DESTINED IMAM 09

52 6 0
                                    

Happy reading..


Setelah beberapa menit menempuh perjalanan, akhirnya mereka sampai di rumah Arkan.

Mereka pun segera masuk ke dalam rumah berlantai dua yang cukup mewah itu.

"Assalamualaikum" salam Arkan dan Luna serempak.

"Waalaikum salam" jawab Kusuma- mama Arkan.

Arkan dan Luna pun mencium tangan Kusuma.

"Ini pasti Luna kan? Menantu mama?" Tanya Kusuma tersenyum melihat Luna.

"Iya mah. Ini luna, istri Arkan"

"Kamu cantik sekali nak" puji kusuma yang membuat Luna tersenyum malu.

"Terimakasih tante" ucap Luna tersenyum ramah.

"Jangan panggil tante dong. Panggil mama seperti arkan ya"

"I..iya..tan..eh mama" ucap Luna canggung.

"Oh ya, masuk yuk. Di dalam sudah ada Naila dan Radit" ucap Kusuma. Sontak raut wajah Arkan dan Luna berubah seketika.

"Kenapa kalian diam saja? Ayo" ucap Kusuma.

Mereka pun masuk mengikuti Kusuma yang masuk lebih dulu.

Di dalam rumah, ternyata sudah ada Naila dan Radit yang untuk sementara waktu tinggal di sini. Yang berarti akan tinggal dengan Luna. Entah bagaimana perasaan gadis itu nantinya.

"Kenapa kalian disini?" Ucap Arkan dingin kepada adik dan adik iparnya.

"Sementara mereka tinggal di sini. Kamu tau kan keadaan mereka menikah?" Jawab Kusuma.

"Naila telah telah mengecewakan kita mah. Kenapa mamah masih baik kepada anak itu" ucap Arkan.

"Itu semua sudah terjadi nak. Mungkin ini sudah takdir" ucap Kusuma.

"Maafin naila kak" ucap Naila menangis.

"Iya nak maafin adek kamu" ucap Kusuma.

"Iya pak, ini salah saya. Kasihan Naila" ucap Radit.

"DIAM KAMU!" bentak Arkan kesal.

"Mas, sudahlah. Sabar. Sebaiknya mas menahan emosi mas" ucap Luna menenangkan suaminya.

"Terserah kalian" ucap Arkan singkat dan berlalu begitu saja.

"Luna, sebaiknya kamu ke atas susul sumimu ya" ucap Kusuma.

"Mbok jum!" panggil kusuma. Akhirnya yang di panggil pun datang.

"Iya nyah, ada apa?" Tanya mbok jum.

"Tolong antarkan Luna ke kamar Arkan" ucap Kusuma.

"Kamar den Arkan nyonya?" Tanya Mbok jum bingung. Ia masih belum tahu pernikahan Arkan.

"Ini luna mbok, istri Arkan" jelas Kusuma.

"Den Arkan sudah menikah? Kok mbok ndak tau" ucap mbok jum.

"Iya mbok, saya juga baru tahu. Luna kamu di antar mbok jum ya" ucap Kusuma.

"Iya ma" ucap Luna.

"Ayo non. Mbok antar" ucap mbok jum.

Akhirnya, Luna pun pergi ke kamar Arkan di antar oleh mbok Jum.

"Ini kamar den Arkan non. Kalau ada apa-apa jangan sungkan panggil mbok ya" ucap mbok Jum tersenyum kepada Luna.

"Iya mbok...?"

"Mbok jum non"

"Iya mbok jum. Luna masuk dulu ya" ucap luna.

"Iyo non silahkan. Mbok ke bawah dulu" ucap mbok Jum meninggalkan Luna yang masih berdiri di depan pintu kamar Arkan.

Akhirnya Luna pun masuk ke dalam kamar Arkan. Ia pun berjalan memandangi setiap sudut kamar Arkan.

