PART 6

148 2 0
                                    

"Dulu, ada kejadian seorang pemuda tersesat di Negeri Dawuhrani. Ia tidak pernah kembali sampai sekarang, ia telah jadi budak dan tumbal lelembut perempuan di alam sana," Mang Fauzan menjelaskan dengan mata berkaca-kaca.

"Pemuda itu bernama Fatih, Adik kandung suamiku," ujar Mpok Rika.

Pantas saja, Mang Fauzan terlihat sangat sedih dan ingin menangis. Ternyata adiknya telah hilang di masa lampau.

"Fatih terlambat diselamatkan, karena telah melewati batas waktu dua belas hari. Seharusnya, segera Fauzan menemuiku untuk membantu adiknya, namun sudah terlambat." Pak Suketi menambahkan.

Ustadz Arif terdiam, ia tak menyangka kejadian semacam ini pernah terjadi sebelumnya. Situasi yang sangat pelik dan rumit.

"Jadi, waktu untuk menyelamatkan sukma seseorang yang dibawa ke alam halus, hanya dua belas hari?" Tanya Ustadz Arif.

"Iya, Ustadz, Abdi sudah di sana tiga hari. Ritual puasa putih akan memakan waktu tiga hari. Jadi, ada enam hari lagi waktu untuk menyelamatkan Abdi," Pak Suketi menghela nafas panjang. Seolah masalah ini sangat berat sekali.

"Ustadz Arif, jangan khawatir. Kami akan membantu, kami siap ikut meragasukma ke alam sana. Cukuplah adikku saja yang tak terselamatkan." Mang Fauzan meneteskan air mata.

"Sekarang, kita akan bersama menyelamatkan Abdi. Kita mulai puasa putih besok, puasa ini biasanya akan banyak gangguan dari bangsa lelembut. Jangan sampai kita gagal." Pak Suketi berkata serius, lalu menyeruput kopi.

"Bagaimana dengan Ikhsan? Saya mengajak dia puasa putih juga, apakah akan ada gangguan untuk anak seusia dia?" tanya Ustadz.

"Tidak, untuk Ikhsan takkan ada gangguan. Sukmanya masih suci, lelembut hanya akan mengganggu ritual kita bertiga," Mang Fauzan menjawab.

"Silakan, minum dulu Ustadz. Kopinya sudah hampir dingin," Suara Mpok Rika memecah keheningan.

"Iya, Mpok,"

Ustadz Arif minum kopi susunya, ia sampai terlupa.

"Setelah ini, kita pulang dan istirahat. Besok mulai puasa putih selama tiga hari. Semoga kita lulusa ujian gangguan para lelembut, malam ketiga kita berkumpul di sini lagi. Kita akan meragasukma di ruang khusus peninggalan Almarhum Eyangku," ujar Mang Fauzan.

Malam semakin larut, setelah membayar kopi dan gorengan, mereka pulang kerumah masing-masing.

*************

Hari pertama puasa, berjalan lancar. Berbuka puasa hanya dengan nasi putih, garam dan air putih. Ya, puasa putih tidak boleh makan makanan yang biasa dimakan. Jika termakan, maka puasanya gagal.

Puasa putih, di khususkan untuk mempersiapkan diri menghadapi lelembut. Agar sukma menjadi kuat.

Hari kedua puasa, tubuh mereka terasa sangat panas. Padahal cuaca tidak panas, dingin dan hujan. Namun, sekujur tubuh terasa panas seperti terbakar api. Kerongkongan mengering, haus. Terasa sangat haus bak di padang pasir. Ustadz Arif, berdzikir diatas sajadah. Menggenggam tasbihnya, memohon kepada Allah agar menghilangkan rasa panas ditubuhnya. Akhirnya, tubuh kembali normal.
Terlihat oleh ekor mata Ustadz, ada seorang perempuan berlari ke arah belakang. Ia bukan perempuan biasa, ia adalah lelembut yang bertugas menebarkan baksil panas ke tubuh Ustadz. Perempuan tersebut kepanasan, berlari menjauh.

Kejadian ini, terjadi pukul 12.00 malam. Ustadz Arif mengejar sosok itu, memecutnya dengan tasbih. Makhluk itu menjerit kesakitan dan mohon ampun.

"Lepaskan aku! Aku mohon, cukup siksaan yang diberikan," ujar perempuan itu.

Perempuan itu awalnya terlihat sangat cantik jelita, berdandan bak ala-ala kerajaan masa lampau. Setelah dibacakan doa, ia kembali ke sosok aslinya. Berwajah hancur, rambut panjang berantakan, berkuku panjang serta bertaring. Sangat buruk sekali rupa aslinya.

"Aku akan melepaskanmu, asalkan kau mau menjawab semua pertanyaanku," Ustadz menegaskan, lalu mengunci tanah tempat makhluk itu. Ia takkan bisa pergi kabur. Ia mencoba berlari dari lingkaran cahaya tanah itu, ia tak bisa menembusnya. Akhirnya dia menyerah.

"Baiklah, aku menyerah! Apa yang ingin kau tanyakan wahai manusia!" Ucap lelembut itu.

"Siapa engkau? Darimana asalmu? Mengapa kau menggangguku? Apa tujuanmu wahai lelembut!" Tanya Ustadz.

"Namaku, Kuncranti. Aku berasal dari Negeri Putri Dawuhrani. Aku ditugaskan sang Ratu, untuk memantau kalian yang mencoba mengganggu persembahan kami."

"Jelaskan padaku tentang alammu itu, dan ceritakan tentang pemuda yang sekarang tersesat di alam kalian!"

"Negeri kami berbeda dengan alam lelembut lain, di alam kami semuanya adalah perempuan. Kami mempunyai kerajaan, dipimpin oleh Sang Ratu bernama Ratu Dawuhrani. Aku adalah hulubalang kerajaan yang bertugas memata-matai. Tentang pemuda yang kau tanyakan, ia sekarang masih di perbatasan alam kami. Ia tersesat disana, dan pasti kemanapun ia berjalan akan menuju ke Kerajaan."

"Lalu, bagaimana dengan pemuda yang dimasa lampau? Bernama fatih, apakah ia masih hidup?"

"Hahaha ... Tidak, pemuda itu telah mati jadi tumbal persembahan. Setiap pemuda yang datang, akan menjadi budak seks para wanita lelembut. Setelah itu, ia akan dibunuh di Pusat kerajaan. Darahnya diminum oleh Sang Ratu, untuk selalu awet muda."

"Kau, pasti tau apa kelemahan bangsa kalian, beritahu aku! Atau kau akan kubunuh dengan tasbihku ini,"

"Aku takkan mengatakannya, aku pasti akan dihukum mati oleh Sang Ratu,"

"Jika kau mau mengatakannya, aku akan membebaskanmu dan menikahkanmu dengan Jin islam sahabatku. Tidakkah kau bosan menjadi budak Kerajaan?"

"Ya, baiklah. Aku setuju, aku akan bebas dari alam itu," ujar sang lelembut.

Setelah berdiskusi sekian lama, Ustadz tau apa saja pantangan Negeri lelembut itu. Kuncranti memberi semua informasi kepada Ustadz. Ia berjanji akan bertaubat dan menjadi Jin yang baik. Ustadz membebaskan Kuncranti, dan berjanji akan menikahkan dengan Jin islam bernama Ammar, setelah ia kembali dari menyelamatkan Abdi.

Untuk sementara waktu, Kuncranti dimasukkan kedalam botol dan disimpan di lemari.

*****
Malam puasa kedua, gangguan serupa juga di alami oleh Mang Fauzan dan Pak Suketi. Mereka telah terbiasa, karena masa mudanya dulu digunakan untuk berguru dan mencari ilmu kanuragan.

Mang Fauzan, ketika tubuhnya mulai panas. Mpok Rika membuatkan minuman dari daun bidara, Mpok Rika dulunya adalah gadis indigo yang sekolah di pesantren. Ia pernah belajar ilmu putih. Ia paham betul, ramuan penangkal makhluk halus.
Mang Fauzan, Akhirnya sembuh.

*****
Malam puasa kedua, Pak Suketi sedang tertidur pulas. Tiba-tiba ada makhluk lelembut menarik paksa sukmanya untuk keluar. Dengan sekuat tenaga ia menahannya, berbekal ilmu yang pernah di pelajarinya ia selamat. Sedikit lagi sukmanya keluar, dipastikan ia takkan selamat. Ia pasti akan dibawa ke alam lelembut. Sosok itu berlari, menjauhi. Karena ia tak berhasil membawa sukma Pak Suketi.

Pak Suketi, segera mengejar sosok itu. Dengan sigap ia menangkap dan menarik rambutnya. Lelembut itu sangat kuat, ia ingin kabur. Akhirnya terjadi tarik-menarik. Keduanya seimbang, tenaga mereka terkuras habis. Rambut Sang lelembut terlepas, lelembut itu kabur. Sedangkan rambutnya ada di genggaman Pak Suketi. Rambutnya sangat panjang dan kasar.

Pak Suketi tersenyum, ia memandang rambut itu. Itu akan sangat berguna baginya. Ia menyimpan rambut itu di dalam kotak kayu.

Bersambung.........

NEGERI PUTRI DAWUHRANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang