Seventeen

309 51 10
                                    

Selamat malam teman-temanku  hehe

Apa kabar kalian?

Ku harap kalian sehat-sehat terus ya, amin

Ok, adakah yang kangen dengan mas Adam dan mbak Hawa?

Cungkan jari buat yang kangen!!!!!!!!

Hehe

Sebelum membaca, budidayakan Vote dulu ya hehe

Monggo

*

*

Adam menggandeng tangan Hawa, membawa kekasihnya untuk duduk di taman depan setelah sebelumnya undur diri terlebih dahulu setelah menonton TV bersama dengan yang lainnya, sedangkan yang lainnya memilih istirahat dan Asa yang masih harus mengerjakan tugas kuliahnya.

Dirasanya sehabis pulang jalan-jalan tingkah Hawa agak berbeda, gadisnya menjadi sedikit berbicara. Nggak-nggak, cerewetnya masih, tapi nggak secerewet biasanya.

Ditatapnya Hawa yang hanya memberinya senyuman yang bahkan tidak sampai menyentuh matanya, bahkan kini gadisnya itu mengalihkan pandangannya. Adam menghembuskan nafasnya perlahan lalu meraih tangan kanan Hawa untuk digenggamnya. "Kamu kenapa, hm?"

Hawa menatapnya cukup lama lalu menggelengkan kepalanya sambil tersenyum yang lagi-lagi terlihat terpaksa membuat Adam tak suka melihatnya.

"Yakin? Mas ada buat salah ya?"

Dilihatnya Hawa seperti tengah ragu untuk berbicara, sesekali Hawa membuka bibirnya lalu menutupnya kembali dan berakhir menggelengkan kepalanya dengan senyum anehnya.

"Apa sih? Kamu ada yang mau ditanyain sama mas?" Adam bertanya lembut sembari tangannya memberi usapan pada rambut Hawa.

Hawa beneran bingung harus bertanya bagaimana agar Adam bercerita mengenai chat dari Jovanka. Wajar nggak sih kalau cewek curiga sama cowoknya yang kedapatan chat dari mantan pacarnya. Apa lagi tadi Adam disuruh menghubungi mantan kekasihnya itu, apa Adam sudah menghubunginya? Apa yang mereka bahas?

"Mas beneran nggak ada yang mau diceritain?"

Adam balas menatap Hawa tepat di bola mata gadisnya. Hawa menanti jawaban Adam dengan gugup. Dirinya mulai was-was apakah Adam akan jujur kepadanya atau malah menyembunyikannya.

Bahu Hawa menurun, wajahnya terlihat kecewa mendapati gelengan kepala dar Adam, belom sempat Adam berkata dirinya pun langsung memilih beranjak dari duduknya, genggaman tangan Adam pun sengaja dia lepas dengan paksa.

"Ok, aku kira ada yang menarik hari ini, hoaam," Hawa sengaja menguap berpura-pura agar telihat mengantuk, "Aku masuk duluan ya mas, udah ngantuk," sekali lagi tanpa mengacuhkan jawaban dari Adam, Hawa langsung meninggalkan kekasihnya itu dengan langkah yang sedikit terburu-buru.

*

Hawa melangkah ke dapur, hendak mengambil minuman dingin di kulkas. Mungkin dengan air dingin bisa membuat rasa panas di kepalanya menjadi dingin lagi.

Saat hendak tengah menuangkan air dingin ke dalam gelasnya, Adam muncul dari ruang keluarga, mendekat pada Hawa dengan langkah cepatnya kemudian menarik Hawa ke dalam pelukannya.

"Kamu marah," bukan, itu bukan pertanyaan tapi pernyataan yang terlontar dari bibir Adam.

Hawa mencoba melepaskan pelukannya namun Adam tak berniat melepaskan kekasihnya malah dia semakin mengeratkan dekapannya dan menumpukan kepalanya pada kepala Hawa yang kemudian sesekali diberikan kecupan pada puncak kepala kekasihnya ini.

Adam & HawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang