Chapter 8

657 72 5
                                    


Tiffany menggeliat dibalik selimut, dieratkannya pegangannya kepada sesuatu yang semalaman ini dengan nyaman telah dipeluknya. Kesadaran perlahan-lahan merasuki jiwanya, perlahan dia membuka matanya, setelah matanya terbiasa dengan cahaya ruangan dia menoleh kepada seseorang disebelahnya yang tengah menatapnya

"Good morning Taetae..." Tiffany tersenyum kemudian meregangkan otot-ototnya

"Aku rasa sudah tidak tepat lagi jika kau mengucapkannya sekarang" Taeyeon bangun dan menyandarkan tubuhnya  pada kepala tempat tidur

"Jinjja? Memangnya jam berapa sekarang?" Tiffany menatap Taeyeon, gadis itu hanya mengangkat bahu "Maafkan aku jika aku tidur terlalu lama. Apa kau sudah lama terbangun? Harusnya kau bisa membangunkanku jika aku menghalangimu bangkit dari tempat tidur ini" Tiffany memasang wajah merasa bersalah

"gwenchana" Taeyeon tersenyum "aku memang belum tidur sama sekali jadi aku pikir tak masalah jika aku menunggumu terbangun saja, kau tampak kelelahan, kejadian semalam pasti menguras banyak energimu"

"Jinjja? Kau belum tidur? Mengapa?"

"Molla, hanya tidak bisa tidur"

"Kau mengidap insomnia?"

"Sometimes" Taeyeon tersenyum "hanya ketika merasa gugup" Taeyeon berkata lirih

"Mwo?" Tiffany menatapnya

"Ah, gwenchana. Segeralah mandi, kita akan keluar berbelanja untuk keperluanmu" Tiffany tidak menjawab, hanya mengangguk sambil kemudian berlari kecil kekamar mandi. Begitu gadis itu menghilang dibalik pintu kamar mandi Taeyeon tersennyum, ada perasaan-perasaan yang tidak dia mengerti merasuki jiwanya, seperti dia ingin terus berada didekat Tiffany, ingin berlama-lama menatap wajahnya dan tidak memalingkan pandangannya dari wajah gadis itu.


***




Lima bulan kemudian...

TIFFANY POV

Messages from: Taetae

Akan ada surprise untuk orang yang menungguku dirumah

Tapi, jika mengantuk tidurlah jangan memaksakan diri

Doakan saja aku, otte? 😀

Aku tersenyum membacanya, untuk yang kesekian kali kubaca pesan dari Taeyeon yang sedang menjalankan salah satu misi besarnya malam ini. Gadis itu... tak tau apa yang bisa menggambarkan pikiranku tentang dirinya saat ini. Aku tidak merasa takut atau merasa ingin menjauhinya, aku bahkan ingin selalu berada disampingnya. Setiap gerak-geriknya, suaranya, mimik diwajahnya yang sering membuatku gemas, semua yang ada padanya begitu mempesonaku. Ntah apa yang aku rasakan kali ini, bahkan saat bersama Siwon Oppa aku tidak pernah merasakan hal ini sama sekali.

Setiap malam jika Taeyeon menjalankan misinya aku selalu menunggunya di appartement atau terkadang di markas, tak jarang juga aku tertidur karena menunggunya pulang. Kesehariannya Taeyeon adalah seorang pemilik toko kue yang cukup besar dipinggir Seoul, dia akan datang kesana secara berkala untuk mengecek perkembangannya. Tak jarang juga aku kesana menemaninya.

Hello hello moshi moshi ciao ciao busy busy
Every time ai ga beep beep beep beep

Aku tersentak mendengar ringtone dari telepon genggamku, kulihat nama seseorang dilayar telepon, seketika aku tersenyum kemudian mengangkatnya

"Tiffany-aah, buka pintunya" kumatikan panggilannya lalu segera melangkah kepintu. Kubuka knop pintu itu dengan cepat

"Mengapa kau tidak memen-" Aku tertegun melihat sesuatu yang ada didepan pintu, aku tak dapat melihat wajah Taeyeon karena wajahnya tertutup oleh sebuah boneka Teddy Bear besar dengan tulisan 'Would You Be Mine' Aku tak tahu harus berbuat apa, seketika Taeyeon menurunkan bonekanya hingga menampakkan wajahnya, dia tersenyum, begitu manis.

"Tiffany-aah?" Taeyeon menatap dalam mataku "Aku tau mungkin ini terlalu cepat, baru lima bulan sejak kita pertama kali bertemu, namun aku hanya ingin kau mengetahui satu hal bahwa aku tidak lagi dapat menahan perasaan ini, perasaan yang setiap malam selalu menjadi semakin besar saat kutemukan kau tertidur dalam pelukanku" Taeyeon menarik nafasnya sejenak "Tiffany-aah, aku mencintaimu. Tak peduli bagaimanapun keadaanmu dimasa lalu atau sekarang, aku tetap mencintaimu. Maukah kau menjadi milikku?" Taeyeon menyodorkan boneka Teddy Bear besar itu kearahku "Ambillah boneka ini jika jawabannya adalah iya"

Tae, tidakkah kau tau bagaimana kau telah membuat aku merasa seakan sedang terbang diudara? Tae, kau benar-benar mengetahui bagaimana cara membahagiakanku. Kutarik boneka yang disodorkannya, kucampakkan begitu saja dilantai, Taeyeon tampak terkejut. Secepat mungkin aku memeluknya erat agar dia tidak salah paham

"Aku mau Tae, aku milikmu"

"Terima kasih" kurasakan tangannya mengelus lembut belakang kepalaku.


TBC

Seize The DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang