Seulgi berlari meninggalkan Sehun secepat mungkin. Matanya benar benar terasa panas dan berair. Dunia sekitar yang ia lihat kini tampak buram. Ia harus cepat menemukan tempat sepi, tempat yang bisa digunakan untuk melampiaskan seluruh emosi nya yang masih tertahan.
Hingga akhirnya ia berakhir di ruang ganti perempuan. Disana ia sudah tidak dapat lagi menahan emosi nya. Air matanya langsung berlomba lomba turun membasahi pipi gembil nya.
Kaki nya terasa sangat lemas, perlahan ia sudah tidak dapat menahan keseimbangan badannya untuk berdiri. Ia pun jatuh terduduk di lantai. Dan saat itu juga ia menangis sejadi jadi nya.
"Dia bilang mencintaiku? Hiks. Dia bohong! Kalau dia mencintaiku sudah pasti dia akan memilih bersamaku hiks, bukan bersama perempuan yang dijodohkan dengannya itu hiks!"
Seulgi kembali teringat dengan masa masa perkuliahan nya. Dan di masa itu, ada satu hari dimana ia sangat membenci hari itu. Yaitu hari disaat ia merayakan kelulusan nya.
Sehun dan Seulgi melakukan tos, tak terasa mereka telah lulus dari pendidikan kedokteran mereka. Rasanya baru kemarin saat mereka memulai kesepakatan, tapi sekarang justru mereka telah lulus.
Ditambah lagi, tiga bulan setelah mereka melaksanakan kesepakatan itu, mereka berdua sama sama saling menyukai satu sama lain hingga akhirnya mereka menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih.
"Pacarku memang hebat, dia wanita yang sangat pintar hingga dapat memperoleh nilai kelulusan tertinggi!" Sehun memeluk Seulgi sambil memberikan kata kata pujian itu.
"Kau juga hebat! Kau bisa mendapatkan nilai kelulusan tertinggi setelah aku! Kau juga sangat pantas untuk dipuji."
"Ayo kita ke taman, disini sangat lah ramai. Tidak leluasa."
"Baiklah, ayo."
Sehun dan Seulgi duduk berdampingan di salah satu kursi yang berada di taman belakang universitas mereka. Hanya ada mereka berdua di taman itu karena mahasiswa lain tengah sibuk merayakan kelulusan dengan berfoto ria.
"Seul." panggil Sehun.
"Iya?"
"Mari kita bersama sama mewujudkan impian kita."
"Tentu saja. Harus!" ucap Seulgi tersenyum penuh semangat.
"Dan... berjanjilah, apapun kondisi nya nanti, kita tetap harus menikah dan menjalankan hidup bersama."
Seulgi tersenyum tulus,"tentu. Aku juga ingin menikah dengan mu. Hehe."
Mendengarnya Sehun langsung mengambil tangan Seulgi untuk dia genggam dan ia elus. Sehun juga menyandarkan kepala Seulgi pada pundak nya dan mengecup puncak kepala Seulgi dengan lembut.
Seulgi sangat senang ketika Sehun berkata jika Sehun ingin menikah dan menjalankan hidup bersama nya. Bahkan saking senang nya ia tidak bisa menyadari nada yang Sehun gunakan saat mengatakan hal itu.
Jika Seulgi lebih teliti. Sebenarnya Sehun mengatakan itu dengan nada yang sedikit lirih. Dibalik senyum yang Sehun pancarkan pun dapat terlihat kesedihan yang tengah tersembunyi didalam sana.
Tiba tiba saja seorang perempuan asing yang tidak Seulgi kenali menghampiri mereka berdua.
"Sehun!" teriak perempuan itu.
Seulgi dan Sehun otomatis berdiri dari kursi taman yang mereka duduki. Bahkan genggaman tangan mereka telah terlepas kini.
"Maaf kau siapa ya?" Seulgi bertanya, karena Seulgi tidak pernah melihat perempuan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
They are doctors | Seulhun
FanfictionMasa lalu, masalah, luka, salah paham. Ini hanya kisah mereka. Mereka yang tertulis dalam kisah yang tak akan pernah berhenti kecuali sebuah kematian yang menghentikannya.