{Part 6}

131 15 0
                                    

Dari awal kedekatan Hilya dengan kang Irsyad sudah banyak teman-teman Hilya yang tidak suka dan iri. Berbagai cara dilakukan agar hubungan mereka menjadi renggang, padahal Hilya dan kang Irsyad hanya sebatas teman biasa, ya memang mereka sama-sama memiliki rasa tapi tak mampu saling mengungkapkan.

"Ya Allah Hilya...Hilya...bisa-bisanya ya kamu itu suka & deket banget sama kang Irsyad, padahal orangnya kan gitu..." Amanda menegur Hilya.

"Hehehe...biasa aja kok, kita kan temenan, lagian aku juga nggak deket-deket banget sama kang Irsyad"

"Tapi kamu suka kan ? Apa sih yang kamu suka dari dia ?"

"Aku sama kang Irsyad itu temenan, aku juga nggak ada perasaan lebih sama dia, lagian aku juga sadar kok nda kalo kang Irsyad itu idola santri putri disini, sedangkan aku apa ?" Jelas Hilya

"Ya bukannya gitu sih...tapi kamu biasa aja, aku cuma pengin kamu tau"

"Amanda udah ya...udah mau waktu sholat, nggak penting juga bahas ini terus".

   Hilya pergi dengan wajah yang kesal karena sifat Amanda memang seperti itu, selalu ingin tau dan ikut campur urusan orang, karena dia memang sejak awal sudah suka sama kang Irsyad.

"Bruuukkk"

"Astaghfirullah...maaf fi'ah aku nggak sengaja, sakit ya ? Mana yang sakit ?"

"Hilya kalo jalan mbok yo o lihat-lihat, ini orang segini gedhenya kok masih ditabrak to ?" Jawab fi'ah, teman sebaya Hilya.

"Ma'af fi...aku nggak sengaja tadi, bener deh aku nggak liat"

"Kamu kenapa sih ? Kebelet terus nggak kebagian antrian ya ? Kesel gitu abisnya"

"Nggak papa sih...cuma lagi nggak mood aja"

"Nggak mood sih nggak mood tapi jangan bikin orang hampir ngejlungup"

"Hahaha...iya maaf"

   Setelah itu masih ada kegiatan ngaji kitab malam, kebetulan gurunya abah pengurus pondok dan beliau tidak bisa hadir karena ada urusan mendadak. Semua santri sibuk sendiri-sendiri, ada yang mengaji, ada yang ngobrol, ada yang nyanyi-nyanyi & bahkan curhat masalah pribadi.
Terlihat Amanda sedang menulis sesuatu, Hilya memerhatikannya dari jauh dan tak lama kemudian kertas itu dilipat dan dilemparkannya ke tempat santri putra.

"Ehhh...apa ini ? Wah kang irsyad dapet surat cinta ni yee ?"
Terdengar santri putra ribut-ribut

"Udah deh kang nggak usah lama-lama cepetan buka aja"

"Bentar-bentar, ini ada tulisan NGGAK HALAL DIBACA SELAIN KANG IRSYAD, berarti kalian nggak boleh baca" Kang Irsyad mencoba menahan teman-temannya.

"Helleh...paling-paling juga mbak-mbak lagi iseng" ucap yang lain.

"Ini aku buka kalo kalian semua udah tidur nanti"

"Terserah ah...ntar juga kita nggak akan tidur"

"Terserah...aku juga nggak bakalan buka nanti"

  Setelah percakapan kang Irsyad yang terakhir semua diam karena Abah yai datang untuk memulai ngaji kitab. Namun, sejak Hilya melihat Amanda menulis surat yang kemudian dilempar ke kang Irsyad, dia menjadi tidak fokus
"Kira-kira surat apa ya yang dilempar Amanda ke kang Irsyad ? Tadi kayaknya dia tolah-toleh ke arahku deh, jadi penasaran. Terus kenapa harus kang Irsyad ?" Begitu banyak pertanyaan yang terlintas dipikiran Hilya. Dia memang suka kepada kang Irsyad namun tidak banyak yang mengetahui hal itu selain Fi'ah dan Hajar. Hingga sesampainya di asrama putri pun Hilya masih seperti orang bingung.

"Hil...kamu kenapa sih dari tadi ?" Tanya Hajar sambil memegang jus ditangannya

"Eehh...nggak papa kok" jawab Hilya singkat.

"Nggak papa apanya ? Dari tadi ditanya kaya kabel belum disambung, kalo ada masalah itu cerita" jelas Fi'ah

"Iya nih...tadi aku liat Amanda nulis surat gitu, terus dilempar ke kang Irsyad, katanya itu buat kang Irsyad. Tadi aku denger jelas kang Irsyad bilang itu khusus buat dia"

"Eemmm...mungkin minta tolong buat benerin kompor kali ya ?"

"Nggak mungkin, soalnya tadi juga kaya celingak-celinguk ke arahku gitu."

"Emang kenapa Hil ? Kamu beneran suka sama kang Irsyad Hil ?" Tanya Hajar.

"Enggak kok...tapi aku takut aja, soalnya tadi sore aku abis debat sama Amanda, nanti tau-tau dia ngadu lagi" jawab Hilya.

"Ya kalo kamu nggak suka kamu nggak akan khawatir Hil sama semua kejadian yang bakal terjadi"

"Emang kenapa sih kalo aku suka sama kang Irsyad ? Emang salah ya ?"

"Sebenarnya nggak salah sih ? Tapi apa kamu nggak males sama orang-orang yang suka sama kang Irsyad ? Kamu bakalan digangguin terus pasti."

"Ya udahlah Hil...namanya juga cinta, kamu harus bertahan ya ? Semangat !" Ucap Hajar

"Ahaha...iya sih, makasih ya buat kalian" Hilya tersenyum lembut

"Iya...sama-sama"

Mereka teman dekat yang benar-benar cocok.
Tidak sadar dari kejauhan ada kang Hafidz sedang memerhatikan mereka bertiga dari atas lantai dua, kebetulan Hilya duduk di teras atas lantai dua juga. Hafidz merasa kasihan dengan Hilya, sepertinya Hilya memang begitu dalam mencintai kang Irsyad

"Mbak Hilya...andai kamu tau isi surat yang dikirim mbak Amanda ke kang Irsyad tadi, pasti mbak kecewa banget sama mbak Amanda, kok mbak Amanda tega ya sama teman sendiri." gumam Kang Hafidz.

Tiba-tiba terlintas bayangan tulisan surat yang telah dibacanya "Assalamu'alaikum kang Irsyad, emang bener ya sampean suka sama Hilya ? Bukannya aku mau ikut campur tapi, Hilya itu kurang baik buat sampean kang...banyak orang yang menilai dia seperti itu, memang kelihatannya 'alim tpi sebenernya ? Ya begitulah. Lagi pula, Hilya itu bukan santri mukim seperti kita, kalo kang Irsyad mau suka sama santri, santri mukim kan banyak ? Kita itu berbeda kang, Hilya itu pasti mudah terkena pengaruh orang luar. Karena saya peduli jadi saya ingetin kang...kalau mau deket sama perempuan kita harus liat-liat dulu sampek manteb. Ya udah kang...saya cuma mau ingetin sebelum terlambat.
Wassalamu'alaikum wr.wb"

"Huufffttt...ya sudahlah, ngapain aku ikut mikir ? Aku kan bukan siapa-siapanya mbak Hilya, aku ini memang bodoh" Hafidz mengeluh sambil berjalan turun untuk bergabung dengan kang santri yang lain.

Mungkin benar adanya jika aku mencintai dia...
Walaupun aku tau dia begitu istimewa...
Tapi rasanya aku tidak ingin menyerah dengan rasa...
Yang terus bergejolak membara...
Walau sang angin berusaha memadamkannya...
Lantas ? Pantaskah jika aku memiliki ?
Sedangkan aku adalah orang yang tak punya nyali ?
Tapi, hanya dengan nyali mungkin langkahku kapan saja bisa terhenti...
Aku percaya semua akan lebih baik jika kuserahkan pada sang ilahi

@gadis ma'had

Kisah Cinta Santri Itu Indah(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang