Rahasia yang Mulai Terbongkar

25.6K 943 13
                                    

Saat umur Ella dan Elli menginjak 5 tahun, aku memutuskan membeli rumah yang tidak jauh dari apartemen Klara. Alasannya karena Klara ingin bermain dengan Ella dan Elli untuk melepaskan rasa lelahnya. Untung harga rumah yang kubeli tidak begitu mahal. Sisa uangnya aku simpan untuk kebutuhan hidup dan masuk sekolah anakku tahun depan. Leon dan aku pun mulai dekat tapi hanya sebatas sekretaris dan bos. Setiap jam makan siang, kami selalu makan bersama sampai kami dicurigai ada suatu hubungan.

Di rumah Leon, hampir setiap hari Cindy dan ibu selalu bertengkar. Cuma karena mereka belum memberinya seorang cucu. Leon lelah menghadapi mereka.

"Andai saja aku tidak bercerai dengan Lyra, pasti hidupku sangat harmonis. Dan juga andai ibu tidak bersikap seperti ini, pasti aku dan Lyra akan terus bersama, " batin Leon.

Suatu hari, Klara tidak bisa menjaga Ella dan Elli karena ada rapat penting di perusahaannya. Terpaksa aku ajak mereka ke tempat kerjaku yang merupakan perusahaan Leon. Sesampai di sana, aku mengingatkan mereka agar tetap menungguku di lobby selama aku bekerja.

"Ella, Elli, kalian tunggu disini ya. Bunda akan bekerja. Jangan nakal ya, " kata aku dengan nada lembut.

"Iya bunda, " kata Ella dan Elli serentak.

"Ini bunda ada boneka kalian. Kalian main yang akur ya, " kata aku sambil memberikan boneka kepada mereka.

Mereka hanya menganggukkan kepalanya. Aku pun pergi ke ruangan Leon. Di ruangan Leon, aku melihat Leon bertengkar dengan istrinya.

"Sudah 5 tahun kita menikah, tapi kamu memberikan aku keturunan. Apa kamu ingin memiliki nasib yang sama seperti Lyra? " tanya Leon marah.

"Kenapa kamu salahkan aku?! Kamu pikir aku ini pabrik bayi apa?! " tanya Cindy marah.

"Bukan hanya aku yang menginginkan keturunan. Ibu juga ingin memiliki cucu. Apa kamu tunggu ibu meninggal dulu, baru kamu memberikan keturunan?! " tanya Leon lagi.

"Sudahlah. Kamu dan ibu sama aja. Hanya bisa menuntut, " jawab Cindy.

Karena pertengkaran mereka sangat hebat, aku mencoba memberanikan diri untuk menyapa Leon.

"Permisi pak, " kata aku.

Leon dan Cindy melihat ke arah aku. Aku melihat wajah Cindy yang penuh amarah.

"Hei pelakor?! Untuk apa kamu disini?! " tanya Cindy marah.

Hatiku terpukul mendengar perkataan Cindy. Aku hanya menundukkan kepalaku.

"Ya Tuhan, kenapa aku mendapatkan perkataan sepahit ini? Aku benar-benar tidak kuat, " batinku.

"Bisa tidak kamu jaga perkataanmu?! " tanya Leon marah.

"Apa aku salah jika aku memanggil mantan istrimu dengan sebutan pelakor? " tanya Cindy santai.

"Yang pelakor itu kamu. Gara gara kamu aku harus bercerai dengan dia. Dan alasan dia ada disini karena dia bekerja sebagai sekretarisku, " jawab Leon.

"Aku pelakor?! Kenapa kamu membela dia?! Apa kamu suka dengan dia?! " tanya Cindy marah.

"Itu bukan urusanmu. Lebih baik kamu pulang sebelum aku melakukan kekerasan sama kamu, " jawab Leon.

"Aku tidak akan pulang sebelum kamu pecat mantan istri dari sini, " kata Cindy.

Aku kaget karena Leon menampar Cindy dan ini pertama kali aku melihat Leon berlaku kasar terhadap orang lain. Selama ini aku tidak pernah melihat Leon melakukan kekerasan terhadap orang lain.

"Ini perusahaanku dan kamu tidak berhak memecat karyawan yang bekerja disini termasuk Lyra sendiri. Silakan kamu keluar dari ruanganku sekarang, " kata Leon.

Bosku Adalah Mantan SuamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang