Suasana baru..ketika Hilya bisa menginap di pondok pesantren, baru beberapa hari dia masuk dipondok tapi rasa penasaran akan kehidupan didalamnya begitu besar, Hilya ingin tau ini ingin tau itu dan semua yang berkaitan dengan pondok pesantren.
Malam itu ba'da isya' tepatnya...semua santri ada kegiatan ngaji kitab malam di asrama putra, karena bangunan pondok yang tidak terlalu besar dan santri yang masih sedikit, jadi semua santri memanfaatkan ruangan seadanya."Setiap hari kita ngaji kitab nya disini ya mbak ?" Tanya Hilya
"Nggak setiap hari kok, seminggu 2 kali" jawab mbak aida
"Oh..syukur deh kalo gitu.."
Kitab fiqih...yang begitu melekat kental pada kehidupan sehari-hari, Subhanallah...kitab nya sederhana, isinya pun menerangkan hal kecil yang biasa, namun begitu penting dan berharga.
Ketika guru/ustadz keluar, semua santri langsung berhamburan keluar tak terkecuali santri putra juga. Yang seharusnya keluar dulu biasanya santri putri tapi sudah menjadi tradisi jika santri putra keluar untuk melihat mbak-mbak, karena hal itulah santri putri menjadi berdesakan karena malu dilihat oleh santri putra.Berantakan...sandal yang tertata rapi menjadi awut-awutan karena berdesakan.
"Mbak tungguin Hilya mbak..." Hilya berkata sambil menarik tangannya Mbak Aida.
"Ayo Hil..."
Mbak Aida pun meninggalkan Hilya
"Mbak...tungguin mbak, sandal ku nggak ada" rengek Hilya ke Mbak Fifah sambil menarik tangannya.
"Cepet Hil...keburu malu" ucap Mbak Fifah.
Nihil...entah kemana sandal itu terbangnya, Hilya tidak dapat melihat tanda-tanda sandal itu didepannya.
"Sudahlah...toh juga cuma sandal, kalaupun aku cari sampai ketemu ujung-ujungnya bakalan malu karena sudah ditinggal mbak-mbak" batin Hilya menyerah
Dari arah kang santri berkata
"Sandalnya mbak-mbak ada yang ketinggalan itu...ada yang nggak pake sandal""Mana kang ? Nggak ada tuh ?"
"Itu sandal siapa dibawah motornya kang Irsyad ?"
"Wah...iya bener tu"
"Mbak...sandalnya ketinggalan itu"
Mereka yang dari tadi teriak-teriak adalah kang Ahmad, kang Zakky, kang Nasrul dan ada juga kang Irsyad."Yang ini to kang sandalnya ?" Tanya kang Irsyad kepada kang-kang sambil memegang sandal Hilya.
"Iya kang...pasti sedih itu mbak baru udah kehilangan sandal aja, hehehe..."
"Ya udah...tak anterin ke asrama putri aja lah, kan nggak mungkin kalo balik ngambil kesini" jawab kang Irsyad.
"Sendiri kang ?" Tanya kang Ahmad
"Iya lah...nanti balik kok kang...tenang aja, nggak mungkin diumpetin mbak santri aku nya" canda kang Irsyad.
"Yeee...kalau diumpetin sekali pun kita mah bodo amat".
Kang Irsyad pergi dengan muka meledek teman-temannya. Tidak berselang lama dia sampai di samping asrama putri, dia menengok kanan kiri takutnya kalau ada keluarga ndalem yang melihatnya.
Kemudian didapati ada perempuan cantik sedang sendiri menyenderkan kepala nya dipagar musholla sambil membaca Al-Qur'an mengarah ke selatan. Dalam hati Kang Irsyad berkata "Subhanallah...sungguh indahnya ciptaanmu"
Kang Irsyad berjalan menuju perempuan itu...dan dia adalah Hilya."Mbak...mbak...!"
"Dalem...ada apa kang ?"
Saat itu Hilya bingung, apa yang harus ia lakukan jika ada kang santri datang ke asrama putri."Mau anterin sandal yang tadi ketinggalan di tempatnya kang-kang mbak..." Ucap kang Irsyad
"Oh...iya kang makasih ya sudah di antar" jawab Hilya dengan gemeteran.
"Iya mbak sama-sama"
Hanya hal sepele...tapi Hilya bahagia akan hal itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Cinta Santri Itu Indah(END)
Short StoryAzizah Hilyatun Nisa, perempuan yang akrab disapa Hilya. Mengisahkan tentang kehidupannya sebagai Mbak santri kalong yang mencintai Kang santri mukim yang bernama Muhammad Irsyad yang kemudian cinta itu bertepuk sebelah tangan💔 hingga pada akhirnya...