Antara Takut dan Berani

23.9K 841 8
                                    

Setelah sampai di rumahku, aku membangunkan Ella dan Elli dan membayar uang taxi. Kami masuk ke rumah. Aku langsung duduk di sofa sambil menghela napas.

"Bunda, bunda capek ya? " tanya Ella.

"Cuma sedikit aja, " jawab aku lembut.

"Sini. Kami pijat bunda, " kata Elli.

Aku hanya tersenyum. Mereka pun memijatku. Aku merasa senang mendapatkan anak yang baik seperti mereka.

"Bunda, tadi paman itu siapa? Galak kali, " tanya Ella.

"Haha... Paman tadi itu bosnya bunda. Sebenarnya dia tidak galak kok. Dia baik dan perhatian dengan karyawan, " jawab aku terkekeh.

"Kalau memang baik, kenapa tadi dia sangat marah sama bunda? " tanya Elli.

"I-itu cuma masalah pekerjaan, " jawab aku gugup.

"Bunda, Elli ingin tanya, " kata Elli.

"Ingin tanya apa nak? " tanya aku penasaran.

"Kenapa aku berbeda dengan bunda dan Kak Ella? Aku memiliki mata dan rambut berwarna hitam, sedangkan bunda dan Kak Ella memiliki mata dan rambut berwarna coklat. Apa Elli bukan anak bunda? " tanya Elli sambil menundukkan kepalanya.

Aku kaget mendengar pertanyaan Elli. Memang Ella dan Elli kembar, tapi perbedaan mereka terlihat semenjak usianya 4 tahun.

"Kamu itu anak bunda. Kamu itu mirip dengan ayah kamu, " jawab aku sambil mengangkat kepala Elli.

"Lalu, dimana ayah? Kenapa kami tidak pernah melihat ayah? " tanya Elli.

"Iya bunda. Selama ini kami belum pernah ketemu ayah. Ayah ada dimana sih? " tanya Ella.

Pertanyaan mereka membuatku bingung menjawab apa kepada mereka. Tidak mungkin aku memberitahu mereka sekarang. Aku butuh waktu agar aku siap memberitahu kepada mereka termasuk Leon.

"Ayah kalian sedang bekerja di luar negri. Dia belum bisa pulang sampai kerja kontraknya selesai, " jawab aku bohong.

"Berarti masih lama ya ayah pulang? " tanya Elli.

"Iya. Kalian bersabar ya, " jawab aku sambil mengelus rambut Elli.

"Iya bunda, " kata Ella dan Elli serentak.

Aku melihat rasa kecewa di wajah mereka. Aku semakin bersalah. Aku telah membohongi mereka dan menjauhinya dari Leon.

Di malam hari, Klara pergi ke rumahku. Di perjalanan, dia hampir ditabrak oleh mobil. Orang dari mobil tersebut turun untuk melihat kondisinya.

"Anda tidak terluka kan? " tanya orang tersebut.

"Aku baik-baik saja, " jawab Klara.

Dia kaget melihat wajah orang tersebut karena dia adalah Leon, mantan suamiku.

"Gawat! Dia kan Leon. Aku harus pergi dari sini, " batin Klara.

Dia pergi meninggalkan Leon dengan terburu-buru. Leon curiga melihat Klara tadi pergi terburu-buru seperti orang ketakutan.

"Kenapa wanita itu seperti ketakutan melihat aku? Aku harus mengikutinya, " kata Leon.

Dia masuk ke mobil dan mengikuti Klara. Dia agak berjauhan agar tidak ketahuan olehnya. Klara berhenti di suatu rumah. Leon mengintainya dari kejauhan. Saat Klara mengetok pintu rumah tersebut, dia kaget melihat aku yang membukakan pintu.

"Apa Lyra tinggal di rumah itu? Lebih baik aku terus mengintai dia aja sepanjang minggu ini. Jika memang dia tinggal di rumah itu, aku akan mengunjunginya dan menanyakan sesuatu kepada dia, " kata Leon.

Bosku Adalah Mantan SuamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang