Pagi itu tepatnya pada tanggal tujuh belas bulan Juli, Wonwoo dikejutkan dengan menu sarapan sup rumput laut di meja makan.
Mingyu mengatakan Irene yang memasak sup itu khusus untuk Wonwoo yang sedang merayakan ulang tahunnya yang kesembilan belas.
Dia pulang jauh-jauh dari luar negeri hanya demi ikut merayakan ulang tahun sang adik ipar. Irene juga berjanji akan pulang ketika sudah mendekati tanggal perkiraan persalinan Minwoo.
Ketika Irene bertanya hadiah ulang tahun apa yang Wonwoo inginkan, dia mengatakan ingin sepasang cincin pernikahan untuknya dan Mingyu, karena yang dulu sedikit mengalami kekacauan.
"Jangan minta pada Irene noona. Biar aku saja yang belikan untukmu."
Irene hanya mencibir main-main. "Uangmu 'kan juga dari aku."
Mingyu hanya bisa cemberut mendengar itu.
Sore harinya setelah pulang dari kegiatan kuliah, Mingyu benar-benar mengajak Wonwoo membeli cincin untuk mereka.
Membiarkan Wonwoo sendiri yang memilih desain yang dia mau.
=======
Tanggal satu bulan September akan menjadi kunjungan terakhir Mingyu dan Wonwoo ke rumah sakit, karena sebentar lagi Minwoo akan segera lahir.
Seperti hari perkiraan lahirnya yang jatuh pada tanggal lima bulan September.
Keesokan harinya Wonwoo mengeluh perutnya terasa tidak nyaman, hingga membuatnya bolak-balik memasuki toilet.
"Sayang, jangan kunci pintu toiletnya!" Mingyu berteriak khawatir didepan pintu.
"...aku tidak mau Minwoo tercebur kedalam kloset. Ayo, kita pergi ke rumah sakit saja!"
"Berisik, Kim Mingyu!" balas Wonwoo kesal dari dalam sembari menahan mulas.
Tadi mereka sudah menelfon dokter Lee, beliau mengatakan tidak masalah untuk menunggu di rumah selama air ketuban belum pecah.
Tapi kalau kontraksi yang Wonwoo rasakan semakin kuat, mereka harus segera menuju ke rumah sakit.
"Kontraksi palsu atau asli?" tanya Irene yang menemui Wonwoo didalam kamar.
"Tidak tau, Noona.. tapi ini teratur dan terasa semakin sering."
"Aku menunggu dibawah, nanti kalau kalian sudah siap pergi ke rumah sakit akan aku antar."
"Iya, Noona." Mingyu yang membalas sembari memijat punggung Wonwoo.
Sampai usia kehamilan lima bulan kemarin, Wonwoo masih teguh ingin melahirkan dengan cara operasi caesar.
Tapi setelah dia membaca sebuah artikel mengenai prosedur operasi caesar secara detail Wonwoo bergidik ngeri. Operasi caesar maupun normal sama-sama menyeramkan.
Jadi Wonwoo pasrah saja, membiarkan Minwoo yang menentukan jalan keluar pilihannya sendiri.
"Gyu, aku takut jarum infus.." keluh Wonwoo saat dalam perjalanan menuju rumah sakit.
"Jarum milikku lebih besar tapi kau tidak takut."
Wonwoo tidak bisa menahan tangannya untuk memukul sang suami. Masih saja bercanda ditengah situasi seperti ini!
Dokter Lee mengatakan jika Minwoo bisa saja lahir hari ini atau mungkin besok.
Mendengar itu Wonwoo rasanya ingin menyerah saja. Bagaimana bisa dia menahan rasa sakit ini sampai keesokan hari?
Para suster mengatakan adalah hal wajar jika proses persalinan pertama membutuhkan waktu lebih lama.
Sebagai seorang pasien, Wonwoo menuruti semua saran yang diberikan oleh para suster agar mereka bisa segera bertemu dengan Minwoo.
Kalau bisa ya hari ini saja!
=======
KAMU SEDANG MEMBACA
Harta, Tahta, Wonwoo-ya.. | MEANIE (Completed)✓
FanfictionBukan harta, Bukan tahta, Melainkan... "Wonwoo-ya!" ••• Warning❗❗ √ bxb √ mpreg 💚💜