Bab 27

3.6K 151 14
                                    

Aku berdiri dengan tangan berkeringat, memegang sepucuk surat dan satu tangkai mawar. Kali ini, Nino tidak berbohong dia menemukan kedua benda ini dilaci mejaku.

Saat ini aku sedang diperpustakaan, bagian paling pojok bersama Nino dan Dita. Ya, aku mengajak mereka, mendiskusikan tentang hal ini. Pikiranku buntu, tidak tahu harus meminta bantuan siapa lagi. Jadi aku memilih mereka, karena merekalah yang dari awal sudah mengetahui hal ini.

"Gimana dong?" Tanyaku gusar. Ku seka keringat didahiku dengan punggung tangan, padahal ruangan ini berAC.

"Cari idelah" sahut Nino

"Ide? Ide apa?"

Nino memutar bola mata mendengar pertanyaan Dita, lalu menyahut dengan ketus "Udah jelek, bego juga lu Dit"

"Yang penting gua normal" Dita mengibas rambutnya ke wajah Nino

"Kutu lo lompat anjir" Nino mengeplak kepala Dita

Dita melotot "SETAN_"

"HEY!!!! SIAPA ITU YANG BERISIK" Tegur bu Manja

Nino dan Dita saling menutup mulut. Tangan Nino menutup mulut Dita, begitupun sebaliknya.

Aku mendelik, dalam hati memohon doa 'satukanlah mereka dengan ikatan cinta ya Tuhan'

"Makanya jangan berisik," ucapku pelan

Mereka mengangguk kompak.

Aku membuka surat tersebut

Cintaku adalah kamu,
Selamat pagi cinta!

"Ya ampun, sweet..." Nino mengulas senyum lebar sambil membaca surat itu dari sampingku.

"Nino, please!" Aku menatap tajam, Dia memgerucutkan bibir yang seketika ditabok kencang oleh telapak tangan Dita.

"Dita!"

"Bibir lu minta gue tabok" sahut Dita

"Udah udah, jadi gimana? Kita harus cari tahu siapa yang ngirim ini" aku memulai pembicaraan ini dengan serius, berharap salah satu dari mereka mempunyai ide.

Dita mengambil surat ditanganku, "Surat ini kan selalu kita temuin waktu pagi, berarti kemungkinan itu si pelaku naronya pagi pagi banget"

Aku diam lalu memgangguk, membenarkan kemungkinan itu.

Nino menyanggah, "Engga juga, bisa jadi dia naronya malem"

Aku kembali mengangguk "Iya juga"

"Gimana kalo besok kita dateng pagi aja, buat mastiin dulu dugaan gue" ucap Dita antusias

Nino menyanggah "Nanti malem aja dulu, kan dugaan gue juga memungkinkan" ucap Nino lebih antusias

"Yaelah, mentang mentang spesias lu keluarnya malem" sahut Dita

"Diem lo, dedemit macem lu juga adanya malem" sahut Nino

Dita mendengus, "Pagi aja dulu kita pantau,"

"Malem aja dulu, elah" Bantah Nino sarkas

"Pagi"

"Malem"

"Pagi!"

"Malem!"

"Pag_"

"Sepulang sekolah kita mulai pantau, gue ga nyangkal dugaan kalian. Tapi gue juga punya dugaan, bisa jadi dia naro itu sepulang sekolah pas kelas udah sepi" Aku menyela perdebatan mereka yang selalu muncul setiap menit. Lalu aku merampas surat ditangan Dita sambi berlalu "Ayo masuk kelas, udah bel"

*****

"Tadi istirahat kemana? Aku ga liat kamu, Nino juga" Kak Selo mengambil tanganku untuk dia genggam

"Aku ke perpus, ada tugas dadakan dan deadlinenya hari ini juga" jawabku sambil menoleh sekilas

Kami sedang di koridor menuju kantin, Kak Selo belum makan ketika istirahat karena aku tak ada katanya, dasar manja.

Setelah menemani dia makan, dia kembali membawa ku ke lantai 3, dia akan melaksanakan PM dan aku menunggu sampai ia selesai.

"Mau nunggu dimana? Fittingnya nanti malem kata Mama jam 7" ucap Kak Selo ketika kami sudah dilantai 3 depan tangga.

Aku mengangguk, menyetujui perihal fitting "Diperpus aja, Nino sama Dita udah nunggu. Mau lanjut tugas tadi" jawabku sambil menoleh

Kak Selo menekuk alis, "Belum selesai?"

Aku berdehem,

Kak Selo mengangguk "Oke, aku ke kelas ya yank,"

Mengecup keningku kilat lalu pergi ke arah kiri koridor.

Aku kembali menuruni tangga ke lantai satu, lalu berbelok arah ke toilet di ujung koridor. Dari jauh sudah terlihat dua makhluk berbeda jenis kelamin saling berhadapan, sesekali terdengar seruan keras sambil menunjukkan raut kesal masing masing. Aku mendengus, berantem lagi.

"Elo tuh harus profesional kalo bantu temen, gausah ajak ajak pacar" terdengar suara Dita ketika aku sudah berada 2 meter dari mereka.

"Gue profesional, lo aja iri sama gue karena lo jomblo. Pake ngusir cowo gue segala," Nino mengibas kipas hello kitty

"Heh, gue ga bakal ngusir ya kalo ga liat adegan menjijikan tadi, apaan tuh kak emon aku takut sama dita, dia ganas. Jangan biarin aku berdua sama dedemit. HUEKKKKKK" sanggah Dita menggebu gebu sambil memperagakan kata kata tersebut dengar bibir maju dan bertolak pinggang.

"Lo kan emang dedemit berkostum manusia" sahut Nino singkat sambil membuang muka, saat aku tepat berhadapan dengan mereka.

"Udah?" Tanyaku singkat

"Noh temen sejenis lo rese!" Adu Nino dengan raut kesal

"Lo cemburu?" Tanyaku menoleh ke Dita

"Hah?" Tanya Dita bingung

Aku menunjuk Nino "Iya, lo cemburu liat Nino sama Emon" sahutku santai

"Hah? HAHAHAHAHAHAHA UDEH GILE LO?!" Dita tertawa kencang yang mendapat tebasan kipas dari Nino karena tertawa tepat disamping telinganya

"DASAR PEREMPUAN DAJJAL!" teriak Nino


Aku menggaruk pelipis sambil berbalik dan berjalan meninggalkan 2 makhluk itu menuju kelasku untuk mulai memantau si pelaku.

*****





Next?

1 kata untuk Nino dan Dita?

Jangan lupa votenya :*


POSESSIVE BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang