Bab 31

3.4K 175 22
                                    

Aku mengerjapkan mataku pelan, kemudian cahaya menerpa sehingga kembali ku tutup kelopak mataku. Perlahan aku mulai membuka mata. Aku terdiam sesaat.

Sampai kemudian aku mengingat sesuatu. Penikahan!

Aku bergegas menyibak selimut, desah nafas lega ku lakukan ketika melihat pakaian ku masih utuh. Dan... Aku mengerjapkan mata berkali kali, Apa pernikahan itu mimpi?

Aku menoleh ke arah kiri, disampingku tak ada siapa pun, tak ada kak Selo. Bukankah jika itu nyata seharusnya sekarang ia ada di sebelahku. Aku meringis, ternyata itu mimpi.

Aku memajukan bibirku sebal. Entahlah, kalaupun itu kenyataan aku tak akan menolak dan akan menerima dengan senang hati.

Ceklek

"Ahkkkkkkkkk!!!!!" Mataku terbelalak, terkejut melihat kak Selo keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk.

Segera ku angkat tanganku dan menutup mata.

"Kakak ngapain sih?!"

"Mandi lah mei,"

"Ngapain mandi disini sih?!"

Perlahan ku turunkan tanganku dan melihat kak Selo masih dengan handuk dipinggang itu.

"Astagfirullah kak, kita bukan muhrim"

Ku lihat kak selo mengernyit "muhrim kok Mei"

"Jangan ngadi ngadi kak!"

"Siapa yang ngadi ngadi"

"Kak, walaupun kakak sering nginep disini, tapi jangan lancang ginilah, ga enak sama bunda"

Kak Selo melangkah ke arah lemari dan membukanya, "Apa sih Mei, ga jelas kamu"

"Eh eh eh ngapain, jangan dibuka!"

Kak Selo menoleh,

"Jangan buka lemari aku kak!"

"Kenapa?" Tanya Kak Selo

"Ada daleman aku" cicitku pelan dan memalingkan wajah "Ga sopan ih kakak"

Kak Selo malah membuka lemari dan mengambil sesuatu yang sangat privasi,

"Ini maksud kamu?" Kak Selo mengangkat satu bra hitam renda milikku.

Mataku membola dan segera melompat mengambil benda itu.

"IH! SELO!!!!!!"

Kak Selo tertawa, lalu mengambil satu benda lagi dari lemari, "Aku tuh mau ambil ini sayang...."

Ia menunjukkan kolor hitam polos khas laki laki.

"ASTAGA NAGA KENAPA ITU ADA DILEMARI AKU?!!!!"

"Wajarlah Mei, masa liat sempak suami sendiri kaget sih, gimana liat isi sempaknya nanti"

Dia mengatakan kalimat itu sambil berlalu membawa pakaian dan kolor itu ke dalam kamar mandi.

Aku terdiam,

Sempak?

Suami?

Isi sempak?

Aku beneran udah nikah?

*****

Bunyi perpaduan sendok dan piring menggema diruang makan. Rasa rasanya aku ingin menghilang saja. Bagaimana bisa aku mengira itu mimpi, pada kenyataannya pernikahan itu memang nyata. Dasar Almeira bodoh!

POSESSIVE BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang