Bab 8

5.8K 198 0
                                    

"Aku akan bunuh rama!"

"Kok jadi bawa bawa Rama sih kak!" Sahutku kesal. Aku beranjak dari pangkuannya.

"Kamu putusin aku gara gara dia kan?Apa yang dia lakukan sama kamu sampe kamu berani sama aku begini?" Kak Selo ikut berdiri menghampiriku.

Sekarang aku menghela napas, mencoba meredam emosiku. Selalu saja seperti ini. Aku lagi yang mengalah. Ku tarik tangan Kak Selo untuk duduk di sofa kamarku.

"Kak... aku ga suka kalau Nino ikut campur urusan kita, kalau kakak ragu sama aku atau ada hal yang mau kakak tanya, silahkan tanya langsung sama aku, ga perlu melalui Nino. Sadar atau engga pertengkaran kita itu timbul karena Nino selalu melebih lebihkan hal spele antara kita. Rama cuma nolong aku Kak, cuma itu. Ga lebih" ku tatap bola mata Kak Selo untuk meyakinkannya tidak perlu lagi ada si banci lambe di antara kita.

"Aku ga suka kamu dekat sama cowo lain dan kamu tahu itu tapi tetap aja kamu ulangi" sahutnya lalu memalingkan wajah.

Ku sentuh sisi wajahnya. Ya Tuhan.. aku menyayanginya, sangat. Tapi kenapa dia sulit sekali menaruh kepercayaan padaku.

"Aku sayang banget sama Kakak. Sangat. Aku ga mungkin khianatin Kakak. Gimana caranya buat kakak percaya sama aku?" Tanyaku padanya

Dia menoleh, memandangku. Menyatukan dahi kami.

"Aku percaya sama kamu Mei, Aku cinta banget sama kamu, makanya aku begini ke kamu karena ga mau kehilangan kamu. Udah ya lupain kata putus itu Mei, jangan keluarin kata kata itu lagi" ucap Kak Selo sambil tersenyum manis sekali.

Seandainya itu senyum permanen, mungkin aku diabetes. Yasudahlah ku maafkan saja.

"Kak ... peluk..." dia langsung memelukku erat

"Aku suka kamu yang manja" katanya berbisik.

Aku tersenyum.

POSESSIVE BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang