Bagian 7

23 1 0
                                    

"Selamat pagi, teman-teman."
"Pagi."
"Maaf ganggu waktu paginya kalian. Kita dari panitia acara kember, mau memberikan informasi kepada kalian." Pagi ini, Rhea dan Syiqa menyampaikan hasil rapat panitia kember. "Itu informasi kember, dan seperti yang saya katakan tadi, saya akan memilih lima dari kalian untuk ikut kember." Syiqa membuka lembar kertas yang berisi nama teman-temannya yang terpilih. "Rinjani, Kiki, Ana, Malik, dan Ridwan. Itu nama yang kami pilih, ada tanggapan?"
"Kok aku Rhe?"
"Kita butuh lima orang, Rin, dan lima orang yang dipilih tadi, sudah cocok."
"Kalian ngga nganggap kita?"
"Kamu sudah banyak kasus di sekolah ini Ta, takutnya nanti pandangan negatif ada lagi."
"Oh gitu, ok fine. Lagian ngga minat juga."
"Kalau ngga minat, ngapain tadi protes." sindir Syiqa.
"Gue cuma nanya doang, ngga usah ngegas." reflek Rhea menahan lengan Syiqa. Rhea takut, kalau emosi Syiqa keluar, masalah akan tambah panjang. Mendapatkan respon itu, Syiqa kembali ke tempat duduknya.
"Ok, sudah jelas ya?"
"Ya."
Setelah Rhea menyampaikan hasil rapat kember, dia kembali ke tempat duduknya.
"Rhe, kenapa aku?" lagi-lagi Rinjani mempertanyakannya
"Di kelas kita, yang 'normal' itu cuma lima orang, dan kamu tahu itu kan?"
"Cuma semalam doang Rin." imbuh Syiqa
"Kalau bukan kita, siapa lagi Rin?"
"Kok kalian nggak ditulis?"
"Kita panitia, Rin."
"Yasudah, ngikut deh, tapi ada kalian berdua kan?"
"Siap Rin"

OooooooooooooooooooooO

"Assalamualaikum warrahmatullah wabarakatuh. Good morning student?"
"Walaikumsalam warrahmatullah wabarakatuh. Good morning sir."
"How are you today?"
"Fine, thank you, and you?"
"Verry well, thank you."
Pagi ini adalah kelas pak Didik, guru bahasa Inggris. Pak Didik tidak suka dengan kelas IPS satu, bahkan dia yang memberikan panggilan 'under-dog' untuk IPS satu.
"Saya guru bahasa Inggris di sekolah ini, di setiap kelas, hampir delapan puluh persen, saya selalu menggunakan bahasa Inggris," pak Didik menarik napas "Hanya di kelas ini saja, saya tidak menggunakan bahasa Inggris. Yah.. " dia tak sanggup melanjutkan kata-katanya. "Kita langsung ke materi selanjutnya."
Murid IPS satu sudah tidak heran lagi, kalau tiap kali guru masuk ke kelas itu, pasti mereka mengeluh. Bahkan tak sedikit dari para guru, yang tidak menuntaskan jam pelajarannya.

OooooooooooooooO
"Huaaaammm"
"Sudah bangun, Rin?"
"Hehehe, sumpah, bosan banget tadi."
"Kapan kamu berubah Rin?"
"Aku berubah rajin kalau pelajaran akuntansi, Rhe."
"Oh my God, kamu suka akuntansi Rin? Kalau aku si ogah, ribet." Syiqa beranjak dari duduk nya. "Buat jurnal umum lah, buku besarlah, ribet."
"Tapi bu Diana -guru akuntansi jelas ngajarinnya. Nggak kayak bahasa Inggris."
"Kalian kalau ketemu, ribut terus."
"Hahahaha."
Kelas IPS satu, terkenal dengan kenakalan, kemalasan, dan keributannya. Hampir semua yang ada di kelas IPS satu, mereka punya jejak hitam di kelas satunya. Rhea Andreas, dia paling 'baik' diantara yang lain, tapi dia pernah di skorsing atau dirumahkan sama salah satu guru, karena dia menghilangkan barang milik kelas. Yang kedua, Asyiqa Nuralita, dia suka telat laporan hapalan, dan karakternya yang keras, membuat geram para guru. Rinjani Bunga Melati, dia pernah bawa barang 'haram' ke sekolah, entah lah, barang apa itu. Nisa Berlian, namanya ada berliannya, tapi itu tak mencerminkan dia. Lita dan Kiki, mereka anak yang pendiam. Tapi mereka tidak pernah membela atau menghakimi temannya. Intinya mereka teman yang penurut.
"Rhe kantin yuk?"
"Yuk, kamu ikut tidak Qa?"
"Tidak ah. Aku mau baca novel."
"Rin, Lit, Nis?"
"Ah mereka ngga usah ditanya, pasti ikut. Yakan?" ajak Kiki
"Hahahaha, ayo lah."
Langkah Rhea dihentikan oleh Risa. Ketiga temannya tak menghiraukannya lagi. Karena Rhea menghilang tiba-tiba itu sudah biasa untuk teman-temannya.
"Mba kantin, cantik banget hari ini, masya Allah." puji Kiki
"Ngga ada bon apalagi utang ya."
"Yee utang sama bon kan nggak beda." satu gorengan sudah mendarat di mulutnya Kiki. "Tapi emang bener kan, mba kantin cantik banget hari ini, ya ngga, Rin?"
"Hahahaha, halah alasan tuh mba, paling dia mau bon."
"Hahaha, ngga mbak, nanti aku bayar, santai."
"Yang dua kemana nih? Kok cuma berempat."
"Satu lagi sibuk baca novel mba." tumben hari ini Lita banyak omong "Yang satunya lagi, diambil makhluk kelas lain."
"Maksudnya?"
"Diajak kumpul sama temen ekskulnya mba."

RASA (Ternyata Bukan Mereka, Tapi Kalian) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang