DESTINED IMAM 10

70 8 0
                                    

Ini adalah hari ke dua Luna tinggal di rumah suaminya. Dan mereka masih tidur terpisah. Luna di ranjang dan Arkan di sofa. Sebenarnya Luna merasa kasihan kepada suaminya karena harus tidur di sofa karena dirinya. Padahal, ini adalah kamar Arkan.

Untung saja, Arkan mengerti keadaan Luna. Dan tentang Radit, Luna jarang bahkan tidak pernah berbicara dengannya. Walaupun mereka tinggal dalam satu atap, hati Luna masih sakit untuk sekedar menyapa Radit.

Dulu, harapan satu atap ia bangun dengan Radit. Hal tersebut memang terwujud. Tapi dengan keadaan yang berbeda.

Hari ini, Luna mulai kembali ke kampus. Ia sudah siap dengan pakaian casualnya untuk pergi ke kampus. Ke kampus bertemu sahabat-sahabatnya mungkin bisa membuatnya lebih baik.

Kini, keluarga Hadi termasuk Luna sedang menyantap sarapan di ruang makan. Arkan juga sudah bersiap pergi ke kantor dengan setelan jas yang sudah di siapkan Luna.

Setelah selesai sarapan, Luna pun segera pamit kepada semua orang.

"Emm, Luna ke kampus dulu ya. Sudah telat soalnya" ucap Luna.

"Kamu bareng sama Arkan kan?" Tanya Kusuma kepada menantunya.

"Emm. Luna berangkat sendiri saja ma" ucap Luna.

"Saya anterin" ucap Arkan datar seperti biasa.

"Nggak usah mas, arah kampus Luna dan kantor mas Arkan kan beda. Nanti malah ngerepotin mas lagi" ucap Luna.

"Ya ampun Luna. Saya akan nganterin kamu. Ayo!" Ucap Arkan menggandeng Luna. Tapi sebelum itu, tak lupa mereka mencium tangan Kusuma dan mengucapkan salam.

Kini, mereka sudah berada di dalam mobil Arkan. Hanya ada keheningan di sana. Tak ada yang mulai pembicaraan terlebih dahulu. Luna sedang menatap ke arah luar jendela. Sedangkan Arkan tengah fokus menyetir.

Beberapa menit kemudian, mobil Arkan telah sampai ke depan gerbang kampus Luna. Luna pun segera membuka pintu untuk keluar. Tapi tiba- tiba, tanganya di tarik oleh Arkan. Sehingga ia masuk kembali ke dalam mobil.

"Ada apa mas?" Tanya Luna mengernyitkan dahi.

"Kamu lupa?" Tanya arkan menyodorkan tangannya.

"Eh iya mas. Maaf lupa hehe" ucap Luna. Luna pun segera mencium punggung tangan suaminya. Setelah itu, Arkan mencium kening istrinya. Hal tersebut membuat jantung Luna kembali tak karuan.

Akhirnya, Luna pun memutuskan untuk segera keluar.

"Jam berapa kamu pulang?" Tanya Arkan.

"Jam 3 mas. Kenapa?" Jawab Luna.

"Nanti saya jemput"

"nggak usah mas. Biar Luna naik Taksi online aja"

"nanti saya jemput!" Ucap Arkan tak mau di bantah.

"Terserah mas saja" ucap Luna memutar bola mata jengah.

Akhirnya, mobil Arkan meninggalkan pekarangan kampus Luna. Luna pun segera masuk ke dalam.

Ia bisa bernapas lega saat rere mengabari bahwa kelas pak Dimas kosong. Ia bersyukur karena tak jadi telat. Sehingga ia memutuskan untuk ke kantin menemui sahabat- sahabatnya.

Saat ia sampai di kantin, ia melihat hanya ada rere  di sana. Mungkin karena sahabat- sahabatnya yang lain sedang ada kelas. Ia pun segera menemui sahabatnya itu.

"Assalamualaikum re" salam Luna.

"Waalaikumsalam, luna.." jawab Rere lalu menghambur memeluk Luna.

"Kamu kenapa Re..?" Tanya Luna heran karena tiba- tiba Rere memeluknya.

"Nggak papa. Gue kangen sama lo. Gue khawatir sama lo lun" ucap Rere melepas pelukanya.

"Aku gak kenapa napa re. Lagian khawatir kenapa sih?" Tanya Luna.

"Gue tau lun, sekarang hati lo lagi hancur. Seharusnya pernikahan lo dan pak Arkan itu tidak terjadi. gue kaget soal kak Radit juga" ucap Rere memandang ke arah Luna yang kini sudah duduk di depanya.

"Re, aku mohon jangan bahas ini lagi ya. Mungkin ini semua sudah takdir re. Kita sebagai manusia tidak bisa apa- apa melawan takdir" ucap Luna.

"Iya Lun, semoga lo selalu bahagia" ucap Rere.

"Makasih ya re..." ucap Luna.

**********

Pukul 15.00, Luna baru saja keluar dari kelas terakhirnya. Ia merasa lelah hari ini. Ia kini berjalan ke luar gerbang dengan Rere.

Tiba-tiba ia melihat sebuah mobil mewah yang ia kenal sudah terparkir tak jauh darinya. Ia yakin itu adalah mobi Arkan suaminya, ternyata Arkan memang akan menjemput Luna.

"Eh maaf ya re, kita tidak jadi pulang bareng. Soalnya mas Arkan sudah jemput" ucap Luna.

"Cieee..yang di jemput suami..ekhm..ekhm..panggilnya pake mas lagi" goda Rera.

"Apaan sih re, udah ya. Mas Arkan udah nungguin" ucap Luna.

"Ya udah sono. Temuin mamas lo" ucap Rere terkekeh.

"Assalamualaikum" salam Luna mulai meninggalkan Rere.

"Waalaikum salam" jawab Rere.

Kini, luna sudah menghampiri mobil suaminya itu.

"Assalamualaikum mas" salam Luna dan segera mencium punggung tangan suaminya itu.

" waalaikum salam, ya udah masuk. Ini sudah sore soalnya" jawab Arkan.

Setelah mereka masuk, Arkan segera melajukan mobilnya meninggal kan area kampus.

TERIMAKASIH TELAH MEMBACA :)

JANGAN LUPA VOTE, FOLLOW DAN TUNGGU UPDATE AN SELANJUTNYA YA...

SEE YOU:)

DESTINED IMAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang