Dear, Elaine!

57 5 0
                                    

Audiens tertawa melihat wajah Naf yang memerah. Memang benar aku menelepon Pras malam itu dengan alasan Naf ingin melanjutkan S2 di UGM. Yang malah menjadi kenyataan. Karena kini ia benar-benar menjadi mahasiswi Teknik Lingkungan UGM.

"Tapi kalau bukan karena Sora, mungkin sekarang gue masih nganggur ngurusin EO gue," ujarnya seraya terbahak-bahak.

"Ngomong-ngomong," sahut seorang gadis yang mengangkat tangan kirinya untuk bertanya. Aku tak dapat melihat keseluruhan tangan kanannya yang setelah kuperhatikan hanya sampai di siku. "Gadis itu siapa? Pacarnya?"

Napasku tercekat lagi.

*

"Halo, Ra. Sori ya nunggu lama," ia menatap gadis disampingnya dan aku bergantian. "Oh iya, ini El, dia udah lama pengen dikenalin ke elo,"

"Kenapa?"

"Halo, Ra. Gue Elaine," ia menyodorkan tangannya yang kujabat dengan bingung. "Gue suka novel-novel karangan lo. Mulai dari iVacation, Panggil Gue Abang, sampai novel lo yang baru terbit. Dari SMA gue udah suka novel karangan lo,"

Aku merasakan wajahku memerah. "Eh, makasih,"

"Iya, dia emang berbakat banget. Kayanya kamu harus tunggu novel bahasa cina karyanya deh. Dia kuliah di Sastra Cina UI,"

"Wow keren banget. Dari dulu aku pengen masuk UI, eh ternyata terlempar di UGM,"

Huh, nggak bersyukur!

"Dan ini pasti Naf?" tanya Pras sambil menyodorkan tangannya pada Naf. "Yang pengen ambil S2 di UGM?"

"Yep. Gue bosen di Jakarta. Pengen aja ngambil di Jogja," balas Naf menyombong.

Sementara Pras dan Naf mengobrol mengenai UGM, diam-diam aku mengamati Elaine lebih dekat. Ia cantik. Sungguh sangat cantik. Bisa jadi 10 kali lipat dibandingkanku. Itu pun kalau aku bisa dikatakan cantik. Hidungnya mancung. Matanya hijau dan bulat. Bibirnya tipis berwarna pink. Dan rambutnya. Ah sungguh indah. Berwarna cokelat karamel dan panjang sepunggung.

Sepertinya aku pernah melihatnya. Sedetik kemudian aku menyadari ia adalah pemeran Sandra di film 1000 Burung Kertas tahun lalu. Meski bukan pemeran utama, namun peran Sandra cukup dominan juga.

Tapi, kenapa Elaine dan Pras sangat dekat?

"Iya, dia pacar gue,"

Aku tersadar seketika oleh jawaban Pras saat Naf bertanya siapa Elaine. Saat itu Elaine sedang pergi ke toilet.

"Dia junior gue di UGM. Dia pinter, gampang bergaul sama orang. dan dia juga sering cerita tentang lo, Ra," Pras menatapku. "Dia bener-bener kagum dan ngefans sama lo. Kado anniversary kita yang ke 3 bulan aja, dia ngado buku lo yang judulnya Ada Hujan di Bulan Juli. Katanya tiap dia baca buku itu, dia selalu membayangkan tokoh Aji adalah gue. Pas gue cerita kalau gue kenal lo, dia ngebet banget pengen ketemu sama lo. Bahkan sekarang dia udah nyiapin kado buat lo. Tunggu aja, nanti pasti dikasihin sama dia,"

"Oh ya?" tanyaku dengan senyum selebar mungkin. Aku mengacuhkan Naf yang menggenggam tanganku dibawah meja. "Asik banget, dong. Beruntung lo dapat pacar sekeren Elaine,"

Pras berhenti bercerita karena Elaine sudah kembali. Seperti yang diduga. Elaine mengeluarkan kotak berukuran sedang yang dibungkus kertas berwarna cerah.

"Ra, gue ngefans sama lo udah lama. Ini gue ada hadiah buat lo. Bukan apa-apa, sih. Terima ya?"

Aku menatapnya sambil tersenyum. Sekuat tenaga aku menahan air mata yang rasanya sudah di ujung pelupuk. Aku beranjak, memutari meja dan memeluknya. Ia memelukku balik.

"Makasih ya, El. Jaga Pras sebaik-baiknya, El. Dia baiiiik banget,"

Aku melepas pelukan dan mendapati El menatapku bingung.

"Pras, El. Gue lupa kalau gue sama Naf ada janji sama penerbit di daerah Malioboro. Kita cabut duluan, ya. Tagihannya udah gue bayar," aku menarik tangan Naf. "Bye. Makasih udah disempetin ketemu gue,"

Aku berbalik dan air mataku tumpah seketika

*

Pandanganku jatuh pada Naf yang menangis. Ia tersenyum padaku. Mengingatkanku akan senyumnya kala itu. Maya juga menangis. Aku terkaget-kaget saat melihat setengah dari audiens juga menitikkan air mata.

"Sebenernya, waktu itu aku nggak seberapa menangis dan merasa sedih. Karena akhirnya aku tahu kenapa aku pergi ke Jogja saat itu. Karena aku nggak pernah ada di hidupnya. Karena namaku nggak pernah tertulis dalam harinya seperti aku menulis namanya. Buku Ada Hujan di Bulan Juli yang diberikan El buat Pras itu, adalah buku yang kutulis tentang Pras. Itu cerita tentang bagaimana aku bertemu Pras, menunggunya, bahkan mengaguminya. Tokoh Aji memang penggambaran Pras. Dan sejak saat itu, aku mencoba berhenti menunggu Pras."

"Jadi, cerita cinta Sora bener-bener rumit, ya..." potong Maya.

"Sebenernya, ceritaku dan Pras belum berakhir,"

***

Yuk comment kalau ada typo. Ngobrol-ngobrol juga boleeh:))

Angin Pujaan HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang