"Ini, lo serius bikin acara ini?" aku menatap Naf dan spanduk yang terpampang di hadapan kami dengan tak percaya.
"Serius lah. Gue udah siapin semuanya dari A sampai Z. Yang kurang cuma satu. Membujuk lo buat mendukung acara gue. Karena kalau pembicaranya menolak, bisa mampus gue!" ia berlagak mengancam. "Awas aja kalau lo nolak. Gue udah nyebar pamflet, udah bikin MoU sama sponsor, bahkan udah sewa tempat"
"Lo seserius ini Naf?" aku menghela napas panjang. "Kalau nggak ada yang mau datang, gimana?"
"Percaya sama gue, itu nggak mungkin," ia terbahak. "Siapa sih yang nggak mau ngobrol sama lo? The best fiction author of the year. Siapa juga yang nggak mau sharing sama lo, cewek paling ramah yang pernah gue kenal?"
Aku terkikik mendengar pujiannya.
"Lo muji gue mah kalo ada maunya doang,"
"Pliiiiiss," ia memelukku. "Waktu itu gue udah ngasih tau lo kalau acara Sore Bersama Sora terbuka lebar buat temen-temen seumuran kita, terlebih lagi buat yang berkebutuhan khusus. Gue udah menghubungi komunitas mereka. Tinggal lo aja. Cuma satu jam. Dari jam setengah empat sampai setengah lima,"
Matanya membulat, melebar, dan aku dapat berkaca di bola mata hitamnya. Ah, selalu ekspresi itu.
Lalu aku mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angin Pujaan Hujan
RomanceRindu? sudah biasa. Memendam? lumrah. Menyatakan? itu baru luar biasa. Sora, gadis ekspresif hadir di acara sharing bersama grup remaja berkebutuhan khusus. Bukan hanya berbagi mengenai kehidupan. Mereka juga berbagi soal kenangan penuh kerinduan. K...