Haihaihaihaihai
Mas Adam sama dek Hawa menyapa kalian lagiiiiiiiiiiii
Yeeayyyyyyyyyyy
Seperti biasa ya, VOTE dulu Baru Membaca
Okey, selamat mebaca kaliaaan
*
*
Setelah sholat Isya' Hawa dan yang lainnya berkumpul di ruang keluarga untuk menonton TV bersama, hari ini memang sengaja nggak menjelajah Solo dulu dan memilih bersenda-gurau di ruang keluarga.
"Duh bapak udah ngantuk, bu, ayo tidur!" pak Aziz sudah berdiri sambil menggandeng tangan bu Rahma yang masih dengan posisi duduknya.
Asa menatap bapaknya lalu kepalanya menggeleng sambil menyeringai. "Masih juga jam delapan pak."
"Wes ngantok bapak le, disek yo anak-anak milenial. Ra, nanti sebelum tidur bikinin Asa susu SGM Madu 3+ ya, biar cepet gedhe,"
Bu Rahma menggelengkan kepalanya sambil terkekeh pelan mengikuti suaminya yang berjalan ke arah kamar sambil tergelak keras, merasa senang mampu membuat anak bungsunya yang memang jail itu kini kesal sambil meneriaki suaminya itu.
Lainnya pun tertawa tak terkecuali Hawa yang kini merangkul Asa setelah sebelumnya mengiyakan intruksi bapaknya dengan tawa yang sama kerasnya. "Duh comelnya adeknya mbak," goda Hawa sambil memberantaki rambut Asa yang kini tengah menyedekapkan tangannya sambil memberengut kesal.
"Katanya udah sembilan belas tahun lo? Bocah kakean nggaya," ejek Awan yang puas dengan candaan pak Aziz sampai dia menangis karena tak berhenti tertawa juga kemudian langsung mendapatkan cubitan dari Mega karena melihat wajah masan Asa.
"Ntar mbak bikinin yang rasa coklat aja ya? Mau nggak?" Hawa menoel-noel dagu Asa menghiraukan Asa yang kini tengah menatapnya kesal.
Adam yang sedari memperhatikan pun hanya tersenyum, enggan membuat adek kekasihnya bertambah kesal. dia juga memberi isyarat agar Hawa menghentikan candaannya melalui gelengan kepalanya namun Hawa menghiraukannya dan malah semakin semangat menggoda Asa.
Asa yang makin kesal pun menarik paksa tangan Hawa lalu menggigitnya agak keras setelahnya lari menuju kamarnya dengan cepatnya tanpa bisa terkejar oleh Hawa yang kini berteriak kesal seraya menggedor-gedor pintu kamar Asa.
"Awas ya, Sa. Besok mbak bales sampe kulit kamu lepas. MBAK SERIUS POKOKNYA," Hawa sedikit menaikan oktafnya di akhir kalimatnya.
Asa tertawa ngakak di dalam kamarnya, sambil merebahkan tubuhnya di ranjang dia pun berteriak. "Gampang, tinggal bilang ibu. Ikan kalo nggak dikasih umpan juga nggak bakal kepancing, mbakyuku sayang."
"Alah dari dulu juga itu mulu tamengmu. Pake segala bawa ikan. Dasar adek durhaka,"
"Bodo amat,"
Hawa berkacak pinggang sambil meremas tangannya membayangkan bahawa Asalah yang berada pada remasan tangannya.
"Kamu nih dari tadi nyampe berantem terus ntar kalo jauh-jauhan pas telponan bilang kangen banget," Adam sudah berdiri di belakang Hawa sambil mengelus rambut kekasihnya dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adam & Hawa
ChickLit"Mas bisa masakin buat kamu, Wa. Tinggal temenin belanja aja. Nanti juga ayo aja." "Nggak boleh gitu. Aduh mas gimana sih, nanti kalau mbak Jov tahu aku sama mas pergi bareng cemburu lagi, marahan lagi. Aku kan ja...