"Bisa bicara sebentar."
Sehun awalnya hendak berjalan menuju IGD, namun ia mengurungkan niat nya itu dan memilih menghampiri Seulgi yang baru saja tiba di rumah sakit.
Seulgi menoleh, "barusan kau sudah bicara bukan?"
"Maaf membuatmu terkejut dengan apa yang aku lakukan kemarin."
Tubuh Seulgi menegang, pikiran nya kembali berkelana pada kejadian yang terjadi kemarin di dapur staf.
Saat Sehun menahan lengan nya, hingga tiba tiba mendekatkan wajah nya pada wajah Seulgi, dan tanpa menunggu lama langsung menempelkan bibir nya dengan bibir Seulgi.
Seulgi sangat ingin melupakan kejadian itu namun sayangnya hal itu tidak semudah yang ia harapkan.
Seulgi merasa sial karena hal itu terus menerus terulang di ingatan nya. Bahkan ia sampai tidak bisa tidur semalam. Berakhir ia harus mengoleskan foundation di kantung mata nya yang terlihat menghitam.
"Baiklah, aku memaafkan kesalahan mu kemarin. Anggap saja kau khilaf. Jadi kontrol dirimu dan jangan pernah mengulangi nya lagi."
Seulgi langsung melanjutkan langkah nya. Tujuan nya saat ini adalah ruang staf, ia hendak mengambil snelli nya di loker kerja nya.
Awalnya memang begitu, berjalan lancar hingga tiga kata keluar dari mulut Sehun. Membuat ia dengan reflek menghentikan langkah nya.
"Itu bukan kesalahan." tiga kata yang diucapkan Sehun.
Seulgi hanya diam memunggungi Sehun. Tidak ada niat untuk berbalik badan.
"Yang kau pikir kesalahan, adalah sebenarnya bukan kesalahan."
Seulgi dilema. Otak nya memaksa untuk terus berjalan namun hati dan kaki nya memilih untuk diam dan telinga nya memilih untuk mendengarkan perkataan Sehun.
"Aku tidak mabuk. Aku sepenuhnya sadar dengan apa yang aku lakukan. Dan kau tidak bermimpi."
Seulgi berbalik badan, "lalu apa masalah nya? Kau sendiri yang meminta maaf dan aku telah memaafkan mu. Apa tidak cukup? Kenapa kau selalu memperumit keadaan?"
Sebenarnya Sehun bukan bermaksud memperumit keadaan, hanya saja ia tidak suka jika Seulgi mengartikan ciuman itu sebagai bentuk kesalahan dan kekhilafan nya.
Sehun adalah orang yang berprinsip dan seharusnya Seulgi mengingat itu. Sehun tidak sembarangan mencium bibir seorang wanita, apalagi wanita yang ia cium adalah Seulgi.
Dengan menganggap nya sebagai kekhilafan, sama saja Seulgi menganggap jika Sehun tengah mempermainkan dirinya.
Hanya itu yang ingin Sehun tegaskan.
"Apa kau tidak mengerti makna dibalik ciuman itu?"
"Cukup!" Seulgi berteriak, "tidak usah membahasnya lagi! Entah kau sadar atau itu bukanlah mimpi, aku tidak peduli. Yang utama adalah mari kita lupakan kejadian kemarin. Anggap saja kejadian itu tidak pernah terjadi seperti hal nya hubungan kita yang dulu telah kandas!"
"Kau mengerti dokter Sehun?!"
Seulgi kemudian berbalik dan berjalan cepat meninggalkan Sehun yang setia diam di tempat nya semula dengan mata yang tidak lepas memandang punggung Seulgi yang semakin menjauh.
•••
"Kenapa kau tidak mengatakan padaku jika kau adalah mahasiswa yang menempati peringkat pertama di Fakultas Kedokteran ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
They are doctors | Seulhun
FanfictionMasa lalu, masalah, luka, salah paham. Ini hanya kisah mereka. Mereka yang tertulis dalam kisah yang tak akan pernah berhenti kecuali sebuah kematian yang menghentikannya.