Bab 20

4.5K 166 4
                                    


Aku bertahan tetap kokoh berdiri saat angin kencang menerpa kulit bahkan tubuh, tangan kiriku menahan tumpukan baju, tangan kananku menggapai baju lainnya. Lalu setelah semua ku selamatkan aku lari tergopoh gopoh mencapai pintu belakang.

Ku dengar tawa dua makhluk kesayanganku saat memasuki rumah.

Aku cemberut. Masih menatap mereka yang menyantap brondong manis.

"Bun" ucapku merajuk menghampiri mereka sambil menghentak hentak.

"Hey, sayang, jemurannya ga ada yang jatuh kan?"

Bahkan jemuran lebih penting meski aku nyatanya hampir terbawa angin.

"Tau ah!" Sambil menyerongkan badan ku ambil kue brownis dihadapan mereka.

"Eh eh cuci tangan dulu atuh Mei, sini bajunya bunda bawa ke atas" ucap bunda sambil mengambil pakaian ditanganku lalu menoleh pada Kak Selo.

"Selo nginap saja, bunda sudah telpon mama Rin. Di luar hampir hujan, bahaya nyetir malam apalagi hujan"

Kak Selo mengangguk dengan semangat "Iya bun"

"Mei temenin Selo ya, bunda tidur duluan"

Aku tersenyum, mataku berbinar memandang wajah masam Kak Selo.

Aku berjalan ke belakang kursi yang diduduki Kak Selo, ku peluk lehernya. Ku tumpukan wajahku di bahunya. Dia diam saja, malah asik meminum jus jeruk.

"Mei, lepas aku susah minum" Kak selo berusaha melepas tanganku, aku mengencangkan pelukan.

"Pacarku ganteng banget sih"

Kak selo mendegus "Si Hana--"

"Hanif!"

Kak Selo berdecak "Ya itu, dia lebih ganteng kan?!" Tanya Kak selo menoleh padaku sehingga ujung hidung kami bersentuhan.

Aku menahan napas, melepas pelukkan tapi kak selo malah menahan. "Jawab!" Ucapnya tak sabar

Aku terkekeh "gantengan kamu"

"Bohong!"

"Iya!"

Kak Selo melotot

"Eh engga, maksudnya tuh engga bohong, udahan ah kakak mah ngambeknya gitu deh" aku melepas pelukan, dan duduk dikursi samping kak selo.

"Lagian kan aku udah jujur sama kamu, tadi pesan dia aja aku kasih liat kan"

"Blokir"

"Kan kita belum ketemu, masa diblokir. Gimana sih" gerutuku

Kak Selo tersenyum miring, "Bahkan meski dia ga punya ponsel pun, aku masih bisa cari jejak dia"

Ku pukul bahu Kak Selo "Kak jangan main fisik lagi, aku ga suka. Kalo Kakak main fisik kita putus" kataku spontan

"MEIRA!"

Kak Selo menunjuk wajahku, dengan rahang yang mengeras "Jangan sekali kali kamu keluarin kata kata itu. Ingat Mei! aku ga pernah main main. Kalau kamu sekali lagi bilang begitu, aku akan buat kamu mengandung benihku!"

Aku tersentak, lalu menatapnya sendu. Dia beranjak pergi berjalan memasuki kamar tamu dengan bantingan pintu. Aku menunduk, meneteskan air mata. Aku bimbang, benarkah ia mencintaiku? Atau obsesi semata? Kenapa dia mengancamku dengan hal keji seperti itu? Tangisku berubah menjadi isakkan.






Selamat malam senin :)
Jangan lupa vote ya, saya akan double up lagi kalau votenya bertabur tabur 😂

POSESSIVE BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang