"Siapa gadis ini?" tanya Hyoyeon to the point.sambil menyendokkan makanan kepiring mereka satu persatu
"Ini yang membuat Hyoyeon meninggalkanmu dirumah Tuan Choi tadi?" Sooyoung masuk keruang makan, Taeyeon menolehnya
"Wooooah, aku sangat merindukanmu Soo! Kita tidak berjumpa seharian ini" Taeyeon memeluk tubuh jangkung Sooyoung dengan sedikit berjinjit
"Itu karena seharian ini baru dimulai tiga jam yang lalu" Sooyoung menunjuk kearah jam digital diatas meja yang menunjukkan angka 03:00
"Mianhae" Taeyeon mengeluarkan tanda 'peace' dengan jari tangan kanannya sambil tersenyum dorky
"Kau belum menjawab pertanyaan kami" Hyoyeon memperingati
"Hehe mianhae" Taeyeon menarik bangku kemudian mempersilahkan Tiffany duduk, gadis itu tersenyum. Siapapun diruangan itu yang melihat senyumnya kembali tertegun melihat eye smile yang sangat indah pada wajah gadis itu "dia yang kuselamatkan di rumah Tuan Choi tadi" jawab Taeyeon sambil duduk dibangkunya disebelah Tiffany
"K-kau mengenalnya?" tanya Tiffany heran kepada Taeyeon, gadis kecil itu hanya menggeleng membuat Tiffany mengerutkan kening
"Kenapa kau membawanya kemarkas?" Yuri memasang ekspresi khawatir
"Bagaimana jika dia adalah mata-mata?" Sooyoung menimpali
"Guys, please... bisakah kalian lebih tenang? Dengarkan dulu penjelasan mereka" Jessica memperingatkan, membuat Sooyoung dan Yuri bungkam
"Jadi.... em... siapa namamu?" Hyoyeon menatap Tiffany yang sedang memotong makanannya menjadi bagian-bagian kecil
"Tiffany..." jawabnya sambil tersenyum untuk kesekian kalinya
"Senyummu benar-benar manis" Taeyeon bergumam, namun semua orang bisa mendengarnya
"Sepertinya uri Kiddo sedang jatuh cinta"
"Mwo?!" Taeyeon tidak menyadari bahwa gumamamnnya didengar oleh semua orang, siapa saja yang berada diruangan itu kini menertawakan tingkah gadis kecil itu
"Enough guys, back to topic" Hyoyeon memperingati "jadi, mengapa kau bisa membawanya kesini Tae?"
"Dia yang memintaku untuk membawanya pergi dari rumah itu, aku hanya mengikuti perkataannya saja"
"Jinjja... jika seseorang memintamu membawanya kemarkas ini lalu ternyata dia adalah salah satu orang yang selama ini mengincar kita bagaimana Tae? Apa kau tidak berpikir kesana?" Sooyoung menatap tajam Taeyeon
"Maafkan aku... tapi setidaknya aku tidak pernah melakukan kesalahan seperti itu sampai saat ini"
"Belum" Yuri menyanggah
"Mianhae... tapi aku memang terpaksa memintanya membawaku, aku sudah tidak sanggup lagi berada dirumah itu" Tiffany membuka suara
"Mwo? Wae?" tany Jessica penasaran
"A-aku..." Tiffany diam sejenak sebelum kembali melanjutkan perkataannya "Suamiku sering melakukan kekerasan terhadapku" gadis itu menunduk, semua orang yang mendengarnya berhenti melakukan akivitas mereka, semuanya menoleh kepada Tiffany
"Jinjja?" Sunny memastikan, Tiffany mengangguk "w-wae... maksudku mengapa kau mau menikahi orang yang melakukan kekerasan kepada istrinya? Memangnya berapa umurmu?"
"Aku dijodohkan oleh orangtuaku. Sebelum ibuku meninggal dia meminta agar ayahku menjodohkan salah satu dari aku atau saudara perempuanku dengan anak dari sahabat lamanya, itu permintaan terakhirnya. Sebenarnya Ayah meminta kami untuk memilih, antara aku dan saudaraku. saat itu saudara perempuanku sedang memulai mimpinya sebagai seorang penyanyi. Dan aku pada saat itu, sedang tidak melakukan aktivitas penting apapun kecuali menunggu panggilan kerja" Tiffany menghela nafasnya berat "Kami pikir pilihan ibuku adalah yang terbaik sehingga aku tak berpikir dua kali untuk menerima perjodohan itu, namun ternyata jadinya seperti ini" Tiffany memaksakan senyumnya, menatap semua orang satu per-satu "Umurku 24 tahun, aku menikah dengannya setahun yang lalu, memang terlalu cepat tapi ayah ingin dia melihat aku menikah sebelum dia meninggal"
"Maaf jika kau harus menceritakan terlalu banyak tentang masa lalumu" Jessica yang berada disebelah Tiffany mengelus lembut punggung gadis itu
"Tidak masalah, aku sudah terlalu kebal untuk merasa sedih mengingat perjalanan hidupku" gadis itu tersenyum
"Lalu mengapa kau tidak memberitahukan perbuatan suamimu itu kepada Ayahmu?" Sunny bertanya
"Ayahku meninggal tidak lama setelah pernikahan kami berlangsung, penyakitnya tidak dapat tertolong lagi" airmata menggenang dipelupuk matanya
"M-mianhae..." Sunny kembali meminta maaf
"Gwenchana... aku yang harusnya meminta maaf karena sudah merepotkan kalian" Tiffany kembali memaksakan senyumnya
"Kami tidak merasa direpotkan. Bagaimana dengan saudara perempuanmu?" tanya Taeyeon penasaran "T-tidak usah dijawab jika terlalu sakit untukmu" Taeyeon menyadari perubahan ekspresi Tiffany
"Ia sangat terkenal di Amerika, aku tidak ingin menghancurkan karirnya karena masalahku"
"Kau terlalu baik Tiffany..." Hyoyeon menggelengkan kepalanya
"Sudah terlalu banyak pengorbanan yang saudaraku lakukan untuk menggapai mimpinya sekarang, termasuk berhenti sekolah dan bertengkar dengan ibuku. Karena Ibuku tidak setuju dengan pilihan saudaraku dan karir bernyanyinya. Dia gadis yang sangat bersemangat, aku iri melihat semangatnya, andai aku bisa seperti itu. Namun aku terlahir sebagai orang yang penurut, terlalu mengikuti alur hidup" Tiffany tersenyum menyedihkan
"Sudahlah, jadi bagaimana sekarang? Apa kau tidak akan kembali lagi kerumah Tuan Choi?" Sunny menopang dagunya sambil menatap Tiffany
"Aku sangat takut dengan Siwon Oppa, dia benar-benar menyeramkan" ada ekspresi ketakuan dari wajah Tiffany saat menyebut nama lelaki itu
"Mengapa kau tidak menceraikannya saja? Atau pergi meninggalkannya diam-diam?" Sooyoung bertanya sambil terus mengunyah makanan yang tersisa diatas piring Sunny
"Jika bisa sudah kulakukan dari jauh-jauh hari sebelumnya, Siwon Oppa tidak pernah mengizinkanku keluar sendirian kecuali saat aku bersamanya, dan lagi pula..."
"Aku sedang mengandung"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Seize The Day
Fanfiction"Aku tidak peduli siapapun kau, tapi tolong bawa aku pergi dari sini!" - Tiffany Author : Steps Warning!! : The genre is Girl X Girl.