Bab 26

3.7K 154 7
                                    


"Kak, minggu depan beneran kita tunangan?" Tanyaku sambil merapihkan letak rambutku meski selalu bergoyang akibat Kak Selo yang menyetir sedikit cepat.

"Ga jadi"

Seketika aku menoleh dengan wajah siap memprotes, "Kok ga jadi?"

"Ga jadi minggu depan, jadinya minggu ini hari sabtu malam"

"Ohhh_ HAH?! Apa sih Kak, jangan bercanda deh"

Kak Selo mendengus mendengar responku "Kenapa sih semua perempuan memiliki sifat labil, aku bilang ga jadi kamu protes, aku bilang jadi kamu bilang aku bercanda. Ayolah sayang, aku udah fix ga bisa di ubah. Bunda sama mama juga udah tau"

"Iya tapi_"

"Dan kamu harus nurut" ucap Kak Selo seraya menunjuk diriku

Aku mengerucutkan bibir "Iya iya yaudah, cuma keluarga doang kan Kak?" Tanyaku lagi

"Iya"

Aku tersenyum

"Dan semua siswa"

"Hah?! Kak! Kalo ngomong itu jangan setengah setengah deh," protesku menabok lengan kirinya.

"Semua siswa juga keluarga kita yank, mereka keturunan adam hawa sama kayak kita"

"Serius Kak, masa iya sih kamu sampe ngundang satu sekolah" aku masih mengerutu perihal ini. Dia itu kebiasaan aku sama sekali tidak diajak diskusi tentang acara pertunanganku sendiri.

"Yank, nanti pulang sekolah fitting baju ya" Kak Selo malah membahas hal lain

"Ish, jawab dulu Kak"

"Emang kenapa sih yank, biarin aja mereka datang supaya mereka tau kamu sama aku udah permanen" sahutnya santai

"Dih lebay"

"Makasih"

Aku lagi lagi mendegus sambil membuang muka, sesaat kemudian aku kembali menoleh "Kak, kita kan cuma tunangan ngapain fitting. Aku masih banyak gaun yang belum dipake"

"Kamu.Harus.Nurut"

Kak Selo itu daritadi jawab pertanyaanku terlalu santai tanpa beban seakan ini itu cuma acara kecil.  Tapi setiap ditanya selalu jawabannya singkat, tidak padat dan tidak jelas.

"Dasar bossy!" Ucapku ketus

"Makasih sayang"

*****

"MEI! Woy almeira sarah!!"

Aku menatap ke atas, tepatnya ke seseorang yang memiliki wajah cantik dan berkelamin laki laki yang sedang berdiri di depan koridor depan kelasku.

Aku sedang berjalan dilapangan. Kak Selo sudah ke kelas terlebih dahulu karena ada tugas yang belum ia selesaikan.

Aku terus berjalan, meski Nino masih saja memanggilku seperti memanggil maling yang kabur.

Setelah sampai di koridor, Nino segera berlari kecil mendatangiku. Wajahnya tampak cemas. Aku mengerutkan dahi, kenapa dia?

"Kenapa lo? Putus sama Emon?" Tanyaku sarkas saat ia sudah dihadapanku

Wajahnya masih cemas bahkan pertanyaanku tak ia pedulikan.

Nino memajukan wajahnya ke telingaku dan berbisik "Lo dapet surat sama bunga lagi"

Tubuhku menegang.

*****



Mei dapet surat sama bunga lagi, dari siapa yaa?

Jangan lupa votenya :*

Siapa yang mau lanjut? cung!

Selamat berbuka puasa!

POSESSIVE BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang