Hai semuanyaaaaaaaaaah
Kembali lagi bersama admin abal-abal yang bercita-cita membuat readersku puas dengan karyaku muehehehe
Okay
Mas Adam dan mbak Hawa mau nyapa kalian ini hehe
VOTE dulu ya baru reading eak
*
*
Karena merasa khawatir pada Adam, pada akhirnya Hawa menyarankan agar kekasihnya itu membersihkan diri dulu sedangkan dia membuat bubur ayam dan segelas teh hangat untuk mereka berdua.
Setelah Hawa selelasi menata sarapan di meja makan, bersamaan dengan itu Adam keluar dari kamar dengan wajah segarnya, berjalan santai ke arahnya lalu menghadiahinya kecupan hangat di keningnya sebelum duduk di kursi. "Makasih sayang."
"Sama-sama mas," balas Hawa dengan wajah tersipu malunya mulai ikut duduk di kursinya dan memakan sarapannya dalam diam.
"Dari tadi kok aku nggak lihat Mega? Kemana dia?" tanya Adam, heran karena sejauh dia mengenal Mega, perempuan itu dikatakan cukup rajin bangun pagi demi membuat sarapan bersaman Hawa. Tapi sampai sekarang Mega nggak kelihatan batang hidungnya.
Hawa meringis pelan mengingat Mega yang semalam diantar Awan jam 2 pagi karena keduanya nekat pergi kencan ke Solo. Gila kan?
"Masih molor mas, soalnya semalem tidurnya larut banget. Lagian juga weekend, ya biarin aja,"
Adam mengangguk-anggukan kepalanya, "Kita ngobrol di rumahku aja nggak apa-apa kan? Tadi mama WhatsApp pengen ngasih oleh-oleh ke kamu."
"Eh kok jadi ngerepotin gini?"
Adam terkekeh melihat gadisnya salah tingkah. "Nggak ngerepotin kalo buat calon mantu," godanya seraya mengedipkan sebelah matanya lengkap dengan senyum miringnya.
Hawa menundukan kepalanya dalam-dalam. Kurang asem, Adam benar-benar membuat wajahnya panas karena malu dan jantungnya berdesir kencang karena merasa senang.
*
"Kok sepi mas? Kamu bohong ya?" protes Hawa, karena saat keduanya memasuki rumah Adam keadaan rumah lelaki itu sepi, adara dan Mandalika pun tak terlihat, hanya ada mbak sama tukang kebun juga security.
Adam membuka ruang kerjanya lalu menoleh pada Hawa yang tengah menanti jawabannya. "Papa baru jemput mama, soalnya mama bareng sekalian sama Odel, pulkam bocahe mumpung ini liburan semester yang," jawabnya lalu menggandeng Hawa agar memasuki ruangan kerjanya. "Jadi yuk kita rundingan meja persegi?"
Hawa terkekeh geli mendengar candaan yang sama sekali nggak lucu, yang bikin lucu itu wajahnya yang di buat banyol tapi malah terlihat aneh. "Jangan gitu lagi ah mas, jelek amat."
"Nggak apa-apa jelek, kan bentar lagi juga udah mau laku," Adam lagi-lagi menggodanya, bahkan lelaki yang kini duduk di sebelahnya mulai melingkarkan tangannya memutari punggungnya. "Bentar dulu ya, mas masih kangen," bisiknya saat menemukan posisi enaknya, dengan menyembunyikan wajahnya di perpotongan leher Hawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adam & Hawa
ChickLit"Mas bisa masakin buat kamu, Wa. Tinggal temenin belanja aja. Nanti juga ayo aja." "Nggak boleh gitu. Aduh mas gimana sih, nanti kalau mbak Jov tahu aku sama mas pergi bareng cemburu lagi, marahan lagi. Aku kan ja...