Mengagumimu, ya, aku mengakuinya.
Meski pun kutau diamku tak akan pernah mampu menjamahmu.
Menyentuh kulitmu, memeluk tubuhmu.
Dekat denganmu, bahkan untuk memilikimu.Bagiku, menatapmu tanpa sepengetahuanmu telah cukup untukku tiap kali rindu ini datang untuk mendekap dan memaksaku menemuimu.
Memandangimu dari sini tiap kali mata ini harus kupuaskan dahaganya karena selalu haus ingin melihat wajah dan senyum manismu.
Dan memuaskan diri ini akan candu yang selalu menyiksaku saat aku tak bisa berhenti untuk tidak memikirkanmu.
Itu semua telah cukup untuk kulakukan teruntuk orang yang sepertiku.
Kau tau, aku juga tak mau seperti ini.
Tak mau tersiksa karena rasa ingin memiliki.
Tak mau bersedih karena rasa yang tak bisa tersampaikan.
Tak ingin terasa pilu karena rasa yang selalu menderu.
Namun siapalah aku. Apa dayaku. Aku bukan siapa-siapamu.Entah mengapa Tuhan harus setega ini menitipkan semua rasa cinta yang selalu tumbuh tanpa pernah tau cara membuatnya mati.
Yang jangankan mengutarakannya. Untuk menyampaikannya saja aku tak punya muka.
Mengapa rasa ini harus dititipkan kepadaku tanpa pernah bisa menyampaikannya.
Aku lelah tiap kali harus patah hati meskipun sebenarnya kau tak menyakitiku.
Aku lelah tiap kali harus bernafas dengan sesak sementara kau juga tidak sedang melukaiku.
Dan kau tau, aku benci diriku.
Aku tak suka rasanya harus jatuh cinta sendirian. Karena rindunya yang juga sendirian. Dan merasakan semuanya sendirian. Dengan tangisan yang selalu merasa kesepian dalam diam.
Aku juga membenci takdir. Karena hanya bisa mencukupiku untuk harus seperti ini saja.
Aku kesal pada semesta. Karena harus menjatuhkan hatiku padamu tanpa sengaja. Dan tanpa pernah kuminta.
Aku juga tak menyukai hujan. Karena harus menciptakan rindu tanpa pernah mau membuatnya berkurang.
Dan aku kembali tak menyukai diriku. Karena selalu saja tak mau berhenti untuk melakukan semua itu. Sendirian.
Tetapi ketika keajaiban itu datang, Engkau berikan sebuah jalan.
Jalan indah menuju dirinya yang ku inginkan.
Entahlah. Apakah ini kebahagiaan atau kesedihan.
Aku merasakan bahagia dan juga sedih dalam waktu bersamaan.
Kehilangan seseorang dan mendapatkan seseorang.Tapi, terimakasih Tuhan.
Kau sudah berikan semua cobaan dan jalan keluar.
Aku kuat menghadapi semua cobaan.
Semoga kedepan aku bisa bahagia dengannya, Bunga yang ku inginkan._Geovano Rizal
.
.
.
.
.Haiii!!!!
Saya kembali dengan sedikit kata dari Vano.
Chapter sebelumnya sudah ada kata dari Bunga.
Untuk selanjutnya bagaimana dengan kata dari Fani? Silahkan comment buat masukannya😊Oh iya btw MAKASIH BUAT TEMAN-TEMAN YANG UDAH MAU BACA CERITA INI, UDAH MAU VOTE DAN COMMENT JUGA😆
Untuk ekstra part nya masih otewe yahh jadi masih harus nunggu lagi😥
Jarang ada waktu buat nulis soalnya😔Oke gaeesss mungkin segitu dulu cuap cuap dari saya
Doakan semoga cerita ini dan cerita selanjutnya bisa lancar terus. AMIN☺Salam Sayang❤
YolaNurPutri🐣
20April2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Gendut [End]
RomanceCantik bukan hanya dilihat dari mata, tapi lihatlah cantik dari hatinya "Mempunyai pacar yang berbanding terbalik denganku? Aku menginginkan itu tapi disisi lain aku takut akan hal itu" YolaNurPutri ©2020