotretan tersebut. "Mulai hari ini Wonwoo resmi keluar dari pekerjaan ini!"

Wonwoo hampir melayangkan pukulan lagi lantaran tidak bisa menahan rasa kesal pada ucapan sang suami, namun Mingyu berhasil menahannya.

Menarik tangan Wonwoo mengikuti langkahnya keluar dari ruangan tersebut.

=======

"Dasar kejam! Tidak berperasaan!"

Mingyu hanya bisa menghela nafas, mendengar Wonwoo yang terus-terusan mengatainya sedari tadi sembari menangis.

Mingyu memang emosi, namun Wonwoo lebih emosi.

"Kau tau sendiri aku bekerja untuk keluargaku. Aku berusaha agar mereka tidak mengusik kalian!"

"Marah-marah terus!" balas Mingyu tak tahan. "Urusan keluargamu nanti akan aku bicarakan dengan Irene noona! Jadi kau tidak perlu susah-susah cari uang lagi!"

"...sekarang cepat ganti pakaianmu! Memangnya tidak risih hanya pakai celana kurang bahan seperti itu?!"

Mingyu membuka lemari pakaian, mengambil setelan baju milik Wonwoo.

"Hei, dengarkan aku!"

"Tidak mau!" balas Wonwoo masih kesal.

"Jauhi Jun mulai sekarang!"

"Kenapa aku harus menuruti ucapanmu?"

"Karena aku suamimu!"

"Hanya status 'kan? Kau bahkan tidak berperan sebagaimana mestinya sikap suami kepada istrinya! Kau pikir siapa yang memenuhi semua keinginanku saat ngidam? Hanya Jun!"

"Kenapa kau tidak minta padaku?"

"Kau tidak tanya!"

Mingyu menghela nafas. Dia akui Wonwoo cukup tangguh dalam urusan melawannya, khususnya saat perang mulut.

"Mulai sekarang kalau ingin apa-apa minta saja padaku, jangan Jun! Jauhi dia!"

"Kenapa kau terus-terusan memintaku menjauhinya? Dia baik sekali padaku dan juga pada Junwoo!"

"Junwoo?!ㅡkau menamai bayi kita Junwoo?!"

Mingyu tidak bisa mempercayai ini sama sekali!

=======

Harta, Tahta, Wonwoo-ya.. | MEANIE (Completed)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang