17

22.9K 3.2K 290
                                    

Mingyu datang ke rumah sewaan Wonwoo malam ini, dia menemukan Jun tengah berada disana juga.

Dia jadi malas melihat Jun ada dimana-mana! Berharap pemuda itu akan menghilang untuk sementara waktu saja.

Tidak selamanya, nanti Minghao tidak punya jodoh kan kasihan!

"Apa salahnya aku mendatangi istriku sendiri?" tanya Mingyu balik ketika Jun bertanya mengenai maksud kedatangannya.

"Istriku, istriku, istriku! Aku muak Mendengarmu menyebut Wonwoo dengan sebutan istriku! Jadi hentikan itu!" pinta Jun kesal.

"Ayo, istriku kita pulang ke rumah! Kakak iparmu akan pulang besok pagi."

Memang Mingyu ini sifatnya semakin diperingatkan semakin menjadi-jadi.

Jun mendengus keras. "Kau bohong! Irene noona baru akan pulang bulan depan."

"Tadi dia menelfonku mengatakan rindu pada Wonwoo dan calon keponakannya."

"Aku tidak percaya!"

"Aku tidak memintamu untuk percaya! Lagipula tidak ada gunanya juga kau percaya." balas Mingyu.

"Aku malu melihat kalian berdua selalu bertengkar saat bertemu." Wonwoo buka suara.

"Bukan aku yang memulai tetapi Jun!"

"Kenapa jadi aku? Kau saja yang menyebalkan!"

"Silahkan lanjutkan pertengkaran kalian, aku akan keluar untuk menghirup udara segar."

Jun mengikuti langkah Wonwoo keluar dari kamar, ketika mereka kembali setengah jam kemudian keadaan kamarnya sudah tidak lagi sama.

"Apa yang kau lakukan?" protes Wonwoo melihat seluruh pakaiannya telah masuk ke dalam koper.

"Mulai sekarang kau akan tinggal di rumah."

"Aku tidak mau!"

"Kau tidak boleh membantah perintah suamimu."

"Ya tidak apa-apa kalau suaminya tidak becus sepertimu!" balas Jun.

"Berhenti mencampuri urusan rumah tangga kami!"

"...kau mendatangi kediaman seseorang yang telah menikah, itu sama saja artinya kau tengah mencoba untuk berselingkuh dengan istri orang lain."

Tanpa menunggu jawaban dari Jun, Mingyu menggandeng tangan Wonwoo sembari menyeret koper menuju tempat dimana mobilnya terparkir.

"Mingyu, aku mual mencium bau parfum mobilmu." keluh Wonwoo sesaat setelah masuk kedalam mobil.

"Tahan sebentar saja. Lagipula rumahku 'kan tidak jauh dari sini."

Setelah sampai di kediaman Mingyu, Wonwoo langsung turun dari mobil dan muntah-muntah dihalaman, Mingyu segera turun menyusul.

"Hei, kau tidak apa-apa?"

Parfum mobil Mingyu memang baru saja ganti tadi sore, dia pikir baunya cukup lumayan enak kok!

Tapi di indra penciuman Wonwoo yang sedang sensitif itu terasa seperti menusuk-nusuk hidungnya, membuat kepalanya terasa berputar dan perutnya mual bukan main.

Wonwoo mengangguk setelah merasa jauh lebih baik.

"Ayo, masuk kedalam!" ajak Mingyu.

"Apa kau akan menyuruhku tidur di sofa lagi?" tanya Wonwoo ketika mereka sampai di kamar Mingyu.

Saat baru menikah kemarin Mingyu memang tidak mengijinkan Wonwoo tidur diranjang besarnya, kecuali di sofa yang ada didalam kamar tersebut.

"...akhir-akhir ini aku tidak bisa menemukan posisi yang nyaman untuk tidur, perutku sering kali terasa kram."

"Kau boleh tidur diranjang." balas Mingyu.

"Lalu kau dimana?"

"Aku disini juga."

"Kita akan tidur satu ranjang? Begitu?"

"Kau keberatan?"

Wonwoo menggeleng ragu.

"Baguslah. Nanti akan ada seseorang yang membereskan semua pakaianmu jadi kau tidak perlu repot-repot."

=======

Malam pertama tidur satu ranjang dengan Mingyu bukan rasa canggung yang Wonwoo rasakan melainkan lagi-lagi rasa tidak nyaman diperutnya.

Sudah hampir tengah malam, Wonwoo juga sudah berulang kali mencari posisi yang pas namun tetap saja tidak ada yang bisa berhasil membuatnya segera jatuh tertidur.

"Wonwoo, berhenti bergerak dan segera tidur! Kau mengganggu tidurku!" omel Mingyu dengan mata terpejam.

"Aku tidak bisa tidur." balas Wonwoo sebal.

"Lakukan apa saja agar kau bisa segera tidur!" ucap Mingyu agak membentak.

Wonwoo berbalik membelakangi Mingyu dengan raut kesal hampir menangis.

Sejak ketahuan hamil semua yang ada pada dirinya memang berubah menjadi lebih sensitif, termasuk perasaannya.

Wonwoo juga ingin tidur dengan nyenyak tapi memang hal itu sulit dia lakukan beberapa hari terakhir ini. Benar-benar menyebalkan sekali!

Ditengah rasa kesal Wonwoo yang semakin memuncak, tiba-tiba sebuah tangan terulur dari belakang, mendarat tepat dipermukaan perut Wonwoo.

Sudah pasti Mingyu pelakunya!

"Tidurlah.. besok kita masih harus berangkat ke sekolah." gumam Mingyu dibelakang dengan suara lebih lembut.

Tangan pemuda itu mulai bergerak mengusap-usap perut Wonwoo.

Tidak lama kemudian Wonwoo sudah jatuh terlelap.

=======

Harta, Tahta, Wonwoo-ya.. | MEANIE (Completed)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang