Harry Potter and the Secret Treasures [END]

441-445

Bab 441: Mereka Semua Marah Harry Potter dan Harta Karun Rahasia

Instal Aplikasi Wuxiaworld (Android)

Dengarkan buku dan baca offline

PERGILAH

matikan pelindung matacahaya    

Jenis huruf: Besar Sedang Kecil

Indeks Sebelumnya BerikutnyaTambah Bookmark

Dapur kecil itu berantakan, dan semua orang bersemangat membicarakan Dudley menjadi babi. Fred dan George menertawakan dan memperkenalkan alat peraga lelucon terbaru mereka, yang dikembangkan musim panas ini. 

Mereka membuat banyak permen deformasi, yang bisa mengubah pemakan menjadi hewan seperti babi, kelinci, dan anjing. 

Mungkin karena kurangnya sihir dalam manisan, itu hanya bisa mengubah bagian tubuh konsumen. 

Itu tidak bisa menyebabkan perubahan total, tetapi ini membuat permen iseng metamorfik ini lebih menarik. 

Harry dan Ron menganggap hal-hal ini hebat, dan Charlie serta Bill juga sangat tertarik. 

Hanya Hermione yang tampak tidak bahagia. Dia pikir produk Fred dan George berbahaya. 

Dia tidak mendengarkan penjelasan Evan, dan dia jelas marah.

Hermione marah karena Evan tahu tentang lelucon Fred dan George, tetapi tidak menghentikan Dudley makan manis. 

Bahkan, dia tidak berbicara dengan Evan lagi. Dia hanya menyipit, bulu matanya yang panjang berkedut sedikit, menatap Evan tanpa sepatah kata pun. 

Evan merasa bersalah dan tidak memandangnya. Hermione sekarang sama seriusnya dengan Profesor McGonagall. 

Tepat ketika Evan memikirkan cara untuk menyenangkan Hermione, ada suara letusan pelan di udara. 

Kemudian, Mr Weasley muncul dari udara tipis di bahu George. 

Dia tampak marah juga. Wajahnya, yang selalu tersenyum, sekarang dipenuhi amarah. 

"Ini tidak lucu!" gumamnya. "Fred, George, apa yang kau berikan pada bocah Muggle itu?"

"Kami tidak memberinya apa pun." Kata Fred dengan seringai jahat di wajahnya. “Kami baru saja naik ke atas untuk membawa koper Harry, dan tanpa sengaja menjatuhkannya ke tanah, siapa yang menyuruhnya mengambilnya dan memakannya sendiri? Itu bukan kesalahan kita. "