Rapi, itulah kesan pertama Luna saat masuk ke dalam kamar Arkan.

Tapi, ia tak melihat di mana suaminya itu. Ia pun memilih merebahkan diri di kasur king size milik Arkan.

Tak berapa lama, pintu kamar mandi yang ada di dalam kamar di buka dari dalam. Menampilkan sosok arkan yang hanya memakai handuk dan bertelanjang dada.

Luna yang sudah duduk saat mendengar pintu di buka pun kaget dan menutup matanya.

"Astagfirullahaladzim" ucap Luna masih menutup mata dengan kedua tanganya.

Arkan yang melihat reaksi istrinya itu pun terkekeh dan segera memakai baju dan celana.

"Udah, saya sudah memakai baju dan celana kok" ucap Arkan menghampiri Istrinya itu. Luna pun mebuka matanya.

"Maaf ya mas. Luna main masuk aja ke kamar mas Arkan" ucap luna canggung.

Sontak Arkan tertawa, mendengar penuturan luna.

"Kenapa mas tertawa?" Tanya Luna heran.

"Luna luna, kamu itu lucu sekali"

"Apanya yang lucu mas?"

" lagian ini juga kamar kamu lun. Kamu istriku. Jadi semua milik saya milik kamu juga. Kamu juga tak perlu histeris melihat saya seperti tadi. Kamu berhak melihatnya" ucap Arkan yang membuat Luna tertunduk malu.

"Ya sudah, sekarang bersihkan dirimu, saya mau ke bawah dulu" ucap Arkan tersenyum dan berlalu dari kamar.

*********

Kini, keluarga Hadi sedang makan malam bersama. Hal ini sangat berat bagi Luna. Karena di sana juga ada Radit, mantan tunangan yang juga orang yang masih ia cintai. Ia harus berpura-pura bersikap biasa saja di depan mama mertuanya.

Luna pun hanya memainkan makanan di piringnya.

"Loh luna, kenapa nggak makan? Apa makanannya tidak enak?" Tanya Kusuma.

"Eh tidak kok mah. Makananya sangat enak. Ini luna makan" ucap Luna canggung.

Akhirnya, mereka semua makan dalam diam. Setelah itu Luna membantu mbok jum membereskan ruang makan dan mencuci piring. Mbok jum sudah melarang Luna, tapi Luna besikeras untuk membantu. Hal ini membuat semua orang kagum, termasuk mbok jum sendiri. Ia bersyukur, bahwa Luna lah yang menjadi menantu keluarga majikannya.

Setelah selesai, Luna pun segera pergi ke kamar. Sesampainya di kamar, Luna melihat Arkan yang sedang serius berkutat di depan laptop. Mungkin pekerjaannya menumpuk karena kejadian kemarin.

Ia pun segera keluar kembali dan pergi ke dapur untuk membuatkan suaminya secangkir kopi.

Setelah selesai, ia pun kembali ke kamar dan menaruh secangkir kopi tersebut di depan suaminya.

"Ini Luna buatin mas kopi" ucap Luna.

"Iya, makasih sayang" ucap Arkan tersenyum tetapi tetap fokus di depan laptop.

Sayang? Satu kata itu membuat jantung Luna tak karuan. Ada apa dengan dirinya. Akhirnya Luna pun memutuskan mengambil novel dalam tas nya dan mulai membacanya di atas tempat tidur.

Tapi ia tak dapat fokus membaca novel karena perkataan suaminya tadi. Tapi ia berusa tidak memikirkan hal tersebut.

Ia seolah sangat suka mendengar panggilan itu. Entah mengapa ia tak tahu. Apakah ini cinta? Secepat itu? Rasanya tidak mungkin.

______________________________________

Hai..

Terimakasih telah membaca....

Maaf masih banyak ke ke kurangan.

Jangan lupa vote cerita ini ya dan tunggu update an author selanjutnya.

Terimakasih...


DESTINED IMAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang