Bagian 8

21 1 0
                                    

Jam istirahat pertama sudah sepuluh menit berlalu. Keinginan Rhea untuk sarapan harus ditunda, karena Risa menemui dia.
"Rhe, dana kita di acara kemarin kan sisa, nah sisanya aku taruh di tempat pensil ini. Tapi kok ngga ada ya."
"Lah kemarin terakhir yang pegang tempat pensilnya siapa, Ris?"
"Terakhir kan di meja itu, nah ada kamu, aku, sama Nila. Masalahnya uangnya tidak di aku sama Nila."
"Aku cuma lihat tempat pensil itu, ngga tak lihat isinya si." Rhea masih santai, mendengar pernyataan tersebut. "Karena ngga biasa juga, aku ngutak atik barangnya orang."
"Jadi kamu ngga tahu ya?"
"Ngga."
"Yasudah Ris, gitu aja."
"Ok."
"Rhe, nih somay buat kamu. Pasti kamu belum sarapan kan?"
"Alhamdulillah, makasih, kalian tahu banget si kalau aku belum sarapan."
"Makanya, kalau istirahat ke kantin dulu. Baru kumpul rapat."
"Hah? Ya Allah, sorry, tadi ngga sempet bilang ke kalian."
"Mau ngga?" Rhea menawarkan somay ke Syiqa
"Sejak kapan kamu bawa makanan dari kantin ke kelas?"
"Dia ngga ke kantin." Rinjani duduk di depan Rhea dan Syiqa, membawa lembar kerjanya. "Tadi temennya manggil dia, karena ada rapat."
"Ooh jadi temennya yang anak IPA itu lagi?" sindir Syiqa
"Lo mau ngga, kalau ngga aku makan sendiri nih somaynya."
"Ya mau. By the way, kenapa kamu bawa lembar kerja di hadapan kita?"
"Habisin dulu somay yang ada di dalam mulut mu, baru ngomong."
"Hahaha." Rhea tertawa puas mendengarnya.
"Ingat, akuntansi selalu ada PR, ok."
"So?"
"Contekin lah, kalau ngga, kita buat bareng, ya?" Rinjani memasang wajah memelas.
"Hahahahahaha."

OooooooooooooooO

"Selamat pagi anak-anak."
"Pagi pak."
"Syiqa, Rhea, silahkan bawa barang seperlunya untuk di luar kelas." pak Nadi menepati janjinya pada mereka berdua. Mereka pun mengemasi barang-barang yang sekiranya diperlukan. Teman sekelas mereka melihatnya heran. Terutama Rinjani, banyak pertanyaan yang ada di kepalanya, untuk mereka berdua.
"Baiklah, kita mulai pelajaran hari ini."
"Rhe, ke kantin yuk." Syiqa dan Rhea berniat mengerjakan tugas geografi yang lainnya di kantin.
"Looh jam pelajaran kok ke kantin? Nanti dimarahin guru loh." mba kantin kaget melihat mereka pergi ke kantinnya di jam pelajaran. "Kalian pasti dihukum ya?"
"Dihukum kok ke kantin mba, hahaha." Syiqa terkekeh mendengarnya. "Es teh satu mba."
"Sama, aku juga mba." mereka pun tengah asik ngobrol, sambil mengerjakan tugasnya. Tiba-tiba, pak Didik melihat mereka, dan menghampirinya.
"Enaknya minum es teh di jam pelajaran. Jamnya siapa ini?"
"Jamnya pak Nadi, pak."
"Minggu kemarin, kalian dikeluarkan dari kelasnya pak Nadi juga kan?"
"Kok bapak tahu?"
"Semua kelakukan anak IPS SATU itu saya tahu. Kalian mau berubah kapan si?" Rhea dan Syiqa mengerutkan dahinya. Mereka berusaha mencerna pembicaraannya pak Didik. "Ayo ke kelas, saya akan bawa kalian ke hadapannya pak Nadi."
"Makanya, Rhe, Qa, jadi murid yang taat aturan." mba kantin ikut memarahi mereka. Mereka berjalan mengikuti pak Didik dan berusaha menahan tertawanya.
"Assalamualaikum." pak Didik mengetuk pintu kelas mereka, dan disambut oleh pak Nadi.
"Walaikumsalam. Pak Didik, ada apa?"
"Ini pak, dua murid di kelas ini, keluar di jam pelajarannya bapak." Syiqa dan Rhea menundukan kepalanya.
"Siapa?"
"Noh, Syiqa dan Rhea, minggu kemarin mereka juga dikeluarkan kan pak? Ish kapan kalian berubah."
"Ya, minggu kemarin mereka saya keluarkan, karena mereka belum selesai mengerjakan tugasnya." pak Didik bertambah marah. "Tapi, setelah saya tahu bahwa hanya merekalah yang menepati janji, makanya hari ini saya beri mereka kebebasan di jam saya."
"Maksudnya pak?"
"Ya, mereka bukan lagi dihukum, tapi mereka lagi saya kasih hadiah pak.
"Excuse me sir, do you want to say 'sorry' for us?" pak Didik terkejut mendengarnya, dia tampak malu.
"Kita bukan lagi kena hukuman pak, tapi kita sedang diberi kebebasan di kelasnya pak Nadi. Makanya kita ke kantin, agar tidak mengganggu kelas yang lainnya. Kita di kantin juga belajar pelajarannya pak Nadi." Rhea berdehem "Lain kali pak, kalau belum tahu alasannya, lebih baik bapak tanya terlebih dahulu." pak Didik semakin malu mendengarnya.
"I am sorry." Dia meninggalkan semua orang yang ada di situ. Mereka kembali ke kantin lagi.

OooooooooooooooO
Jam pelajarannya pak Nadi telah usai. Syiqa dan Rhea kembali lagi ke kelas, untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.
"Enaknya kalian, bisa ke kantin di jamnya pak Nadi." Rinjani ternyata mendengarkan pembicaraan mereka sejak tadi.
"Iya dong."
"Aku kan sudah bilang, buat tugasnya di jamnya pak Nadi, perintahnya kan gitu." jelas Rhea.
"Besok-besok, aku lebih mendengarkan kalian." Rinjani menyesali perbuatannya.
"Hahahaha."

RASA (Ternyata Bukan Mereka, Tapi Kalian) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang