Bagian 9

22 1 0
                                    

"Sial." Eita mengumpat pada dirinya sendiri. "Awas lo ya Qa, gue akan rebut dia dari elo."
Dita sedang melakukan pendekatan ke Syiqa. Cewek keras kepala itu, menarik perhatiannya Dita, seorang cowok yang gantengnya melebihi anak-anak laki lain di sekolah itu.
"Qa, aku cinta sama kamu."
"Terus?"
"Kamu mau ngga jadi pacar aku?"
"Ish, lo itu susah dibilangin ya, aku tuh ngga cinta sama lo."
"Gue kurang apa coba, cewek-cewek pada ngejar-ngejar gue, Qa."
"So what?" suara Syiqa semakin meninggi "Udah lah, gue kasih tahu lo ya, gue ngga suka sama elo, Dita Agra Saputra." Syiqa meninggalkan Dita sendirian.

Braakk!!!
Suara gebrakan meja terdengar oleh seisi kelas. Anak-anak yang melihatnya seakan sudah biasa mendengarnya. Mereka kelihatan antara tidak peduli, atau takut.
"Sialan tuh cewek ya." Eita begitu marah setelah melihat cowok yang disukainya, malah suka dengan cewek lain. "Siapa sih tuh cewek?!"
"Yang gue tahu si dia kelas Satu D."
"Ganjen banget deh sama bebeb Dita. Gue ngga akan biarin lo jadian sama bebeb gue."
"Ta.. Eita." Eita tersadar dari lamunannya. Semenjak kejadian itu, Eita ingin membully Syiqa tiap hari. "Lo ngelamunin apa si Ta?"
"Ngga, aku ngga ngelamunin apa-apa. Lo tadi ngomong apa Sit?" Sita adalah salah satu anggota geng yang dibuat Eita. Dia menjadi temannya Eita sejak awal masuk ke kelas IPS satu, tidak hanya Sita, ada dua orang lagi yang menjadi anggota di genk-nya Eita, Desi dan Della.
"Denger-denger, akan diadakan acara kemah bersama di sekolah ini, lo ikut ngga?"
"Hah gue? Ikut? Males banget, buang waktu aja. Mending nge-date sama bebeb Dita." Eita berdiri dari tempat duduknya. "Gue ke bebeb Dita dulu ya, byee." Eita menemui Dita ke kelasnya. "Siang bebeb, sudah sarapan?"
"Sudah. Kamu beb?"
"Sudah juga. Minggu depan kita kan anniv, keluar yuk?"
"Minggu depan?"
"Iya."
"Ngga bisa, aku ikut kember beb." Perasaan Dita senang sekali, setelah dia dipilih untuk ikut kember. Karena dia tahu, Syiqa juga ikut kember itu.
"Kember? Beeb, tahu ngga, kember itu membosankan, tapi kalau nge-date, dijamin ngga."
"Ng.. Ng.. Ngga bisa, soalnya," Dita berusaha mencari alasan.
"Kenapa kamu gugup, beb?"
"Ngga gugup beb. Soalnya, yang lain ngga ada yang bisa."
"Sudahlah, aku bete, mau ke kelas aja."
"Beib." Eita tidak mempedulikan panggilan Dita. Dia terus berjalan menuju ke dalam kelas.

Braak!
Suara bantingan pintu begitu keras. Eita membanting pintu kelasnya, dia marah, ajakan nge-datenya ditolak sama Dita.
"Woii,. Sopan dikit dong."
"Emang lo siapa? Yang punya kelas ini?"
"Gue bukan yang punya kelas ini, tapi lo sudah mengganggu gue." Syiqa berdiri dari tempat duduknya, dan mau melabrak Eita. "Lo sudah,.."
"Qa, duduk." sikap Syiqa ditahan oleh Rhea.
"Apa lo, ha? Cewek keras kepala, ngga tahu malu."
"Jaga omongan lo ya."
"Syiqa,,"
"Ish." akhirnya amarahnya Syiqa mereda.
"Sabar Qa."
"Sialan, lo tahu ngga sih Sit, malam minggu besok itu, anniv gue dan Dita." Eita menengguk minuman yang dibawanya dari kantin. "Anniv yang ke satu tahun, eh dia malah mau ikut acara kember yang ngga penting itu."
"Kayaknya, Dita mau pendekatan lagi sama Syiqa, Ta."
"Oh iya. Syiqa kan salah satu panitia ya." Eita mencari cara agar dia bisa ikut kember itu juga. "Oh shhiit, otak gue ngga bisa diajak mikir."
"Lo tanya aja sama Rhea, dia kan netral." saran Desi
"Tapi dia kan yang melarang gue untuk ikut, Des."
"Alah, bujuk dia aja Ta. Gampang kan?"
Eita melihat Rhea berjalan ke luar kelas. Dia langsung menghampiri Rhea.
"Rhe."
"Ya, Ta, ada apa?"
"Gue bisa diikutkan dalam kember itu ngga?"
"Kemarin sudah diputuskan yang ikut siapa saja kan Ta, dan elo setuju-setuju aja deh kayaknya."
"Gue berubah pikiran Rhe. Gue mau ikut."
"Sudah ngga bisa diralat lagi, Ta."
"Kenapa?"
"Daftarnya sudah gue kumpulin ke panitia di kelas kita, Syiqa. Lo kalau mau, ngomong aja ke Syiqa."
"Sial! Ya sudah Rhe." Rhea heran melihat tingkah Eita, sepertinya Eita benci banget sama Syiqa.

RASA (Ternyata Bukan Mereka, Tapi Kalian) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang