Haaiiiiiiiiiiiiiiiiiii
Hihihi maaf ya baru update
Semoga kangen kalian terobatiiiii
Sebelum membaca jangan lupa VOTE dulu ya hehe😁😉
*
*
Semalaman Hawa dibuat galau gara-gara pesan juga telpon dari Jovanka. Walau pun dikompres matanya pun masih terlihat bengkak di pagi harinya, membuatnya pagi-pagi sekali mengendap untuk mengambil es batu dan kembali mengompres matanya dan berbuah hasil dengan bengkaknya yang sedikit mengempes.
Nasihat Asa semalam sedikit membuatnya merasa tenang, walau pun hatinya tetap was-was.
"Astaga Hawa, nggak boleh suudzon. Ok-ok tenang dulu, nanti kalo udah sampai di Jogja baru ditanyain,"
Hawa menghembuskan nafasnya dengan gusar sambil merias wajahnya dengan bedak juga lipstik. Nanti jam 9 dia, Adam, Awan juga Mega akan kembali ke Jogja. Mega pun kini tengah mandi sedangkan koper mereka sudah disiapkan di ruang keluarga.
"Atau gue nanya sama mas Awan?" sedetik kemudian Hawa menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Jangan-jangan, ini bukan masalah besar, semoga," menghela nafas kasar, Hawa pun berdiri dari kursi meja rias lalu kembali merebahkan tubuhnya di kasur.
Bersamaan dengan itu pintu kamar mandi terbuka. Siapa lagi kalau bukan Mega yang kini berjalan kemeja rias sambil menggosok rambutnya yang masih basah.
"Wa,"
"Ya mbak?"
"Lo semalem nangis ya?"
Hawa yang awalnya menutup matanya pun langsung membuka lebar matanya dan melihat Mega yang kini tengah menatapnya sambil menyalakan hair dryer. "Hehe kelihatan banget ya mbak?"
Mega mendekati Hawa setelah selesai dengan hair dryernya dan beralih menggunakan hand body. "Kenapa? Mau cerita dulu."
Karena belom dalam mood yang baik, Hawa lebih memilih menggelengkan kepalanya sambil tersenyum berusaha meminta pengertian dari Mega. "Nggak sekarang ya mbak? Nanti kalau udah di Jogja aja ya?"
Mega mengangguk paham, dia memberikan pelukan erat beberapa menit lalu melepasnya kembali berganti dengan merangkum wajah Hawa. "Lo udah gue anggap kayak adek sendiri. Jangan sedih lama-lama, gue juga ikut sedih lihatnya."
"iya mbak, makasih pengertiannya ya. Sayang mbak," balas Hawa sambil kembali memeluk Mega, dia terharu.
Mega tersenyum seraya mengusap surai rambut Hawa. "Sama-sama, Wa."
*
"Yang nyetir siapa mbak?" tanya Asa saat dirinya membantu membawa oleh-oleh yang di beli Hawa dan lainnya ke dalam mobil Adam.
Hawa mengendikan bahunya acuh tak acuh, dia kesal karena sedari tadi Adam belum mengajaknya berbicara setelah kejadian di dapur semalam. "Nggak tahu, mas Adam lagi kali."
Awan menerima koper pemberian Hawa. Hawa yakin lelaki itu pasti tahu masalahnya apa lagi kini Awan mengusap puncak kepalanya lalu menepuk pundaknya pelan. "Gue kan udah bilang nggak boleh cengeng lagi," bisik Awan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adam & Hawa
Chick-Lit"Mas bisa masakin buat kamu, Wa. Tinggal temenin belanja aja. Nanti juga ayo aja." "Nggak boleh gitu. Aduh mas gimana sih, nanti kalau mbak Jov tahu aku sama mas pergi bareng cemburu lagi, marahan lagi. Aku kan ja...